Pemahaman Alkitab April 2018

5 March 2018

APRIL I

Bacaan: Markus 16:1-8
Tema Liturgis: Kristus Bangkit, Percayalah dan Bersaksilah…!
Tema Pendalaman Alkitab: Yakin dengan kesaksian Alkitab (sola scriptura), mendasari kebangkitan kita untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus.

Keterangan bacaan

  • Tiga perempuan datang kepada jenazah Tuhan Yesus, melakukan suatu tradisi yang terjadi secara umum saat itu, untuk memberikan rempah dan meminyaki jenazah Tuhan Yesus. Naluri alami sebagai ungkapan kasih dan menghormati (ayat 1).
  • Namun ada halangan besar bagi kaum yang lemah itu untuk melaksanakan kerinduannya mengungkapkan kasihnya kepada jenazah Tuhan Yesus, yakni batu besar penutup kubur (ayat 3). Sumber-sumber tafsir menyebut batu itu seberat 2 ton. Mana mungkin manusia biasa secara diam-diam dan hanya satu-dua orang saja kuat menggeser batu seberat itu. Ini yang menjadi sumber keresahan tiga perempuan itu.
  • Tiga perempuan yang datang ke kubur pagi itu, juga mewakili perasaan yang sedang berkecamuk pada diri para murid Tuhan Yesus; takut, kecewa, malu, sedih kehilangan pengharapan dan sosok idola yang agung-agungkan selama ini. Kondisi ini memberikan tekanan yang dahsyat sehingga menjadikan para murid lelah tidak hanya secara lahiriah  namun juga psikologis. Sehingga ketika para murid memberikan berita tentang kebangkitan Tuhan Yesus, ditanggapi orang lain dengan prasangka buruk, karena para murid dianggap berhalunisasi dan membuat konspirasi tipu muslihat.
  • Khususnya tiga perempuan yang mengalami visiun (penampakan istimewa) berupa sosok orang muda yang menyapa mereka (ayat 6). Visiun bersifat pribadi dan sulit dibuktikan dengan fakta-fakta. Visiun seperti itu bisa menggerakkan orang baik pribadi maupun bersama untuk memperjuangkan suatu pilihan hidup.
  • Kekacauan perasaan para murid terjadi sekali lagi, (ayat 8) fakta yang dijumpai di kubur yang kosong itu, sungguh tidak terduga oleh mereka; …sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka… Kondisi ini jelas membatalkan tuduhan konspirasi bahwa para murid mencuri dan menyembunyikan jenazah Tuhan Yesus. Ditambah fakta-fakta: (1) Para murid dalam kondisi kacau balau dan terguncang, setelah melihat penangkapan, penyiksaan dan penyeliban Tuhan Yesus. Apakah masuk akal mereka mampu membuat konspirasi yang begitu cemerlang dalam waktu mendesak pada hari Sabat (ada aturan, orang tidak boleh bekerja!) (2) Motif apa yang mungkin dimiliki para murid? Ada resiko hukum mati, kesia-sian, bahkan merugikan, jika mencuri jenazah Tuhan Yesus, yang (pada saat itu) belum terbukti sebagai Anak Allah seperti yang dinyatakan Tuhan Yesus sendiri.
  • Sebagai tambahan keterangan. Perlu diingat bahwa keempat Injil saling melengkapi, dengan keberadaan para prajurit Romawi yang menjaga makam Tuhan Yesus. Dalam tradisi penjagaan ini, 16 orang serdadu dengan rotasi disiplin untuk tidur di waktu malam setiap 4 jam mereka bergantian. Jika melanggar mereka akan mendapat hukuman salib Roma.

