Pemahaman Alkitab (PA) Februari 2022 (I)
Minggu Biasa
Bacaan: Yeremia 17 : 1 – 10
Tema Liturgis: Menghayati Panggilan Tuhan dengan Hidup Memuliakan Allah
Tema PA: Memuliakan Allah dalam Hidup Sehari-hari
Pengantar
Hidup pada masa kini, pastinya kita diperhadapkan pada beraneka ragam tantangan dan pencobaan. Kita yang hidup di era digital 4.0 saat ini, tidak bisa lepas dari media sosial. Dari media sosial itu, kita banyak mendapatkan informasi dan pengetahuan. Sebaliknya melalui media sosial juga, kita menjumpai banyak berita bohong (HOAX), berita provokatif, pornografi yang merusak kehidupan di tengah-tengah masyarakat dan gereja. Media sosial yang semula bertujuan untuk kebaikan, berubah dipergunakan untuk melakukan perbuatan jahat, fitnah, provokasi, dan kejahatan yang lain.
Inilah tantangan bagi umat Tuhan di masa kini. Apakah umat Tuhan tetap setia kepada Tuhan, dengan menggunakan waktunya untuk menyembah dan beribadah kepada Tuhan? Atau justru sebaliknya lebih banyak menggunakan waktunya untuk kegiatan di media sosial. Haruslah kita waspadai jangan sampai kita terjebak pada “penyembahan berhala” masa kini, dimana bermain HP, berkegiatan di dunia maya dan media sosial lebih menguasai hidup kita daripada kita berdoa, memuji, dan beribadah kepada Tuhan. Kecenderungan hidup di era digital dengan kemudahan teknologi, jangan sampai membuat kita melupakan Tuhan, dan membuat persekutuan kita semakin jauh dari Tuhan.
Penjelasan Teks
Bangsa Yehuda adalah bangsa pilihan yang hidup dalam penyertaan dan berkat Tuhan. Namun karena ketidaksetiaan Yehuda kepada Allah maka Allah menghukum mereka. Bangsa Yehuda tidak lagi menaati kehendak Allah dalam hidup mereka. Mereka sudah melupakan Allah. Saat mereka harus berhadapan melawan bangsa-bangsa besar di sekitar mereka, Yehuda tidak serta merta percaya dan berdoa memohon pertolongan kepada Allah. Mereka lebih mengandalkan kekuatan diri mereka sendiri, bahkan mereka menyembah kepada berhala-berhala (Ayat 1–2, 9). Sikap dan perbuatan yang dilakukan Yehuda ini jelas mendatangkan murka Allah dan kutuk bagi mereka. Mereka mengalami penghukuman Allah. Harta mereka dirampas oleh bangsa lain (Ayat 3). Mereka dibawa ke tanah pembuangan dan menjadi budak di tanah pembuangan (Ayat 4). Dari setiap kesengsaraan dan penderitaan yang mereka alami, mengajarkan kepada mereka bahwa mengandalkan kekuatan manusia adalah sebuah kesia-siaan belaka (Ayat 5 – 6). Sekaligus menyadarkan mereka bahwa berkat Tuhan akan selalu ada bagi mereka yang hidup di jalan Tuhan dan melakukan segala ketetapan Tuhan sekalipun mereka harus mengalami kesulitan dan pergumulan hidup (Ayat 7 – 8).
Teks bacaan kita juga menjelaskan bahwa Allah melalui Yeremia, Dia memperingatkan umat-Nya akan dosa dan kesalahan yang telah mereka lakukan. Setidaknya Allah menunjukkan ada 3 dosa besar yang telah mereka perbuat. Pertama, hati mereka sudah menyimpang dari Allah (Ayat 1–4). Mereka sudah tidak lagi peduli dan memperhatikan Firman Allah dalam hidup mereka. Kedua, bangsa Yehuda lebih mengandalkan kekuatan mereka sendiri sebagai manusia dibandingkan mengandalkan kekuatan Allah yang Maha Kuasa. Ketiga, kehidupan bangsa Yehuda sulit untuk diperbarui lagi, karena hidup mereka yang begitu rusak.
Dalam keadaan yang seperti itu, bangsa Yehuda tidak segera bertobat dan menyesali dosa-dosa mereka. Bangsa Yehuda malah mengolok-olok Yeremia dan Firman Allah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah tidak takut lagi dengan penghukuman Allah bahkan mereka dapat dikatakan cenderung berani menentang Allah (Ayat 15).
Refleksi
Berkaca dari kehidupan masa kini yang syarat dengan berbagai macam godaan dan pencobaan, maka patut kita melihat ke dalam hati kita masing-masing. Sudahkah kita hidup taat dan melakukan kehendak Allah dalam hidup kita? Atau masihkah kita dikuasai oleh ilah-ilah jaman kini, dimana pengaruh teknologi dan informasi menyebabkan kita sulit membedakan hal yang benar dan salah. Ditengah-tengah kondisi hidup yang semakin sulit saat ini, seharusnya kita lebih mengarahkan hati kita kepada Tuhan. Kita mau melepaskan segala keterikatan diri kita pada kesenangan duniawi yang membawa kita pada kebinasaan dan penghukuman Allah. Teruslah berusaha dan berupaya bertahan di tengah pencobaan, tantangan dan badai dunia yang semakin kuat! Jalanilah hidup dengan iman, pengharapan dan kasih agar kita mampu menghadapi segala kesulitan dan pergumulan hidup saat ini.
