United Evangelical Mission (UEM) kembali mengadakan program Youth for Children pada tanggal 9-18 Agustus 2018 lalu di Sikakap, Mentawai. Program yang mengusung tema “Child Protection and Children Right“ ini adalah program untuk meningkatkan kesadaran dan melatih kaum muda gereja untuk peduli terhadap hak-hak anak.
Youth for Children kali ini diikuti 24 peserta utusan dari gereja-gereja anggota UEM di Asia. Utusan-utusan tersebut datang dari: MC-SL (Sri Lanka), UCCP (Philipina), GKPPD, BNKP, GBKP, dan HKBP. Hadir pula utusan dari HKI, GKPA, GPKB, GKPM, GKPS, GKJTU, GKI Tanah Papua, GKJW, dan Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) selaku tuan rumah. GKJW sendiri mengirim dua utusannya yakni Vikar Taksi Ria dan Pdt. Maria Theofani.
Peserta program ini terdiri dari para pemuda, aktivis gereja, guru sekolah minggu, vikaris atau pendeta muda dari gereja masing-masing. Bertindak sebagai nara sumber ialah Milton Napitupulu, STh dari Milton Ministry, sebuah lembaga swadaya yang bergerak pada bidang perlindungan anak-anak jalanan di daerah Pematang Siantar. Dua fasilitator dari GKPM dan UEM Region Asia juga terlibat dalam acara ini.
Para peserta memulai program ini dengan perjalanan laut selama kurang lebih 5 jam dari Padang menuju kantor pusat GKPM di Sikakap, Pulau Pagai Utara, Mentawai. Sesampainya di Sikakap, mereka bertemu dengan anak-anak SD yang bernyanyi lagu ‘Bapa Yakub’ saat anak-anak itu pulang sekolah. Kelelahan akibat perjalanan panjang langsung terhapus saat melihat keriangan anak-anak ditambah suasana asri pedesaan yang berdampingan dengan birunya laut.
Selama 10 hari itu para peserta diajak untuk sadar dan peka terhadap hak-hak anak dan perlindungan anak. Program dimulai dengan perkenalan dengan menceritakan pelayanan di gereja masing-masing. Acara perkenalan tersebut membuat peserta menjadi lebih terbuka satu dengan yang lain. Mereka semakin bersemangat berbagi pengalaman tentang pelayanan anak-anak di gereja masing-masing.
Milton Napitupulu dalam program ini mengingatkan bahwa Gereja harus ramah dan memperhatikan hak-hak anak. Anak-anak adalah bagian nyata dari Gereja. Oleh karena itu, gereja harus memberikan pelayanan sesuai dengan hak-hak anak, dan itu berarti juga tidak pelit anggaran untuk pelayanan pada anak-anak.
Seluruh peserta juga diajak terlibat langsung dalam proyek penataan kembali tempat pendidikan anak usia dini (PAUD) milik GKPM. Rumah PAUD yang lama telah rusak dan tidak layak menjadi tempat belajar dan bermain anak. Aparat desa setempat kemudian merelokasi PAUD tersebut ke tempat yang baru. Mereka membangun sebuah rumah sederhana yang digunakan sebagai tempat PAUD meskipun dengan kondisi halaman yang masih digenangi air, penuh tanah lempung dan batu-batu.
Mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan belajar dan bermain anak-anak, seluruh peserta dan fasilitator bergotong royong mendekorasi ruang kelas dan menimbun halaman dengan tanah dan batu. Para peserta juga mengangkat sarana bermain dari lokasi lama ke sekolah baru, mencat ulang dan menatanya di halaman supaya lebih nyaman dan aman untuk tempat belajar dan bermain anak-anak.
Dalam kegiatan ini, para peserta sempat mengikuti persekutuan pemuda di GKPM Jemaat Nemnemleleu dan terlibat dalam pelayan ibadah minggu anak di beberapa jemaat GKPM. Selain itu, para peserta diajak berpetualang menggunakan perahu bermotor selama 30 menit menyeberang ke pulau Siruso, sebuah pulau kecil tak berpenghuni nan indah, bersih dan berpasir putih yang sangat lembut.
Pada malam perpisahan diadakan malam budaya bersama para pemuda dan remaja dari GKPM Nemnemleleu. Semua yang hadir mengenakan pakaian adat dari daerahnya masing-masing serta menampilkan kekhasannya.
Hari terakhir bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, seluruh peserta bersama para fasilitator dan nara sumber mengadakan upacara kecil merayakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Semoga kemerdekaan yang dirayakan ini juga menjadi kemerdekaan seluruh peserta untuk memperjuangkan dan menyuarakan hak-hak anak dimanapun juga demi kemerdekaan bersama.
Kegiatan Youth for Children 2018 memang secara resmi telah usai namun semangatnya masih menyala. Jejaring yang terbentuk di antara peserta dan fasilitator terus melakukan kerja sama. Kali ini alumni peserta Youth for Children 2018 bergotong royong mengajak siapa saja untuk menyumbangkan satu atau dua buku mendukung inisiatif pemuda GKPM membuka perpustakaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan minat baca dan dilatarbelakangi sulitnya akses internet, buku atau bahan bacaan lain di wilayah Sikakap.
Video tentang Program “UEM Youth for Children 2018” dapat dilihat disini: