Pemahaman Alkitab Februari 2024

1 January 2024

Pemahaman Alkitab (PA) Februari 2024
Masa Pra Paskah (I)

Bacaan: Kejadian 22 : 1 – 19
Tema liturgis: Ketaatan kepada Allah Membuahkan Perdamaian dan Keadilan Sosial
Tema PA: Sikap Takut akan Tuhan adalah Dasar dari Ketaatan

Pengantar
Dalam peraturan Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009, tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pasal 57 ayat 2 dan pasal 106 ayat 8, mengharuskan pengendara sepeda motor di Indonesia untuk menaati aturan berkendara di antaranya: memakai helm berstandar SNI untuk melindungi bagian kepala, memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM), barang dan bawaan penumpang sesuai dengan kapasitas agar tidak mengurangi kenyamanan, serta untuk keamanan hindari memodifikasi bentuk sepeda motor, seperti spion, stang, mesin, knalpot, ban atau lampu, sebab alat-alat tersebut sudah melalui proses uji coba serta penghitungan matang. Jika kita tidak menaati peraturan yang ada, maka kita akan mendapatkan sanksi berupa tahanan ataupun denda. Setiap orang diharapkan menaati peraturan yang ada dalam berkendara agar semua orang selamat. Namun dalam realitanya kita seringkali mendapati ada begitu banyak orang yang tidak menaati peraturan yang ada dengan berbagai alasan, sehingga mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dan kerugian. Agar terhindar dari kecelakaan ataupun kerugian, maka dibutuhkan sebuah kesadaraan untuk taat saat akan berkendara. Untuk memiliki sikap taat itu, mari kita belajar dari Abraham yang senantiasa taat kepada Tuhan.

Penjelasan Teks
Abraham adalah anak dari keturunan Nuh (Kej. 11:26), pada mulanya ia memiliki nama Abram lalu kemudian Tuhan memberkatinya dan nama Abram berganti menjadi Abraham (Kej. 17:5). Ia lahir di tanah Ur-Kasdim (di Mesopotamia Selatan) dan mempunyai istri bernama Sara. Pada usia 99 tahun Abraham diberkati Tuhan dengan keturunan bernama Ishak dan ia ditetapkan sebagai bapa sejumlah besar bangsa. Abraham dikenal sebagai pribadi yang taat dan takut akan Tuhan. Salah satu buktinya: ia rela mengorbankan anaknya Ishak saat Allah memintanya. Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Ay. 2). Tanah Moria diperkirakan merupakan tempat yang tinggi di Yerusalem dengan tekstur tanah berbatu. Untuk menuju ke sana diperlukan waktu tiga hari lamannya. Ayat 3-10 menjadi bentuk tindakan nyata dari ketaatan Abraham. Ia tidak banyak bertanya hanya percaya dan punya pengharapan yang besar kepada Tuhan Allay, bahwasanya Allah akan menyediakan yang terbaik. Hal itu diungkapkan di ayat 8, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya anakku.” Iman yang dimiliki oleh Abraham bukan sekedar taat mengikuti upacara keagamaan atau mengikuti ajaran agama. Walaupun merupakan bagian dari tradisi pada zaman kuno dimana orang beribadat dengan mempersembahkan kurban yang dibakar. Kurban biasanya dipersembahkan oleh setiap kepala keluarga, sebelum adanya Taurat yang memerintahkan kurban dilaksanakan oleh Imam. Kurban bakaran biasanya berbentuk lembu jantan, kambing atau domba jantan tanpa cela. Kurban bakaran ini dilakukan dengan alasan menyembah dan menyatakan kesetiaan kepada Tuhan dan sebagai bentuk memohon pengampunan kepada-Nya. Dengan melakukan persembahan maka hubungan antara manusia dan Allah dipelihara, dipulihkan, dan dirayakan.

