Desember I
Bacaan : Kisah Rasul 11:1-18
Tema : Pemeliharaan Tuhan Bagi Seluruh Generasi GKJW.
Sub Tema : Tuhan Sudah Mempersiapkan Segalanya!
KETERANGAN TEKS BACAAN
Apologia Petrus. Situasi yang terjadi saat itu, perlu diingat bahwa orang Kristen pada dasarnya adalah orang-orang yang meninggalkan keyakinanannya yang lama. Padahal keyakinan itu sudah menghidupi mereka dalam dinamika kehidupan sehari-hari, secara turun-temurun. Sehingga tidak mudah bahwa kekristenan akan serta-merta merubah pandangan hidup mereka. Lukas (penulis Kisah Rasul) melalui teopneusti rasul (pengalaman) Petrus[1] menekankan bahwa kekayaan Allah sebenarnya bukan eksklusif milik bangsa tertentu. Petrus yang melakukan kesalahan karena makan bersama orang di luar bangsanya (ayat 3) harus mempertanggung-jawabkan semua itu melalui sebuah pernyataan akan fakta-fakta bahwa Roh Kudus telah turun atas orang-orang di luar bangsanya. Keotentikan peristiwa itu dilegitimasikan (ayat 12) dengan keberadaan 7 orang sebagai saksi[2].
Divine Energy. Tokoh-tokoh yang berperan besar dalam penyebaran Injil dikatakan “penuh Roh Kudus”. Artinya mereka itu digerakkan oleh kekuatan ilahi. Di belakang gejala penyebaran injil yang mendunia itu, tersembunyi daya ilahi yang berpencar dari Yesus yang ditinggikan. Roh itu bekerja secara simultan, sementara Roh Kudus mengusai para pewarta Injil, sekaligus dalam waktu bersamaan menguasai para pendengarnya, untuk membuka hati pendengar, walaupun belum semuanya di baptis![3] Peranan Roh Kudus sangat penting dalam menyamakan persepsi berbagai macam orang agar terhindar dari pertikaian. Dalam situasi yang begitu gawat (Sidang para Rasuli di Yerusalem) Roh Kudus tidak mengijinkan pengambilan keputusan yang bias mengakibatkan kekristenan menjadi eksklusif[4], hanya dimiliki oleh sebagian kecil orang di dunia. Roh Kudus meng-eksekusi rencana Allah bahwa keselamatan Allah adalah milik dunia.
Gereja bagi Dunia. Semua peristiwa ini yang mendorong lahirnya Gereja, termasuk GKJW! Proses lahirnya gereja bukan mujizat yang aneh, yang tiba-tiba. Gereja yang lahir karena pewartaan Injil mencari jalannya dengan meraba-raba dan menerobos, membongkar dan membangun. Usaha meyakinkan orang yang belum yakin. Gereja menghadapi rintangan-rintangan, juga dosa dan kekurangan intern gereja dalam pewartaan Injil.[5]
REALITAS SAAT INI
Di masa Adven ini tentu relevan jika kita berpikir tentang pengharapan GKJW. Advent adalah masa pengharapan[6], kitapun punya pengharapan terhadap GKJW di masa mendatang. Kita ingat GKJW sudah dihidupi oleh beberapa generasi sejak 11 Desember 1931 (86 tahun). Jika dihitung sejak generasi cikal-bakal berarti lebih dari 86 tahun GKJW dipakai Allah sebagai sarana pewartaan Injil di dunia. GKJW berdinamika sebagai lembaga Gereja yang dituntun oleh Roh Kudus[7] melalui program kerja, yang disusun secara sistematis untuk menjawab tuntutan dunia jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sampailah saat ini kita berada di era Program Pembangunan Jangka Panjang (PPJP) 2017-2034. Realita dunia yang dihadapi dan program GKJW secara jelas dipaparkan dalam buku PPJP[8].
PENERAPAN
Rasul Petrus telah menerima penglihatan yang datang dari Allah, yang menginginkan pewartaan Injil berlaku bagi seluruh dunia, tanpa membedakan; bahwa pewartaan Injil itu mendatangkan perdamaian, meredam pertikaian dan menyelesaikan konflik karena perbedaan bangsa, politik, budaya dan sosial. Para pendengar Injil tidak serta-merta dibaptis, tetapi Roh Kudus membuka hati mereka untuk mendengar. Selanjutnya Roh Kudus menggerakan GKJW untuk menjadi lembaga yang mewadahi para pendengar Injil Allah. Pendengar Injil yang telah diperdamaikan, dipersekutukan atas dasar Roh Kudus. Marilah kita renungkan hal-hal berikut:
- Apakah yang telah disediakan Allah sebagai potensi GKJW dalam mewartakan Injil di dunia sejak adanya GKJW di bumi Jawa Timur? (pelajari buku PPJP hal.14-33) Bagaimana menyikapi pembatasan tertorial pelayanan GKJW di bumi Jawa Timur[9] jika di terangi dengan teopneusti (pengalaman) Petrus?
