Pemahaman Alkitab (PA) Juni 2024 (I)
Bulan Kesaksian dan Pelayanan (Kespel)
Bacaan: Keluaran 31 : 12 – 18
Tema Liturgis: GKJW sebagai Saksi dan Pelayan Perdamaian dan Keadilan Sosial
Tema PA: Ibadah dan Karya sebagai Wujud Kesaksian dan Pelayanan di Tengah Masyarakat
Pengantar
Tentu kita tidak asing mendengarkan lagu pujian dari KPJ. 346A yang berjudul “Ndedonga lan Makarya” yang liriknya demikian:
Ndedonga lan makarya kanthi trusing driya
Mbabarken sihing Gusti mring sagung sesami
Murih tentrem raharja sumrambah sadonya
Asmanya Kang Mamulya pinuji slaminya.
Lagu pujian ini mengandung arti adanya keseimbangan antara berdoa dan bekerja. Dengan berdoa kita memohon kekuatan, penyertaan, dan keselamatan dari Tuhan Allah. Melalui doa kita menyerahkan rencana dan hidup kita pada Tuhan, kita meyakini Tuhan akan menolong dalam setiap karya dan langkah hidup kita. Doa menjadi cara bagi kita untuk berkomunikasi dengan Allah Bapa Sang Pemelihara Kehidupan. Demikian halnya dengan bekerja, kita bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang berguna, baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain. Melalui pekerjaan yang kita lakukan, kita menerima upah sekaligus kita memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas pekerjaan kita dengan baik. Dengan bekerja, kita dapat mengaktualisasikan diri kita, kemampuan kita, talenta kita. Bekerja adalah panggilan bagi kita sebagai orang percaya. Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus melalui pekerjaan yang kita lakukan. Kita dipanggil untuk memuliakan Tuhan dalam karya dan tugas yang dipercayakan kepada kita.
Penjelasan Teks
Tuhan Allah telah menata dan memerintahkan kepada bangsa Israel untuk mendirikan Kemah Suci dalam perjalanan mereka menuju Kanaan. Tuhan Allah juga telah menetapkan peraturan-peraturan tentang pembuatan Kemah Suci dan semua kelengkapan perabotan yang ada di dalam Kemah Suci tersebut (Kel. 25 – 30). Pada bagian bacaan kita, Keluaran 31:1-6 mengisahkan Tuhan Allah memilih dua orang yang dikhususkan untuk melakukan tugas di Kemah Suci tersebut. Mereka adalah Bezaleel anak Uri dari suku Yehuda dan Aholiab anak Ahisamakh dari suku Dan untuk mengerjakan tugas di Kemah Suci tersebut.
Nama Bezaleel berarti “dalam lindungan Allah”. Bezaleel memiliki keahlian merancang peralatan yang terbuat dari emas, perak, dan tembaga. Ia memiliki keterampilan menatah batu permata dan mengukir kayu. (Kel. 35:30-33). Sedangkan Aholiab adalah seorang ahli menenun. Ia ahli menenun kain ungu dan kain yang berwarna-warni (Kel. 38:23). Dengan keahlian dan keterampilan yang mereka miliki inilah, mereka dikuduskan Tuhan Allah, sehingga mereka mampu membuat kemah suci dan perlengkapannya tepat sesuai dengan kehendak Allah. (Kel. 31:11b).
Tuhan Allah senantiasa menghendaki bangsa Israel hidup taat dan setia kepada-Nya, oleh karena itu meskipun mereka sedang bekerja membuat Kemah Suci sesuai dengan perintah Allah, bukan berarti mereka melanggar perintah Tuhan Allah yang lain, yaitu perintah untuk menguduskan hari Sabat (Ay. 13). Perintah menguduskan hari Sabat bermula dari perintah Tuhan Allah kepada bangsa Israel melalui Musa saat di gunung Sinai. Mereka diperintahkan agar memelihara dan menguduskan hari Sabat. Mereka harus tetap menghormati perintah Tuhan ini, yaitu dengan meninggalkan semua pekerjaan mereka pada hari yang ketujuh (Ay. 15). Di tengah-tengah kesibukan mereka bekerja, khususnya saat membuat Kemah Suci dan segala perkakasnya, mereka diperintahkan untuk beristirahat pada hari Sabat. Pelanggaran terhadap perintah menguduskan hari Sabat ini akan mengakibatkan hukuman mati (Ay. 14), karena perintah untuk menguduskan hari Sabat adalah perjanjian kekal antara Allah dan bangsa Israel, yang berlaku juga untuk keturunan bangsa Israel selanjutnya. (Ay. 16-17).