Bahan Diskusi
- Apakah yang bapak, ibu dan saudara lakukan jika bapak, ibu dan saudara ada pada posisi sebagai Yeremia? Sudah menyerukan kebenaran tetapi tidak dianggap bahkan malah dimusuhi. Jelaskan sikap bapak, ibu, dan saudara!
- Bagaimanakah cara kita memuliakan Allah ditengah-tengah hidup yang semakin sulit saat ini?
- Bagaimanakah agar kita tidak terjebak dengan pengaruh-pengaruh negatif dalam hidup kita sehari-hari? [AR].
Pehamaman Alkitab (PA) Februari 2022 (II)
Minggu Biasa
Bacaan: 1 Petrus 1 : 17 – 2 : 1
Tema Liturgis: Menghayati Panggilan Tuhan dengan Hidup Memuliakan Allah
Tema PA: Perziarahan Hidup yang Tertuju pada Allah
Pengantar
Pada sebuah acara wisata rohani yang diadakan oleh sebuah Tour and Travel, beberapa orang pernah berkunjung ke Yerusalem. Dalam perjalanan itu mereka dipandu oleh pemandu wisata rohani, yang menemani perjalanan wisata rohani mereka ini. Tugas dari pemandu wisata rohani ini adalah menjelaskan dengan benar terkait dengan tempat yang dituju, sejarah yang ada di tempat itu, serta memberikan refleksi teologis terkait dengan perjalanan mereka. Bisa dikatakan para wisatawan rohani ini menjadi peziarah kota suci yang mengunjungi tempat-tempat suci yang ada di dalam Alkitab.
Seorang peziarah adalah seorang yang mengembara. Mereka menjalani hidupnya dari satu tempat ke tempat yang lain. Tentunya ketika dia berziarah, dia memiliki maksud dan tujuan, misalnya ingin menguatkan iman percayanya dengan menyaksikan secara langsung tempat-tempat bersejarah sebagaimana ada dalam Alkitab. Demikian juga dengan hidup kita, hidup di dunia adalah sebuah peziarahan menuju kepada Kerajaan Allah. Guna memperdalam pemahaman kita tentang makna perziarahan hidup sebagai umat Allah, marilah kita menggali dan lebih memahami makna dari perziarahan hidup kita melalui PA pada saat ini.
Penjelasan Teks
Rasul Petrus menasihatkan kepada umat Tuhan dan para pembaca suratnya agar mereka hidup di dalam kebenaran, kasih, dan persaudaraan. Hidup mereka harus berpadanan dengan kehendak Kristus. Mereka harus mampu mengendalikan pikiran mereka, waspada terhadap segala sesuatu, dan berpengharapan. Demikian pula mereka harus hidup kudus, sebab Allah adalah kudus. Caranya adalah menjauhi segala tindakan jahat, kecemaran, hawa nafsu, dan dosa yang lainnya.
Rasul Petrus juga menasihatkan umat Tuhan haruslah takut akan Tuhan. Tuhan Allah adalah Hakim yang benar dan adil, tidak ada seorang pun yang lepas dari penghakiman-Nya. Allah telah menebus dan menyelamatkan umat-Nya dari belenggu dosa, melalui pengorbanan Yesus Kristus. Darah Kristuslah yang menyelamatkan (Ayat 18-19). Oleh karena itu, pengharapan kepada Allah adalah pengharapan yang sejati, yang meneguhkan iman percaya umat Tuhan dalam menghadapi tantangan dan pergumulan hidupnya. Oleh pengharapan itu pula, umat Tuhan mewujudnyatakan hidup dalam kebenaran, kasih, dan persaudaraan. Umat diajarkan bahwa hidup dalam kasih itu harus menjauhi sikap egoisme dan kepentingan pribadi. Umat Tuhan diajak untuk berani berkorban dan saling mengasihi, sebagaimana Tuhan Yesus Kristus telah meneladani kita.
Refleksi
Dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan perziarahan iman terkadang diwarnai dengan tantangan dan pencobaan. Hal ini seringkali membuat iman terombang-ambingkan dalam dunia yang menyebabkan perjalanan ziarah umat terasa berat. Demikian pula umat dituntut untuk menjaga hidupnya, hidup kudus dan takut akan Allah sebagai landasan menjalani hidup. Tidak semua orang mampu menjalaninya, bahkan ada yang menyerah dan tidak melanjutkan perjalanan iman dan perziarahannya bersama Tuhan.
Perjalanan hidup kita di dunia memang tidaklah mudah. Meskipun demikian Tuhan selalu ada menyertai dan menolong kita di setiap kesulitan hidup kita. Oleh karena itu, mata hati dan jalan hidup kita hendaknya hanya tertuju kepada Tuhan. Sebab di dalam langkah hidup kita itu, Tuhan tidak membiarkan kita sendiri. Pasti ada kekuatan yang Tuhan berikan dalam perziarahan hidup kita. Selamat menjalani perziarahan hidup bersama Kristus.
Bahan Diskusi
- Jelaskan makna hidup kudus menurut pengertian saudara!
- Bagaimana agar umat Tuhan dapat kuat menjalani perziarahan hidupnya?
- Hal-hal positif apakah yang dapat saudara lakukan sebagai wujud hidup yang memuliakan Allah? [AR].