Yang dilakukan Abraham lebih dari itu, ia percaya penuh kepada Tuhan bahwa hidupnya dijamin aman dan selamat oleh-Nya. Pada akhirnya Tuhan yang melihat ketaatan Abraham menyediakan anak domba jantan untuk dijadikan persembahan menggantikan anaknya (Ay. 13). Tidak diragukan lagi bahwa Abraham adalah pribadi yang taat dan penuh iman. Ia membuktikan bahwa ketaatannya oleh karena takut akan Tuhan, bukan karena apa yang diperolehnya dengan ketaatan.

Pertanyaan Untuk Didiskusikan:

  1. Apa yang membuat Abraham diberkati dengan berlimpah-limpah dalam kehidupannya?
  2. Sebutkan perilaku hidup yang mencerminkan ketaatan kepada Tuhan?
  3. Apa saja yang bisa kita teladani dari Abraham untuk kehidupan bergereja? [Ry].

Pemahaman Alkitab (PA) Februari 2024
Masa Pra Paskah (II)

Bacaan: 2 Timotius 4 : 1 – 5
Tema Liturgis: Ketaatan kepada Allah Membuahkan Perdamaian dan Keadilan Sosial
Tema PA: Terimalah Injil dan Bertobatlah!

Pengantar
Perkembangan dunia IT begitu luar biasa pesat dalam kehidupan kita saat ini. Ada banyak orang yang terbantu dengan perkembangan IT. Bila kita hendak pergi ke suatu wilayah yang baru dan kita belum mengetahui jalannya, kita terbantu dengan aplikasi yang bernama Google Maps. Sebuah aplikasi Google yang terhubung dengan satelit yang ada di luar angkasa yang akan menuntun kita melewati jalan mana saja untuk menuju tempat tujuan kita. Tentunya aplikasi ini sangat menolong kita yang hendak bepergian ke tempat yang baru. Keunggulan aplikasi Google Maps ini akan menuntun kita melewati jalur alternatif yang lebih dekat dan kita juga bisa memantau kemacetan jalan yang akan kita lewati. Sekalipun terlihat memudahkan, namun kita juga harus cermat dan waspada, karena tidak semua jalan yang ditunjukkan oleh Google Maps kepada kita adalah jalan yang mudah. Ada kalanya jalan yang ditunjukkan melewati jalan yang sulit, terjal, dan bebatuan, bahkan ada juga yang menemui jalan buntu dan membuat kita tersesat. Walaupun kita tersesat saat mencari alamat baru namun jangan sampai kita juga tersesat dalam hal iman.

 

Penjelasan Teks
Surat 2 Timotius ditulis oleh Rasul Paulus pada saat ia ada dalam  penjara di Roma pada tahun 65. Pengantar suratnya adalah Tikhikius (4:12). Dalam rasa kesepian dan firasat akan mendapatkan hukuman mati, Rasul Paulus sangat merindukan kedatangan Timotius yang saat itu sedang melayani jemaat Efesus. Kerinduan akan Timotius serta anjuran kepadanya untuk setia dalam pelayanan merupakan tujuan Paulus menuliskan surat 2 Timotius 4:1-8.

Ayat 1 : Apa yang disampaikan kepada Timotius sangatlah penting, sebab Paulus menggunakan kata “Sungguh-sungguh”. Hal ini karena Rasul Paulus menyadari bahwa dirinya sebentar lagi akan mati. Sekali lagi Timotius diingatkan untuk mewartakan Injil, bahwa Allah akan menghakimi dan mengadili orang yang hidup dan yang mati, yaitu orang-orang yang hidup pada masa kedatangan Yesus yang kedua kali dan orang-orang mati tetapi dibangkitkan untuk pengadilan terakhir. Kata-kata ini disampaikan kepada Timotius sebagai peringatan agar Timotius mempertanggung-jawabkan penuaian tugasnya di hadapan hakim yang akan datang. Demikian halnya sama dengan Paulus, ia akan siap untuk memberikan pertanggungan-jawab.