Dari sini bangsa Israel harus menguduskan hari Sabat karena hari itu merupakan peringatan akan kebaikan Tuhan. Allah telah menjadikan Israel sebagai umat pilihan dan bangsa yang kudus. Allah telah melepaskan mereka dari tanah perbudakan Mesir agar mereka menjadi bangsa yang merdeka dan dapat menyembah-Nya. Pada hari Sabat inilah bangsa Israel bersekutu dan menyembah Allah bersama dengan saudara mereka sebangsa. Mereka mendengarkan firman Tuhan yang menjadi pedoman hidup mereka. Dengan menguduskan hari Sabat, mereka menunjukkan sikap hormat dan taat mereka kepada Allah.
Relevansi
Dalam kehidupan kita sehari-hari ada banyak rutinitas, kesibukan, dan pekerjaan yang kita lakukan, mulai dari pagi hingga malam hari. Dalam kesibukan dan pekerjaan kita tersebut kita diingatkan untuk selalu memiliki waktu bersama dengan Tuhan, baik itu melalui waktu teduh bersama Tuhan di pagi atau malam hari, doa bersama dengan anggota keluarga sebelum memulai kegiatan di pagi hari ataupun mengakhiri kegiatan di malam hari. Atau bisa juga kita beribadah bersama warga jemaat, baik di kelompok maupun ibadah di gereja. Demikian halnya menjadi saksi Kristus, artinya kita siap sedia senantiasa menyaksikan dan mewartakan Injil Kristus kepada orang di sekitar kita. Bersaksi menjadi tugas dan panggilan kita umat-Nya. Pun demikian kita dapat melayani Tuhan melalui beragam pelayanan yang kita lakukan baik di gereja maupun di masyarakat. Melayani Tuhan adalah hal yang berkenan bagi Allah. Di tengah kesibukan pekerjaan, kesaksian dan pelayanan itu, Tuhan menyediakan waktu bagi kita beristirahat dan beribadah kepada-Nya. Kita harus menjaga keseimbangan antara waktu kita bekerja dan waktu kita untuk bersekutu atau beribadah kepada Tuhan agar hidup kita senantiasa berkenan kepada Tuhan. Bekerja bagi Tuhan dan beristirahat untuk beribadah kepada-Nya merupakan hal yang berkenan di hadapan-Nya. Maka mari melakukan yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan melalui sikap, tindakan dan hidup kita.
Pertanyaan Untuk Didiskusikan:
- Bagaimana saudara memahami Keluaran 31:14 tentang hukuman mati jika bangsa Israel melanggar perintah untuk menguduskan hari Sabat? Bagaimana hal tersebut jika direlevansikan pada kehidupan umat Tuhan zaman sekarang, dimana pada hari Minggu masih banyak orang yang bekerja?
- Bagaimana agar kita dapat menyeimbangkan waktu untuk beribadah dan bekerja?
- Ibadah dan karya yang seperti apa yang menjadi kesaksian dan pelayanan kepada masyarakat? [AR].
Pemahaman Alkitab (PA) Juni 2024 (II)
Bulan Kesaksian dan Pelayanan (Kespel)
Bacaan: Roma 8 : 1 – 17
Tema Liturgis: GKJW sebagai Saksi dan Pelayan Perdamaian dan Keadilan Sosial
Tema PA: Hidup yang Berkenan di Hadapan Allah
Pengantar
Pada sebuah surat kabar, seringkali bagian yang dicari dan dibaca oleh pembaca, terlebih mereka yang sedang mencari pekerjaan adalah iklan lowongan pekerjaan. Pada bagian ini, kita dapat menjumpai berbagai macam jenis pekerjaan yang ditawarkan, mulai dari lulusan SMA untuk pekerjaan sebagai kurir atau pramuniaga, lulusan S1 untuk pekerjaan kantor dan perbankan maupun lulusan S2 untuk pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Di samping itu beberapa perusahaan yang membutuhkan karyawan biasanya akan mencantumkan syarat-syarat bagi pelamar pekerjaan. Mulai dari pendidikan, pengalaman, keahlian, keterampilan, dll. Selain syarat-syarat tersebut para pelamar kerja juga melakukan sesi wawancara dan tes kesehatan sebagai bagian dari proses rekrutmen pegawai. Para pelamar yang memenuhi syarat dan lulus tes-lah yang diterima sebagai pegawai di perusahaan tersebut.
Dalam kehidupan bergereja di GKJW, kita juga mengenal Dauran Penatua dan Diaken yang dilakukan setiap 3 tahun sekali. Pada saat dauran inilah kita memilih wakil warga jemaat yang dipandang mampu dan pantas menjadi penatua dan diaken jemaat. Oleh karena itu, dalam proses pemilihan dibentuk panitia Dauran yang berperan dalam proses pemilihan Penatua dan Diaken tersebut. Diharapkan setiap penatua dan diaken terpilih adalah mereka yang mampu dan dipercaya untuk ikut terlibat dalam menata, mengorganisir dan menentukan kebijakan suatu jemaat ke depan. Diharapkan mereka yang terpilih adalah orang-orang yang berkenan di hadapan Tuhan dan dipercaya oleh warga jemaat.