Pesan bagi kita

  • Sejak abad ke 19 dogma Kebangkitan Tuhan Yesus ini menjadi persengketaan yang hebat sekali. Baik dalam golongan orang Kristen sendiri (yang diwakili oleh para Bapa Gereja yang terus beradu argumentasi), maupun oleh agama yang terus meragukan dan menolak kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Sumber masalahnya sejak awal adalah: kebangkitan dan ketidakpercayaan. Sehingga selalu ada usaha-usaha ilmiah dan arkeologis untuk membuktikan Tuhan Yesus yang bangkit, atau tidak bangkit (oleh antikristus). Contohnya dalam bulan September 2017, dilakukan pembongkaraan Makam Tuhan Yesus yang asli di Yerusalem yang dipercaya secara tradisi (di lokasi Church of the Holy Sepulchre in the Old City of Jerusalem), setelah ditutup 500 tahun. Hasilnya menggembirakan umat Kristen, karena di makam itu tidak ada sisa-sisa jenazah, penemuan ini membatalkan penemuan ahli pada tahun 1980, yang menk laim Tuhan Yesus tidak bangkit, karena ahli ini menemukan peti mati kuna yang berisi tulang belulang, dengan beberapa artefak yang mendukung kesimpulannya.
  • Kewibawaan Alkitab (sola scriptura), para reformator melandaskan Alkitab dalam hubunganya dengan Firman Allah. Alkitab memuat Firman Allah, meskipun demikian terdapat konsensus bahwa Alkitab harus diterima seakan-akan Allah sendirilah yang sedang berbicara. Para penulis Alkitab adalah “sekretaris (notaires authentiques) Roh Kudus”. Sehingga Kewibawaan Alkitab bersifat mutlak dan otonom. Alkitab mencatat gagasan yang bertentangan dengan proyeksi (halusinasi) dan tipu muslihat para murid tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Alkitab mencatat pada saat berita kebangkitan Tuhan Yesus mendatangi para murid, mereka sama sekali tidak menyangka, sehingga para murid merespon dengan; ketakutan (Mrk 16:8; Mat 28:8), ragu-ragu (Mat 28:17; Mrk 16:5), dan tidak percaya (Mrk 16:11,12). Mereka baru yakin, setelah melewati waktu yang penuh keragu-raguan dan ketidaktentuan (contoh; butuh 8 hari , Tomas yang tidak percaya – Yoh 20:26 , penampakan dijalan ke Emaus –Luk 24:13 dst, di tepi Danau Tiberias –Yoh 21, dll)
  • Setiap orang percaya terhisap ke dalam panggilan “umum”, yakni menyaksikan Tuhan Yesus Yang Bangkit, Sang Juruslamat itu kepada siapa saja. Panggilan untuk pewqrtaan Injil sangat jelas dan alasannya pun sangat jelas; yakni: (a) karena kehendak Allah (2 Petrus 3:9); (b) Karena perintah Kristus (Matius 28:18-20); (c) Karena dorongan kasih (2 Korintus 5:14-15); (d) karena perasaan berhutang (Roma 1:14).
  • Gunakanlah segala sesuatu yang ada pada kita, terlebih dalam moment Kebangkitan Tuhan Yesus ini, kita ambil sebagai landasan dalam rangka pewartaan Injil. Itulah salah satu indikator bahwa kita sudah benar-benar menerima anugerah keselamatan dan bangkit bersama Tuhan Yesus! Kebangkitan Tuhan Yesus adalah kemenangan Allah atas dosa dan kematian (Kis 2:36). Demikian pun kita, umatNya menyanyikan; “Dengan matiNya Ia telah membinasakan kematian kami, dan dengan kebangkitanNya Ia telah memulihkan kehidupan kami”.

Pertanyaan untuk dipergumulkan!

Peranan media sosial sudah begitu nyata dalam hidup kita sehari hari, tidak jarang umat Tuhan terjebak dalam informasi-informasi yang kurang memenuhi standart literasi yang bagus. Tidak sedikit yang terpengaruh karena begitu saja percaya dengan informasi dari media sosial, bahkan mengalahkan Kewibawaan Alkitab. Termasuk informasi yang tertkait dengan kebangkitan Tuhan Yesus dari kelompok antikristus (siapapun; ide-ide dan usaha yang menolak kebangkitan Tuhan Yesus). Tuhan Yesus yang membawa pedamaian bagi dunia, bukan perpecahan dan vandalisme!

  • Bagaimana sikap Saudara?
  • Bagaimana Saudara menyatakan kebangkitan pribadi Saudara bersama Tuhan Yesus dalam dunia saat ini? Khususnya di Negara Indonesia yang akan melaksanakan Pilpres 2019 nanti?
  • Bagaimana Saudara melaksanakan pewartaan Injil dalam era globalisasi, yang berbasis media sosial ini?

Pdt. Agus Puji Purwanta

APRIL  II

 

Bacaan: Kisah Para Rasul 3:17-26
Tema Liturgis: Kristus Bangkit, Percayalah dan Bersaksilah…!
Tema Pendalaman Alkitab: Jika seseorang tahu harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Keterangan bacaan

