Pemahaman Alkitab April 2022

2 March 2022

Pemahaman Alkitab (PA) April 2022 (I)
Masa Paskah

Bacaan: Ester 8 : 1 – 17
Tema Liturgis:
Kebangkitan Kristus Menumbuhkan Keberanian dan Harapan
Tema PA:
Keberanian Mengolah Hidup

Pengantar
Dihinggapi rasa takut bisa dibilang adalah hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan manusia. Namun, jika manusia tersebut tidak mengusir rasa takut yang dialaminya itu, maka seseorang tidak akan mengalami kemajuan dalam hidup. Sebab rasa takut bisa menghentikan seseorang untuk berbuat banyak hal. Ya, dalam kenyataannya, banyak sekali manusia yang cenderung diam, tidak memberontak, bersikap legawa, bahkan ada yang menganggap itu nasib atas berbagai perilaku yang menyimpang, tidak benar, tidak etis yang dialaminya karena rasa takut. Akibatnya, mereka akan terus tertindas oleh orang lain maupun dari ketakutan yang muncul pada dirinya sendiri.

Sebaliknya, keberanian bisa membantu seseorang mencapai hal-hal besar dan luar biasa. Dengan modal keberanianlah, manusia dapat membebaskan diri dari rasa takut dan akhirnya dapat melangkah dan memunculkan tindakan yang inovatif serta kreatif. Harapan akan adanya perubahan kondisi dan kualitas kehidupan itulah yang membantu memunculkan sikap berani dalam diri manusia.

Penjelasan Teks

Ester 8 : 1 – 2
Pada teks bacaan kali ini, Haman yang telah disulakan ditiang penyulaan yang ia siapkan bagi Mordekai sesuai dengan permintaan Raja, tidak dengan sendirinya menyelesaikan masalah atas keberadaan orang Yahudi. Walaupun demikian, dalam teks ini juga terlihat bahwa ada beberapa tindakan yang diambil raja yang amat menguntungkan orang Yahudi. Seperti, pertama-tama raja menganugerahkan semua harta milik Haman kepada Ester. Mungkin tindakan itu dilakukan sebagai kompensasi atas semua penderitaan dan kecemasan yang disebabkan oleh Haman. Sebab sudah menjadi aturan pada masa itu bahwa harta benda siapa pun yang dieksekusi masuk ke dalam perbendaharaan raja. Sang Raja, yang juga sudah mengetahui pertalian antara Ester dan Mordekai, menganugerahkan posisi Haman yang kosong kepadanya, sementara Ester memberinya kuasa atas harta milik Haman. Di lain sisi, bangsa Yahudi belum terhindar dari bahaya, mengingat bahwa dekrit yang dikeluarkan seturut rancangan Haman, sesuai dengan hukum orang Media dan Persia, tidak bisa ditarik kembali.

Ester 8 : 3 – 8
Setelah Mordekai diangkat sebagai pembesar tertinggi, Ester tetap menjadi juru bicara yang berani dan lantang dalam membela orang-orang Yahudi di hadapan raja. Ester pertama-tama meminta raja membatalkan dekrit Haman, tentu karena ia belum sadar betul akan rigiditas hukum kerajaan. Terhadap permintaan ini, raja menyampaikan keberatan yang jelas. Ia pun memberi keleluasaan kepada Ester dan Mordekai untuk mengantisipasi dan membatalkan dampak dari dekrit tersebut dengan memberikan kepada mereka cincin meterai raja, yang memberikan kekuatan mengikat pada segala yang mereka tulis dan sebarkan.

Ester 8 : 9 – 17
Ester dan Mordekai pada akhirnya menemukan cara untuk membatalkan dampak dekrit rancangan Haman. Dengan bantuan para panitera raja serta semua sarana yang diperbantukan kepada mereka. Mordekai, atas nama raja, memberikan kesempatan kepada orang Yahudi untuk mempertahankan nyawa di hadapan para penyerang. Tidak hanya bersikap defensif, orang-orang Yahudi juga diperintahkan untuk memusnahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya. Demikianlah rancangan jahat Haman tidak berbuah dan bahkan terbalik menyerangnya sendiri. Pada akhirnya, bangsa Israel bisa diselamatkan berkat kegigihan Mordekai dan terutama keberanian dan kecerdasan Ester.

Relevansi
Kisah Ester secara jelas menunjukkan ia berani mengangkat perkara ketidakadilan yang dialami orang Yahudi ke depan raja, sekalipun untuk itu ia harus mempertaruhkan nyawanya. Ia tidak menutup mata terhadap dehumanisasi yang dilakukan Haman, tetapi bersikap solider dan mengidentifikasikan diri dengan orang-orang Yahudi yang menderita. Keberpihakan tidak berarti harus memusuhi pihak lain. Memihak berarti memberi perhatian, mendampingi, dan membela yang benar.

Demikian juga baik Ester maupun Mordekai tidak membebaskan rekan-rekan sebangsanya dari tanggung jawab, tetapi membantu mereka menjadi subjek penyelamatan mereka sendiri. Mereka memerintahkan untuk berkumpul dan membangkitkan rasa optimis bahwa mereka bisa mengalahkan para penyerang mereka. Pada akhirnya, mobilisasi kekuatan, membangun kesadaran kritis, dan kesatuan yang kuat inilah yang memampukan orang Yahudi mempertahankan diri dalam penghambatan yang dialami.