Penjelasan Teks
Surat Roma adalah sebuah surat penggembalaan yang dikirimkan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Kota Roma. Pada bagian perikop bacaan kita, Roma 8:1-17, Rasul Paulus menasihatkan Jemaat di Roma tentang hidup sebagai anak-anak Allah, yaitu hidup yang berkenan di hadapan Allah. Di bagian awal perikop Paulus mengingatkan Jemaat Roma bahwa pada dasarnya setiap orang adalah manusia yang berdosa. Dosa inilah yang menyebabkan hubungan antara manusia dengan Allah menjadi terputus. Karena itulah, Tuhan Allah datang ke dunia dalam diri Yesus Kristus, Ia berkenan menjadi manusia untuk menebus dosa dan pelanggaran yang dilakukan manusia. Dengan hal ini manusia ditebus dan diselamatkan dari kuasa dosa. Mereka yang ada di dalam Kristus Yesus mendapat hidup dan merdeka dari kuasa dosa (Ay. 1-2). Orang yang hidup di dalam Kristus tidak lagi hidup menurut daging, tetapi hidup oleh pimpinan Roh Allah. (Ay. 9)
Keselamatan yang dari Allah adalah dasar bagi umat Allah untuk hidup kudus di dalam Tuhan. Mereka yang telah menerima anugerah keselamatan Tuhan harus bertumbuh dalam kasih Kristus, hidup mereka senantiasa menghasilkan buah-buah Roh yang dapat dirasakan oleh orang di sekitarnya. Setiap umat percaya perlu mengubah pola pikir, sikap hidup, dan perilaku keseharian yang jahat menjadi hidup yang berkenan kepada Allah. Di sini Tuhan Allah memberikan Roh Kudus kepada umat percaya. Roh Kudus yang berdiam dalam diri umat, akan memimpin mereka melakukan kehendak Tuhan. (Ay. 14). Roh Kudus akan memberi kesaksian di dalam hati umat Tuhan bahwa mereka adalah anak-anak Allah (Ay. 16). Roh Kuduslah yang memampukan umat Tuhan berdoa dan menyapa Allah sebagai Bapa (Ay. 15).
Yang menandai umat disebut sebagai anak-anak Allah:
- Tidak hidup dalam perhambaan daging (Ay. 13)
- Yakin bahwa Roh Kudus memimpin hidup kita (Ay. 14)
- Hidup yang Berbuah.
Maka sebagai anak-anak Allah, umat percaya adalah ahli waris Allah, yaitu orang-orang yang berhak menerima segala janji Allah (Ay. 17), yaitu mendapatkan keselamatan dan kemuliaan bersama Kristus di surga. Inilah janji yang menguatkan umat yang masih ada di dunia yang penuh dengan berbagai penderitaan (Ay. 19 – 24). Untuk itu, Rasul Paulus menguatkan jemaat Roma agar mereka tetap kuat dan tabah menghadapi rupa-rupa aniaya dan derita selama masih hidup dunia.
Relevansi
Setiap kita yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dalam hidupnya, maka kita akan menerima anugerah keselamatan dan pengampunan dosa. Kita juga disebut sebagai anak-anak Allah. Kita menjadi anak-anak Allah semata-mata karena karya Yesus Kristus yang telah rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib bagi kita. Sebagai rasa syukur kita atas anugerah keselamatan Tuhan ini, maka kita menjalani hidup yang berkenan kepada Tuhan.
Di bulan Kesaksian dan Pelayanan ini kita diajak untuk bersaksi dan melayani Tuhan dan sesama. Kita bersaksi tentang karya Allah dalam hidup kita. Kita bersaksi tentang keselamatan, penyertaan dan pertolongan Tuhan Allah di setiap perjalanan hidup kita. Pun demikian kita dipanggil untuk melayani Tuhan melalui kesdiaan diri kita ikut ambil bagian menjadi majelis jemaat, pamong, pengurus kelompok, panitia-panitia dll. Kita melayani karena Tuhan terlebih dahulu telah melayani kita. Karena itu, mari kita tampakkan pelayanan kita yang nyata melalui kebersamaan dan kesediaan kita melayani jemaat Tuhan.
Pertanyaan Untuk Didiskusikan:
- Menurut saudara, apakah perbedaan orang yang hidup menurut daging dan orang yang hidup menurut Roh sebagaimana bagian perikop kita saat ini?
- Bagaimanakah cara saudara agar hidup saudara berkenan di hadapan Tuhan sehingga saudara layak disebut sebagai anak-anak Allah?
- Di Bulan Kespel saat ini, sebutkan wujud kesaksian dan pelayanan yang saudara lakukan sesuai dengan konteks jemaat saudara! [AR].