Pemahaman Alkitab April 2025

1 March 2025

Pemahaman Alkitab (PA) April 2025 (I)
Masa Paskah

Bacaan: 1 Samuel 17 : 31 – 51
Tema Liturgi: Karya Terbesar dalam Hidupku
Tema PA: Kemenangan di dalam Tuhan

Pengantar:
(Pelayan mengawali pengantar PA dengan bertanya kepada warga jemaat)
Dalam kehidupan kita sehari-hari, siapakah lawan terbesar bagi saudara? (Berikan waktu bagi warga jemaat untuk menjawab, dan memberikan alasan atas jawaban mereka).
Jika kita mau jujur, lawan terbesar dalam hidup kita adalah diri kita sendiri. Bagaimana kita mengalahkan keangkuhan diri, kemalasan diri, ketidak-jujuran diri, kemunafikan diri, keinginan-keinginan diri kita, dll? Bagi sebagian orang hal menguasai diri itu sulit, sebab seringkali manusia yang lemah, lebih menuruti keinginan dan hawa nafsunya dibandingkan harus berjuang mengekang keinginan dan nafsunya. Oleh karena itu, salah satu buah Roh adalah penguasaan diri. (Gal. 5:23). Artinya setiap orang yang hidupnya ada dalam pimpinan Roh Tuhan, ia tidak lagi hidup untuk keinginan dan hawa nafsunya, melainkan mampu mengekangnya dan mampu mengendalikan dirinya. Tentu saja itu dapat kita lakukan jika kita mengandalkan Tuhan, kita memohon Tuhan menolong dan menuntun di setiap langkah hidup kita. Maka kemenangan sebagai umat Tuhan adalah manakala ia mampu mengalahkan semua keinginan dan hawa nafsunya. Ia mampu mengendalikan dirinya dalam kendali dan pimpinan Tuhan Allah.

Penjelasan Teks:
Bagian bacaan kita saat ini merupakan rangkaian cerita Daud melawan Goliat. Diawali dengan kisah Goliat yang menantang tentara Israel. (1 Sam. 17:1-11), kisah Daud yang tiba di medan pertempuran (1 Sam. 17:12-39) dan kisah Daud melawan Goliat (1 Sam. 17:40-58). Secara khusus bacaan kita ada di antara dua perikop, yaitu 1 Samuel 17:31 – 39 yang menngisahkan percakapan Daud dan Saul sebelum Daud berperang melawan Goliat, dan 1 Samuel 17:40-51 yang mengisahkan Daud melawan Goliat dan berhasil mengalahkannya.

Pada saat itu, bangsa Israel merasa takut dan cemas melihat sosok Goliat yang digambarkan seperti sosok raksasa, yang berperawakan tinggi besar dan memiliki persenjataan perang yang lengkap. Namun hal itu tidak membuat Daud gentar. Pengalaman dirinya sebagai seorang gembala yang mampu mengalahkan binatang buas demi melindungi kawanan dombanya, membuat Daud berani untuk maju berperang melawan Goliat. Dihadapan Saul, Daud mengatakan bahwa dia siap untuk pergi melawan Goliat (orang Filistin) (Ay. 32). Pernyataan Daud ini membuat Saul ragu-ragu akan keberadaan Daud. Dalam pandangan Saul, tidak mungkin Daud akan mengalahkan sosok Goliat. Saul melihat bahwa Daud masih sangat muda dan belum berpengalaman untuk perang, sedangkan lawannya, Goliat, dia adalah sosok prajurit yang terlatih untuk berperang sejak masa mudanya (Ay. 33). Sekali lagi Daud menyatakan kesediaannya untuk melawan Goliat, pengalamannya menggembalakan dan keberaniannya melawan singa atau beruang demi melindungi domba-dombanya, membuat Daud kokoh dengan pendiriannya untuk melawan Goliat. (Ay. 34-35). Daud mengumpamakan Goliat tidak lebih seperti singa atau beruang yang dikalahkannya. (Ay. 36). Disinilah kemudian Daud menyatakan imannya kepada Tuhan Allah. Daud mengungkapkan bahwa Tuhan akan melepaskannya dari tangan Goliat (orang Filistin) (Ay. 37). Pada akhirnya Saul merestui Daud untuk maju berperang melawan Goliat (Ay. 37). Saul mengenakan pakaian perang kepada Daud sebagai wujud perkenannya mengizinkan Daud untuk berperang. (Ay. 38) Namun Daud menolak mengenakan pakaian perang tersebut, ia menanggalkan pakaian itu. (Ay. 39).