Bahan Diskusi

  1. Menurut saudara, faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi setiap orang untuk mengolah keberaniannya, untuk bertindak dan menghasilkan perubahan?
  2. Adakah lingkungan di sekitar saudara yang sudah mengupayakan kesadaran kritis bersama dan keberpihakan pada yang lemah serta menderita? Bisakah disebutkan!
  3. Bagaimana caranya agar kita selalu memiliki keberanian untuk menyuarakan dan menghidupi kebenaran di tengah berbagai tekanan dan pergumulan hidup, baik secara pribadi maupun dalam komunitas? [EWP].

 


 

Pemahaman Alkitab (PA) April 2022 (II)
Masa Paskah

 

Bacaan: Lukas 24 : 36 – 43
Tema Liturgis:
Kebangkitan Kristus Menumbuhkan Keberanian dan Harapan
Tema PA:
Bukalah Jendela Pikiranmu!

Pengantar
Keberanian adalah kemampuan untuk menerima masa depan melalui tindakan yang diambil saat ini. Keberanian artinya membuat keputusan, bertindak atas keputusan tersebut dan bertanggungjawab atas apapun konsekuensi dari keputusan tersebut. Keberanian melahirkan seseorang yang mau melangkah keluar dari zona nyaman yang selama ini ia tempati. Keberanian tersebut akan menghasilkan hal-hal yang baru dan menakjubkan yang membuka cakrawala pemikiran dan pandangan akan masa depan. Bahkan tak jarang, kesediaan untuk melangkah keluar dari zona nyaman menciptakan tindakan yang benar, terungkapnya kebenaran.

Penjelasan Teks
Para murid ketika melihat sosok Yesus dihadapannya, mereka mengira adalah hantu. Sebab mereka masih berada dalam sebuah zona atau situasi yang membuat para murid ketakutan, kebingungan, gelisah, dan galau. Tepatnya setelah terjadinya peristiwa penyaliban Yesus. Di tengah keberadaan para murid yang sedang ragu dan takut, Yesus secara tidak langsung menuntun para murid untuk keluar dari pemahaman para murid kala itu. Yesus berusaha mengajak para murid keluar dari zona kebimbangan dan ketakutannya dengan menunjukkan pada mereka sebuah kebenaran. Kebenaran yang nampak pada tangan dan kaki yang berbekas lubang paku, ditunjukkan pada mereka serta diminta-Nya untuk diraba (Ay. 39). Bahkan ketika Yesus meminta makanan pada para murid, dimakanlah ikan goreng pemberian mereka itu (Ay. 43). Semua itu dilakukan semata-mata untuk membuat para murid yakin bahwa yang mereka lihat bukanlah hantu melainkan Yesus, Sang Guru dan Mesias sejati.

Kesadaran akan perjumpaan para murid dengan Yesus yang bangkit memberikan keberanian bagi mereka untuk merasakan suasana yang baru. Sebagaimana yang dinyatakan Yesus, “Damai sejahtera bagi kamu.” Ungkapan ini tentu bukan hanya sekedar salam untuk menyapa para murid di awal perjumpamaan mereka, akan tetapi damai sejahtera itu memang hadir dan mewarnai diri para murid saat mereka berani membuka cakrawala pikirannya. Damai sejahtera yang dirasakan para murid adalah tentang pikiran yang kembali jernih, wawasan yang terbuka akan realitas kebenaran dan mengakui fakta bahwa Yesus memang bangkit dari antara orang mati. Damai sejahtera itu juga berbicara tentang timbulnya keyakinan bahwa Yesus adalah Mesias yang sejati. Memang, kebangkitan mengandung kekuatan untuk menyingkirkan ketakutan. Sedangkan keberanian untuk membuka cakrawala pikiran dan pandangan mengandung kekuatan untuk menunjukkan kebenaran.

Relevansi
Manusia mengalami kegagalan, situasi yang tidak berubah bukan karena tidak mampu, akan tetapi tidak memiliki keberanian untuk mengambil keputusan, memulai tindakan dan bersikap terbuka pada hal-hal yang baru. Andaikata para murid tetap berada dalam zona nyamannya, enggan membuka diri dari rasa takut dan kebingungannya, maka mereka tidak dapat melihat kebenaran yang sesungguhnya. Bahkan damai sejahtera yang diberikan oleh Tuhan Yesus tidak akan memenuhi kehidupan mereka. Oleh karenanya, dalam kehidupan orang percaya diperlukan keberanian untuk membuka cakrawala pikiran dan wawasan untuk menambah pengetahuan menjadi luas dan terbuka, supaya penilaian yang dibuat menjadi bijaksana serta dapat melihat pesan-pesan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang yang melakukannya bukan hanya mengahadirkan damai sejahtera bagi dirinya sendiri tetapi juga damai sejahtera bagi orang lain.

Bahan Diskusi

  1. Mengapa banyak orang yang enggan membuka pikirannya sehingga terlihat bersikap ekstrimis?
  2. Jikalau Yesus untuk membuka pikiran para murid tentang fakta kebangkitan-Nya melalui pembuktian bekas luka di tangan dan kaki yang dapat disentuh oleh para murid-Nya, lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menolong membuka pikiran seseorang terhadap adanya kebenaran yang belum terlihat? (Misalkan dalam kasus perselingkuhan, penyalahgunaan kekuasaan)
  3. Pendekatan seperti apakah yang dapat kita lakukan agar orang-orang di sekitar kita berani mengungkapkan kebenaran sehingga mampu menghadirkan damai sejahtera? [EWP].

Renungan Harian

Renungan Harian Anak