Ayat 2 : Memberitakan firman adalah tugas utama Timotius dan Paulus. Firman perlu disampaikan karena Allah akan menghakimi semua orang sesuai dengan Injil, maka orang-orang perlu mendengar Injil dan bertobat. Tanggung jawab memberitakan Injil adalah hal yang besar sebab harus dilakukan dengan beberapa hal:

Pertama, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya – Timotius dan setiap penginjil harus siap memberitakan Injil pada segala waktu, tidak menjadi soal apakah waktu itu tepat atau tidak tepat untuknya.

Kedua, nyatakanlah apa yang salah – Tidak cukup bagi Timotius untuk mewartakan Injil, ia juga harus melawan ajaran sesat. Karena ajaran sesat itu akan memalsukan Injil dan meracuni jiwa manusia. Tegorlah – perilaku manusia yang tidak benar tidak boleh ditolerir ataupun dibiarkan melainkan orang itu harus ditegur, supaya ia bertobat dan tidak binasa. Dan nasihatilah – setelah mendapatkan teguran maka selanjutnya kita wajib menunjukkan jalan-jalan baru untuk hidup orang itu.

Ketiga, Dengan segala kesabaran dan pengajaran – Kesabaran terhadap orang berdosa tidak boleh membawa Timotius (dan tiap penginjil) kepada kelengahan, sehingga membiarkan orang jatuh dalam dosanya. Orang itu harus menerima pengajaran tentang jalan yang benar. Dalam memberikan pengajaran, Timotius tidak boleh bersikap sombong, keras, dan memandang rendah orang berdosa, melainkan dengan sikap sabar. Karena itu Timotius harus menyadari kelemahannya sendiri, ia sendiri juga bukan orang yang sempurna.

Ayat 3-4: karena akan datang waktunya ini menerangkan, mengapa Timotius tidak boleh membuang waktu, sebab orang tidak lagi dapat menerima ajaran sehat. Di sekeliling kita akan ada penyesat dan kemerosotan moral yang menjadikan orang tidak suka mendengarkan Injil yang dianggap kolot, terlalu simpel dan usang. Karena Injil mengandung kritikan terhadap sikap dan kelakuan hidup manusia. Tidak hanya berhenti di situ saja, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya, hal ini menggambarkan bahwa ada banyak orang yang memberikan pengajaran kepada orang-orang ini yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Bahayanya lagi untuk memuaskan keinginan telinganya, jadi orang-orang hanya mau mendengarkan apa yang menyenangkan mereka yang tidak mengandung kritik ataupun hal-hal baru. Karena mereka tidak suka lagi mendengarkan kebenaran Injil, maka mereka hanya terbuka untuk dongeng-dongeng (Ay. 4) yang terlihat menawarkan keselamatan baru, namun sebenarnya menyesatkan dan menipu.

Ayat 5: Tetapi kuasailah dirimu dalam segala keadaan menjadi peringatan keras kepada Timotius dan kita semua. Terhadap godaan guru-guru palsu yang menyesatkan hendaklah kita tetap waspada supaya tetap mampu membedakan mana Injil dan mana ajaran sesat. Sabar menderita, tanpa khawatir akan penderitaan yang akan dialaminya sebab ada Tuhan yang akan menuntunnya, yang terpenting adalah fokus untuk menunaikan tugas pelayanan.

Pertanyaan Untuk Didiskusikan:

  1. Mengapa Rasul Paulus mendesak Timotius untuk segera mewartakan Injil, dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan oleh Timotius dalam mewartakan Injil?
  2. Dalam segala zaman, ajaran sesat masih ada dalam kehidupan kita, untuk itu apa saja bentuk ajaran sesat yang harus kita lawan dalam kehidupan sehari-hari?
  3. Bagaimana gereja harus membentengi diri terhadap ajaran-ajaran sesat yang ada di dunia ini? [Ry].

Renungan Harian

Renungan Harian Anak