- Apakah GKJW menjadi salah satu wujud teopneusti? Apa peranan Roh Kudus dalam pemeliharaan generasi GKJW? Apa yang perlu dilakukan oleh setiap generasi GKJW agar senantiasa menyadari pemeliharaan Allah bagi GKJW?
- Berpengharapan atas dasar fakta-fakta! Fakta-fakta (yang disediakan oleh Allah) yang ada di GKJW saat ini, apakah memberikan pengharapan yang cemerlang?
Pdt. Agus Puji Purwanta.
—
DESEMBER II
Bacaan : Maleakhi 3:16-4:6
Tema : Menyiapkan Jalan Menyambut Kedatangan Tuhan.
Sub Tema : Jangan Terlena! Tuhan Segera Datang.
KETERANGAN TEKS BACAAN.
Generasi Umat Tuhan Yang Terlena. Secara tidak langsung Kitab Maleakhi menunjukkan bahwa kembalinya umat Israel dari pembuangan tidak membawa suatu zaman mesianik. Sikap tawar hati, menangis putus asa, keragu-raguan. Penyakit masyarakat (pekat) merajalela: perzinahan, sumpah palsu, penindasan dan diskriminasi, serta meluasnya perkawinan antar agama, menjadi puncak fenomena peremehan agama. Agama dihayati dan dikritik secara sekuler karena tidak dirasakan perannya bagi kebahagiaan hidup manusia[10]. Agama bukan lagi hal spiritualitas, namun menjadi alat bagi praktek penindasan dan pemuasan nafsu manusia (intertainment) dan alat politik bagi penguasa.
Teodosi. Kitab Maleakhi menampilkan pembenaran tindakan Allah (teodosi), terhadap tuduhan umatNya yang berupa: bahwa Tuhan tidak ada, Tuhan tidak mempertahankan kasihNya terhadap umat pilihanNya, Tuhan tidak memperhatikan kualitas korban dan sebenarnya Tuhan merasa senang dengan mereka yang berbuat jahat. Terhadap serangan ini Tuhan mempunyai teodosi yang terbagi ke dalam 3 kelompok: [11]
- Allah adalah Allah segala sesuatu,
- Walaupun Allah adalah Allah seluruh dunia, namun ada tempat istimewa bagi umat pilihan Allah,
- Hari Tuhan. Hari penghakiman, pemurnian, pentahiran. Mereka yang melawan Tuhan dengan tuduhan-tuduhan jahat akan mendapat jawaban dari Tuhan melalui teodosi. Mereka yang takut akan Tuhan, yang nama-namanya tertulis dalam kitab peringatan (ayat 16) akan menjadi milik kesayangan Tuhan (ayat 17).
Perintis Jalan. Menengok ke pasal 3 ayat 1, Kitab Maleakhi menyebut pelopor yang bergelar “utusanKu”. UtusanKu yang dimaksud adalah utusan Tuhan yang bertugas mempersiapkan jalan, dalam tugas semacam pencari data yang mencatat orang-orang yang takut akan Tuhan dan menghormati namaNya, yang kemudian dicatat dalam kitab peringatan (ayat 16). Proses pencatatan ini menjadi sangat penting untuk menyelamatkan orang yang percaya akan penyataan Allah. Sehingga pada Hari Tuhan, pelaksanaan penghakiman dan penyelamatan terakhir siap dilakukan dengan sempurna, murni tanpa keputusan yang salah bagi setiap orang yang hidup dan mati (ayat 18,20).
Waktu dan Tanda-tanda. Masa dan waktu Hari Tuhan adalah ketetapan Bapa sendiri menurut ketetapan kuasaNya (Kis 1:7), dan bahwa Hari Tuhan akan datang seperti pencuri pada malam, artinya: tanpa dapat diduga-duga atau diperhitungkan terlebih dahulu (1 Tes 5:2,4; 2 Ptr 3:10; Why 16:15)[12]. Sedangkan tanda-tanda yang muncul sebagaimana yang dicatat di dalam Alkitab; munculnya anti Kristus, bencana alam, godaan besar dan kemurtadan besar, adalah masa proses pemurnian, pencatatan nama-nama (orang yang takut akan Tuhan dan menghormati namaNya) ke dalam kitab peringatan. Masa ini dimulai sejak kelahiran Kristus sebagai manusia sampai Hari Tuhan (-sekali lagi!- yang tidak bisa diprediksi oleh siapa pun, kecuali Allah). Namun seruan untuk bersiap-siap itu terus digaungkan sejak jaman Nabi Yesaya (Yes 40:3), jaman Maleakhi (pasal 3:1) sampai jaman Yohanes Pembaptis (Yoh 1:23), bahkan jaman sekarang melalui ajaran dan kalender kegiatan Gereja, sebagai kepanjangan keselamatan dari Allah[13].