  • Kearifan lokal adalah suatu pengetahuan atau ketrampilan sekelompok orang dalam daerah tertentu yang diajarkan secara turun-temurun. Pengetahuan itu akan dipegang sebagai sebuah kebenaran, sampai ada pihak luar yang mengoreksi (membawa hal baru). Koreksi itupun tidak begitu saja diterima. Namun membutuhkan waktu dan perjuangan, sampai mempertaruhkan nyawa, demi penegakan hal baru itu (ayat 17).
  • Alasannya, saat seseorang telah dididik turun-temurun (ayat 25), hidup sehari-hari dalam budaya dan pola pikir tertentu yang begitu kental, kemudian disuruh berubah. Perubahan itu membutuhkan dukungan yang komprehensif, melibatkan hal-hal berikut: Kognitif adalah ranah kegiatan otak, berorintasi pada kemampuan berpikir, meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Afektif adalah ranah berkaitan dengan sikap dan nilai, mencakup watak perilaku, seperti: perasaan, minat sikap, emosi, dan nilai. Psikomotorik adalah kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif yang baru nampak dalam bentuk kecenderungan berperilaku berkaitan dengan aktivitas fisik. Juga sistem yang berlaku di dalam komunitas itu.
  • Perubahan semacam itu, cenderung menuntut pertobatan masal (ayat 24). Pertobatan masal ini mempunyai beberapa konsekuensi. Harus diawali dari pertobatan pribadi per pribadi anggota komunitas, terjadinya kesadaran bersama untuk mengakui bahwa yang telah ada di masa lalu itu (ayat 21-24) adalah hal yang salah, kemudian dibuat konsensus bersama untuk memperbaharui sistem dan melaksanakan dengan setia (perjuangan yang kuat) (ayat 19-20).
  • Mengapa komunitas ini harus bertobat? Karena mereka adalah umat pilihan. Umat yang memiliki hak istimewa, bahkan sejak semula, diawali dari perjanjian Allah dengan nenek moyang mereka (ayat 26). Sebutan “HambaNya” bagi Tuhan Yesus, menegaskan bahwa kebangkitan Tuhan Yesus adalah kehendak Allah, dan Tuhan Yesus hanya patuh seperti hamba yang melaksanakan kehendak tuannya. Sebuah teladan kesetiaan dari Hamba Allah dengan setia dan taa sampai mati. Keistimewaan yang insklusif itu membawa tugas khusus, yaitu pelayanan khusus; bukan kehormatan khusus!

Pesan bagi kita

  1. Kata “bangkit” selalu dipakai untuk mendorong seseorang berbuat sesuatu yang baru, setelah penyadaran diri akan situasi yang telah terjadi. Intinya berbuat sesuatu agar menjadi lebih baik. Kita mengenal jargon “Kebangkitan Nasional”, “Indonesia Bangkit”, “Bangkitlah Negeriku”, “Bersama, Kita Bangkit”, dll.
  2. Artinya peristiwa kebangkitan tidak bisa dilepaskan dari pembaharuan, hidup baru, dan lain-lain yang intinya konsensus untuk hal yang baru. Ayat 25 mengingatkan kita bahwa pembaharuan itu diperlukan, walaupun kita telah terikat dengan perjanjian Allah. Mengapa? Perjalanan waktu yang panjang dari sejak perjanjian Allah dibuat, nyatanya bukan membuat umat pilihan semakin baik. Bahkan terlupakan, orang Yunani mempunyai ungkapan “waktu yang menghapus segala sesuatu”. Warisan perjanjian Allah kepada umat pilihan nyatanya belum menghapus secara total warisan dosa dari Bapa Adam. Hal ini terjadi karena dosa warisan itu begitu kuat mencengkeram manusia termasuk umat pilihan, bahkan ditambah-tambah pula dengan dosa karena nafsu kedagingan (egoisme), yang terjadi setiap saat dalam hidup manusia. Inilah pentingnya umat pilihan selalu bangkit, dan bangkit bersama Tuhan Yesus setiap saat, setelah menyadari berbuat dosa. Hidup di jalan Tuhan!
  3. Apalagi karena kita sudah mempunyai pengetahuan sebagai dasar untuk berbuat baik, yakni; status umat pilihan dengan tugas khusus, status umat pilihan yang berkutat dengan dosa, status umat pilihan yang mendapat anugerah dari kebangkitan Tuhan Yesus dan umat pilihan yang dipimpin oleh TuhanYesus (untuk kembali dari segala kejahatan – ayat 26).

Pertanyaan untuk dipergumulkan!

Seruan bertobat, tidak terpisahkan dari makna kebangkitan. “Tuhan Yesus bangkit, percayalah dan bersaksilah”, telah menjadi pengetahuan kebenaran iman kita, umat pilihan Allah. Ada perbedaan antara mengetahui dan mengenal. “Mengenal” memiliki dimensi yang lebih lengkap (kognitif, afektif dan psikomotorik) daripada mengetahui (hanya kognitif saja yang terlibat). Kita diingatkan oleh Rasul Yakobus “jadi jika seseorang tahu harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa ( Yakobus 4:17). Artinya kognisi saja tidak cukup berguna, namun perlu dilengkapi afeksi dan dan psikomotorik sehingga semakin berdaya guna (mnjadi berkat!).

  1. Pengetahuan kebenaran iman Krsiten apa saja yang sudah kita ketahui? Apa halangan untuk melakukannya?
  2. Apakah Saudara percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit? Apakah pewartaan Kebangkitan Tuhan Yesus kita ambil sebagai hak istimewa kita, yaitu pelayanan khusus kita? Bagaimana mewartakannya, dalam situasi politik menjelang Pilpres 2019 nanti?
  3. Dalam konteks GKJW. Apa saja yang perlu diperbaharui di GKJW dalam semangat kebangkitan Tuhan Yesus? Apa pengetahuan baik dalam kehidupan GKJW yang sudah Saudara ketahui namun belum dilakukan?

Pdt. Agus Puji Purwanta

Renungan Harian

Renungan Harian Anak