Pemahaman Alkitab (PA) Mei 2024 (I)
Masa Undhuh-undhuh
Bacaan: Bilangan 8 : 5 – 22
Tema Liturgis: Undhuh-undhuh sebagai Jalan Kemandirian
Tema PA: Persembahan Hidup bagi Tuhan
Pengantar
Pernahkah saudara bernazar? Misalnya saat akan menghadapi ujian akhir semester, seorang mahasiswa bernazar jika dia dapat lulus menjadi seorang sarjana, dia akan aktif terlibat dalam pelayanan di gereja. Atau seorang ibu yang sedang sakit keras, dia bernazar kepada Tuhan, sekiranya dia sembuh dari sakit penyakitnya, maka waktu hidupnya akan dia pergunakan untuk pelayanan di gereja. Karena itu, ada banyak kesaksian umat Tuhan yang aktif melayani Tuhan di gereja, karena mereka bernazar mempersembahkan hidup mereka untuk melayani Tuhan melalui gerejanya.
Nazar menurut KBBI adalah janji (pada diri sendiri) hendak berbuat sesuatu jika maksud tercapai. Jika dihubungkan dengan iman Kristen, nazar adalah janji seseorang yang memohon kepada Tuhan agar doa permohonannya dikabulkan. Maka saat Tuhan menjawab dan mengabulkan doa seseorang tersebut, ia harus menepati nazarnya kepada Tuhan. Salah satu bentuk memenuhi nazar kita kepada Tuhan adalah dengan melakukan ibadah syukur dan memberikan persembahan syukur kepada Tuhan. Kita bersyukur kepada Tuhan yang telah memperhatikan dan mendengarkan doa dan permohonan kita. Kita bersyukur karena Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur setiap waktu karena hidup kita senantiasa ada dalam kasih dan penyertaan Tuhan Allah.
Penjelasan Teks
Bilangan 8 ini menjelaskan tentang upacara penahbisan Lewi ke dalam jabatan pembantu imam di kemah suci. Harun yang ditunjuk Tuhan Allah sebagai Imam Bangsa Israel memiliki tugas rutin, yaitu memastikan lampu pada kandil yang terletak di ruang kudus tetap menyala dan menerangi bagian depan, yaitu meja roti sajian (Ay. 2-4; Kel. 40:22-25). Lampu yang menerangi meja roti sajian itu melambangkan terang kehidupan dari Allah yang terus menerus menyinari kedua belas suku Israel, yang dilambangkan dengan 12 roti sajian. Tugas ini mengingatkan Harun akan tanggung jawabnya untuk menjaga pelaksanaan ritual kemah suci berjalan dengan baik.
Berangkat dari betapa pentingnya menjaga kekudusan dan ketahiran kemah suci inilah, maka penahbisan Lewi menjadi hal yang penting. Suku Lewi dikhususkan oleh Tuhan Allah dari antara suku Israel lainnya. Mereka dipersiapkan untuk melayani di kemah suci sebagai pembantu imam. Kaum Lewi dipilih Allah sebagai pengganti dari setiap anak sulung suku-suku Israel (Ay. 16-19), yang menjadi milik Allah sepenuhnya. Sebagai suku yang dikhususkan untuk melayani Tuhan, suku Lewi harus menjalani tahapan ritual khusus. Mereka harus dipisahkan dari suku yang lain (Bil. 3:6,15) dan ditahbiskan. Upacara penahbisan tersebut dimulai dari suku Lewi yang dikuduskan dengan cara diperciki air penghapusan dosa (Ay. 5-7), mempersembahkan korban penghapusan dosa (Ay. 8), penumpangan tangan (Ay. 10), diadakan korban bakaran (Ay. 12) dan diakhiri dengan proses penyerahan diri kepada Allah, sebab mereka menjadi milik Allah (Ay. 14-15). Tuhan juga menetapkan masa kerja bagi mereka, yaitu sejak mereka berumur 25 tahun sampai 50 tahun (Ay. 23-25). Setelah itu mereka masih boleh membantu di Kemah Pertemuan (Ay. 26).
Relevansi
Kesaksian Bilangan 8:5 – 22 memberikan gambaran kepada kita bahwa Tuhan memilih dan menetapkan umat-Nya untuk menjadi pelayan-pelayan-Nya. Di GKJW setiap 3 tahun sekali diadakan dauran Penatua dan Diaken, dimana melalui dauran Penatua dan Diaken ini tugas pelayanan dan tanggung jawab gereja terus berlanjut dan berkesinambungan. Di sinilah sikap hati seseorang menjawab panggilan Tuhan diperlukan. Bagi seseorang yang terpanggil untuk melayani, maka ia akan menjawab panggilan Tuhan itu dengan kesediaan ikut melayani sebagai anggota Majelis Jemaat. Sikap hati yang rela melayani dan bersedia berkorban menjadi bentuk ucapan syukur dia atas segala kasih karunia dan berkat Tuhan yang telah ia terima dan rasakan.
Memang tidak mudah untuk dapat melayani Jemaat Tuhan dengan baik, sebab sebelum seseorang melakukan tugas pelayanan, ia harus melewati tahap-tahap tertentu seperti: pertobatan, hidup baru, dibaptis, menjadi anggota gereja, tidak dalam penggembalaan khusus. Ia harus memberikan diri sebelum melayani dan terus menjaga kekudusan hidup bagi Tuhan. Kesemua hal di atas dapat dilakukan jika motivasi pelayanan yang ia lakukan adalah benar-benar ingin mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan. Ia memberikan dirinya bagi kemuliaan Tuhan.