REALITAS SAAT INI
Di masa Adven gereja berseru-seru agar umat Tuhan mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus. Di era sekarang, kedatangan Tuhan bermakna ganda: (1) Kedatangan Tuhan menjadi manusia dalam Diri Kristus -kadatangan Tuhan yang pertama-, sekaligus (2) Hari Tuhan yang merupakan peyelamatan dan penghakiman terakhir -kedatangan Tuhan yang kedua. Namun kedua hal ini saling terkait. Bahkan kedatangan Tuhan yang pertama adalah seruan untuk mempersiapkan diri, menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali. Perlu dingat! -sekali lagi- kedatangan Tuhan yang kedua kali tidak bisa diprediksi oleh siapapun. Jika ada usaha untuk memprediksinya, justru itu mengendorkan semangat siap-siaga setiap saat, sebagaimana dikehendaki Tuhan. Prediksi hanya membuat kita makin terlena, karena terpaku dan sibuk mencermati tanda-tanda kedatanganNya[14]
Era reformasi informasi[15], yang dipahami dan dihayati oleh GKJW menjadi salah satu pemicu menurunnya kualitas spiritualitas umat Tuhan. Banyak umat Tuhan yang terlena dengan segala kenikmatan dan kemudahan dari gadget (android, smartphone, Iphone –apapun namanya!), seakan-akan kebenaran sejati adalah yang bersumber dari kecanggihan gadget. Tidak sadar dengan hoax, mudah terprovokasi, terlena, gadget menjadi illah yang baru!
PENERAPAN
Kitab Maleakhi, khususnya bagian yang kita pelajari saat ini memaparkan tentang proses dan hal-hal yang terjadi pada Hari Tuhan. Namun sebagaimana penjelasan di atas, Alkitab tidak pernah memberikan kepastian waktu tentang Hari Tuhan. Mari kita renungkan:
- Apakah manfaatnya bagi umat Tuhan untuk mengetahui, dan menggumuli perihal tanda-tanda kedatangan Hari Tuhan?
- Setiap tahun menjelang Natal, kalender gereja memasuki masa Adven. Bagaimana kita menghayati dan menghidupi masa Adven itu secara pribadi dan bergereja? Perhatikan secara khusus tentang teodosi, terkait pertanyaan ini.
- Bagaimana kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan dalam era reformasi informasi?
Pdt. Agus Puji Purwanta.
CATATAN KAKI
[1] Sudarma dalam Iktisar Dogmatika, hal 75-76 menjelaskan pengalaman Petrus ini adalah Karya Roh Kudus dalam penyataan Keselamatan Allah dalam bentuk penglihatan atau khayal. Hal ini adalah salah wujud teopneusti rasul-rasul, yaitu: pengalaman hidup bersama Tuhan Yesus secara nyata yang dihayati, manjadi darah dan daging mendorong rasul-rasul mempraktekkan apa yang telah diperintahkan Tuhan Yesus. Teopneusti adalah perbuatan Roh Kudus, teopneusti adalah mujizat yang menggerakkan seseorang secara dinamis dan organis.
[2] W.Barclay dalam buku Pemahaman Alkitab setiap hari Kitab Kisah Para Rasul, hal.128-130, memberikan keterangan bahwa hukum Mesir membutuhkan 7 saksi untuk membuktikan suatu kasus. Hukum Yahudi memakai 7 meterai untuk membuktikan keontetikan sebuah dokumen.
[3] Groenen OFM, Pengantar ke Dalam Perjanjian Lama, hal.202-203.
[4] Donal G, Teologi Perjanjian baru 2, hal.179.
[5] Harun H, Iman Kristen, hal.389-390
[6] Adven adalah minggu-minggu penantian kedatangan Tuhan ke dunia dlam kelahiran Tuhan Yesus. MInggu Adven berlangsung selama 4 minggu sebelum Natal 25 Desember. Minggu Adven pertama jatuh pada Hari Minggu antara tanggal 27 Nopember sampai 3 Desember. Dikutip dari Buku Sayalah GKJW, hal. 77.
[7] Sesuai dengan “kepercayaan dan panggilan” GKJW sebagaimana tercantum dalam Tata Gereja halaman 4-5.
[8] Lihatlah dan pelajarilah dengan seksama bagian Kondisi Kontektual GKJW dalam Buku PPJP GKJW 2017-2034 halaman 14-33.
[9] DPT GKJW, Sayalah GKJW, hal.24.
[10] Disarikan dari tafsir Kitab Nabi Maleakhi, Paterson Robert, hal.14-23 dan dipadukan dengan catatan dari W.S Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2.
2.W.S.Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, hal.454-460
[12] Harun J, Iman Kristen, hal. 482-483.
[13] Harun J, Iman Kristen, hal. 383.
[14] Soedarmo. R, Ikhtisar Dogmatika, hal. 252-255.
[15] Pesan Sidang MA GKJW ke 109 di GKJW Sukolilo Surabaya.