Dalam perikop berikutnya 1 Samuel 17:40-51 mengisahkan pertempuran antara Daud vs Goliat. Sebelum Daud maju melawan Goliat, ia mengambil 5 batu licin dari sungai yang akan digunakannya sebagai umban melawan Goliat (Ay. 40). Pada saat Daud dan Goliat saling berhadap-hadapan, Goliat menghina Daud. Goliat mengutuki Daud, ia merasa sombong, baginya tidak mungkin Daud akan mengalahkannya. Sekali lagi Daud mengungkapkan imannya di hadapan Goliat, “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu.” (Ay. 45). Daud menyatakan bahwa TUHAN akan menolongnya, TUHAN-lah yang akan menyerahkan Goliat di tangannya (Ay. 46). Kemudian Daud mengambil batu dari kantung yang dibawanya, diumbannya, lalu dilemparkannya dan mengenai dahi Goliat, seketika itu juga jatuhlah Goliat dan matilah dia (Ay. 47). Dikalahkannya Goliat, diambilnya pedang Goliat, lalu dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedang itu (Ay. 51). Melihat Goliat telah mati dibunuh oleh Daud, maka larilah tentara Filistin itu (Ay. 51).

Relevansi:
Paskah adalah kemenangan Tuhan Yesus atas maut. Tuhan Yesus telah bangkit dari kematian, Dia hidup dan menang mengalahkan maut. Dosa tidak menguasai-Nya lagi. Kebangkitan Tuhan Yesus menunjukkan sisi keilahian-Nya. Dia adalah Anak Allah yang berkuasa dan hidup. Kebangkitan-Nya memulihkan relasi antara umat dengan Allah. Dalam kebangkitan Tuhan Yesus ada kemenangan hidup.

Paskah menjadi kemenangan iman, dimana setiap umat yang percaya akan kebangkitan Yesus Kristus akan diselamatkan dan dibangkitkan. Hal ini tentulah kita syukuri, di sisi yang lain kita juga memiliki tanggung jawab menjadi saksi-saksi Kristus yang siap sedia mewartakan kasih dan karya keselamatan Kristus kepada dunia.

Menghayati masa paskah ini, kita juga diajak untuk berkomitmen mengisi hidup kita dengan cara hidup yang benar dan setia kepada Tuhan. Dalam setiap langkah dan laku hidup kita, jangan sia-siakan keselamatan yang telah Tuhan berikan. Tugas kita adalah melawan segala keinginan-keinginan jasmani kita, mengalahkan hawa nafsu kita, sebab lawan terbesar dalam hidup kita adalah diri kita sendiri. Maka dengan selalu bersandar dan berdoa memohon kekuatan dan pertolongan kepada Tuhan, kita percaya Tuhan pasti menguatkan dan memampukan menjalani hidup dan melawan setiap godaan dan percobaan baik yang dari dalam maupun dari luar diri kita.

Pertanyaan Diskusi:

  1. Teladan apakah yang saudara dapati dari sosok Daud?
  2. Mengapa kita seringkali kita jatuh dalam keinginan diri kita?
  3. Bagaimanakah cara saudara mengatasinya?
  4. Apakah komitmen saudara sebagai pengikut Kristus? [AR].

Pemahaman Alkitab (PA) April 2025 (II)
Masa Paskah

Bacaan: Lukas 24 : 36 – 40
Tema Liturgi: Karya Terbesar dalam Hidupku
Tema PA: Menjadi Percaya akan Kebangkitan-Nya

Pengantar:
(Pelayan mengawali pengantar PA dengan bertanya kepada warga jemaat)
Apakah bapak, ibu, dan saudara-saudara pernah merasa ragu-ragu dengan seseorang yang baru saudara kenal? Hal apakah yang membuat saudara ragu-ragu dengan orang tersebut? (Berikan waktu bagi warga jemaat untuk menjawab, dan memberikan alasan atas jawaban mereka).