Pertanyaan Untuk Didiskusikan:
- Mengapa untuk menjadi seorang imam, seseorang dari suku Lewi harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Tuhan Allah, yaitu menjaga kekudusan diri?
- Sebutkan bentuk-bentuk persembahan hidup yang berkenan kepada Tuhan!
- Pada saat hari raya Persembahan (Undhuh-undhuh) bagaimanakah sikap hati yang benar dalam mempersembahkan syukur kita kepada Tuhan Allah? [AR].
Pemahaman Alkitab (PA) Mei 2024 (II)
Masa Undhuh-undhuh
Bacaan: Filipi 1 : 3 – 11
Tema Liturgis: Undhuh-undhuh sebagai Jalan Kemandirian
Tema PA: Doa Syukur yang Berkenan kepada Tuhan
Pengantar
Doa adalah nafas hidup orang beriman. Dengan berdoa, kita berkomunikasi dengan Tuhan. Melalui firman-Nya yang tertulis dalam Alkitab, Tuhan berbicara dan menyampaikan firman-Nya kepada kita. Dan kita berdoa, menyampaikan ungkapan syukur, pengakuan dosa, dan permohonan kepada Tuhan. Sebuah doa yang baik adalah doa yang diungkapkan dengan tulus dan penuh rasa syukur kepada Tuhan. Kita tidak hanya memohon berkat Tuhan saja atas hidup kita, tetapi hal utama kita menaikkan pujian dan syukur kita kepada Tuhan atas setiap berkat dan penyertaan-Nya dalam hidup kita.
Doa syukur adalah doa yang mengungkapkan perasaan sukacita dan syukur atas kehidupan dan penyertaan Tuhan di sepanjang hidup kita. Dengan bersyukur berarti kita menyadari dan merasakan akan kasih setia Tuhan dalam diri kita. Kita merasakan bahwa Tuhan senantiasa berkarya dan menopang di setiap langkah dan pergumulan hidup kita. Oleh karena itu, doa syukur menjadi doa yang harus selalu dipanjatkan kepada Tuhan.
Penjelasan Teks
Paulus memberikan contoh bagaimana sebuah doa yang tulus dapat kita panjatkan kepada Tuhan untuk saudara-saudara kita di dalam Kristus. Doa Paulus bagi Jemaat Filipi menjadi sebuah contoh yang relevan untuk mendoakan saudara-saudara kita dalam Kristus.
Pertama, Paulus mengucap syukur kepada Tuhan untuk iman, kesetiaan, dan pelayanan Jemaat Filipi (Ay. 5-8). Paulus memahami bahwa iman, kesetiaan, dan pelayanan yang ditunjukkan Jemaat Filipi dikarenakan kesetiaan Tuhan (Ay. 6). Iman dan kesetiaan manusia kepada Tuhan adalah manifestasi dari kesetiaan Tuhan kepada manusia. Karena itu, Paulus senantiasa mengucap syukur atas karya Tuhan dalam hidup Jemaat Filipi.
Kedua, Paulus mendoakan jemaat Filipi supaya kasih mereka bertumbuh di dalam pengetahuan dan segala pengertian yang benar (Ay. 9-11). Kasih yang bertumbuh di dalam pengetahuan dan pengertian yang benar menuntun kepada keputusan yang benar dan hidup yang berkenan kepada Tuhan. Itulah inti pertumbuhan iman Kristen. Dimana setiap orang terus bertumbuh dalam iman dan kasih. Semakin ia dewasa iman, semakin banyak keputusan benar yang dapat ia ambil dan semakin membuat dirinya berkenan kepada Tuhan.
Relevansi
Hari raya persembahan (Undhuh-undhuh) menjadi sarana bagi kita untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Karena itu, kita diingatkan sebagaimana Paulus yang mendoakan Jemaat Filipi, kita juga mau berdoa untuk saudara-saudara kita yang ada di jemaat. Adapun beberapa pokok doa yang dapat kita doakan antara lain:
- Mengucap syukur untuk segala berkat, kebaikan, kasih, dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita.
- Mengucap syukur untuk persekutuan, persahabatan, dan persaudaraan di tengah jemaat, yang mana itu adalah anugerah Tuhan.
- Mengucap syukur karena kita telah diampuni dan diselamatkan Tuhan.
- Berdoa untuk gereja Tuhan GKJW agar senantiasa dipimpin dan disertai Tuhan dalam setiap langkah hidupnya.
- Berdoa untuk para pelayan di GKJW, berdoa agar mereka diberikan kekuatan, kemampuan, hikmat kebijaksanaan, semangat dan sukacita dalam melayani Tuhan melalui jemaatnya.
- Pokok doa yang lainnya.
Pertanyaan Untuk Didiskusikan:
- Apakah yang menjadi pokok doa Paulus untuk Jemaat Filipi?
- Mengapa doa syukur menjadi doa yang harus diucapkan di awal doa sebelum doa memohon pengampunan dan memohon berkat? Bagaimana jika dibandingkan dengan Doa Bapa Kami yang diajarkan Tuhan Yesus (Mat. 6:9-13)?
- Apakah manfaat doa syukur bagi kehidupan iman kita? Sebutkan! [AR].