Ada banyak penyebab yang membuat seseorang ragu-ragu dengan orang lain: Pertama karena ia belum mengenal baik atau belum mengetahui kapasitas orang itu. Kedua karena ia mungkin tahu kekurangan atau kelemahan orang itu, yang membuatnya sulit untuk mempercayai orang itu lagi. Ketiga karena ia pernah dikecewaan oleh orang tersebut, sehingga sulit baginya untuk mempercayai orang tersebut kembali. Oleh karena itu dibutuhkan waktu untuk kembali mempercayai orang tersebut. Ia perlu melihat, mengamati, dan menilai apakah orang tersebut sungguh-sungguh telah berubah.

Penjelasan Teks:
Setelah Tuhan Yesus bangkit, Ia menampakkan diri-Nya kepada para murid. Pada saat itu para murid mengalami kecemasan karena mereka telah ditinggalkan oleh Guru mereka, Yesus, yang mati disalibkan. Dalam kecemasan dan ketakutan itu, Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah mereka. Awalnya para murid ragu-ragu dengan kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka (Ay. 37-38). Keraguan ini disebabkan karena harapan dan realitas yang terjadi tidak sama. Mereka mengharapkan Yesus sebagai raja yang membebaskan bangsa Yahudi dari pemerintah Romawi, tetapi yang terjadi Yesus mati disalibkan. Oleh karena itu, peristiwa penampakan Tuhan Yesus ini bertujuan agar para murid mengerti akan perkataan dan nubuat yang telah disampaikan oleh para nabi adalah benar (Ay. 44). Mesias akan datang, mati, dan bangkit pada hari yang ketiga.

Ketika Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya, para murid terkejut dan menyangka Tuhan Yesus adalah hantu. Oleh karena itu, untuk meyakinkan para murid-Nya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit, Ia menyuruh mereka untuk meraba bekas luka di kaki dan tangan-Nya (Ay. 37-39). Hal ini dilakukan oleh Tuhan Yesus agar iman keyakinan para murid diteguhkan kembali. Mereka tidak lagi merasa ragu-ragu, sedih, takut, cemas akan hidup, melainkan kembali bersemangat, bersukacita dan kembali berani mewartakan kabar kebangkitan dan karya keselamatan Kristus kepada dunia.

Relevansi:
Sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, kita juga tidak lepas dari keragu-raguan dalam mengikut Dia. Seringkali kita bertanya dalam diri, “Mengapa aku mengalami kesulitan ini? Mengapa aku harus sakit dan menderita? Dimanakah Tuhan saat hidup tidak baik-baik saja?” Dari pertanyaan ini, tampak ada keragu-raguan dalam diri umat Tuhan. Hal ini wajar, karena akal pikiran manusia terbatas, manusia tidak akan mampu menjangkau apa yang menjadi rencana dan kehendak Tuhan Allah atas hidup mereka. Disinilah iman kepada Tuhan Yesus dipertaruhkan, “Apakah kita tetap percaya dan setia kepada Tuhan Yesus meskipun pencobaan, tantangan, ujian, godaan datang silih berganti? Atau kita pilih menyerah, mundur dan tidak lagi percaya kepada Tuhan dan meninggalkan-Nya?

Paskah menjadi tanda bahwa kasih dan karya Tuhan itu nyata dalam hidup umat-Nya. Kebangkitan Kristus menjadi bukti bahwa Allah berkuasa atas kehidupan dan kematian. Oleh karena itu, tugas kita adalah senantiasa percaya dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Allah. Tidak ada keraguan sedikit pun dalam diri kita, melainkan senantiasa teguh dalam iman, apa pun yang terjadi pada diri kita.

Pertanyaan Diskusi:

  1. Mengapakah para murid meragukan Tuhan Yesus yang bangkit dan menampakkan diri-Nya kepada mereka?
  2. Bagaimana agar kita selalu percaya dan setia kepada Tuhan dalam setiap perjalanan hidup kita?
  3. Buatlah komitmen yang menyatakan iman yang teguh dan setia mengikut Tuhan Yesus Kristus! [AR].

Renungan Harian

Renungan Harian Anak