GKJW bekerjasama dengan UEM Asia pada tanggal 01-28 November 2010 mengadakan program TRAINING OF TRAINERS on CHRISTIAN MOSLEM DIALOGUE (TOT CMD). Mengusung tema “ Antara Identitas dan Pluralitas”, program ini antara lain bertujuan untuk mengeksplorasi kearifan budaya lokal dan identitas masing-masing agama dalam kaitan untuk menciptakan kedamaian.
TOT CMD sedikit berberbeda dengan program Studi Intensif Islam Kristen (SIKI) yang pernah diadakan sebelumnya karena diadakan untuk tingkat lanjut Dialog Kristen Islam. Acara ini diikuti oleh 26 peserta yang terdiri dari berbagai macam latar belakang seperti Mahasiswa IAIN/UIN dari Sumatera Utara dan Jawa Timur, Pendeta gereja-gereja anggota UEM, dosen, tokoh Ormas Islam dan guru madrasah.
Setiap pagi peserta diajak untuk berefleksi tentang berbagai hal seperti Pluralitas dan Pluralisme, Komunikasi, Kitab Suci, Ibadah, Keadilan, Kemiskinan/Kemakmuran, Perdamaian, dan sebagainya yang dipandu bergantian oleh nara sumber dari Islam atau Kristen. Demikian juga materi pengantar diskusi diberikan dari perspektif Islam dan Kristen. Diskusi-diskusi yang dilakukan antara lain bertema: Konflik, Ummah/Gereja dan Negara, Kesejahteraan Bersama, HAM, Lingkungan dan Gender.
Dalam live-in, masing-masing peserta diharuskan tinggal dalam komunitas yang berbeda dari agamanya selama 5 hari. Kali ini peserta Kristen masing-masing ber- live-in di Pondok Pesantren Al Itjtihad, Belung, Tumpang, Malang: Pondok Pesantren Ngalah di Gempol; dan Pondok Pesantren Darul Ulum di Jombang. Sementara, peserta muslim ber-live-in di GKJW jemaat Suwaru, GKJW Jemaat Aditoya, GKJW Jemaat Pulungdowo dan GKJW Jemaat Jombang.
Selain itu, para peserta TOT CMD juga diajak berkunjung ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, LSM Al- Haraka di Jombang, PAUB Jombang, Klentheng Eng An Kiong, dan merayakan Idul Adha di salah satu pesantren di Tamban, Malang Selatan. Peserta juga diberi berbagai masukan dari Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Malang dan Komisi Hubungan Antar Umat Beragama (KAUM) GKJW yang diundang untuk berbagi pengalaman menangani dialog antar iman.
Pada Minggu-minggu terakhir, peserta menyusun modul tentang Jaringan, Komunitas dan Publikasi sebagai panduan yang bisa dipakai oleh siapa saja yang akan membangun dialog Kristen-Islam. Di hari-hari terakhir peserta secara berkelompok menyusun Proposal program Dialog Kristen-Islam yang akan dilakukan di daerah masing-masing.
Selesai acara ini peserta diharapkan dapat menjadi trainer yang mampu mengembangkan dialog antar iman di daerah mereka masing-masing karena sudah dibekali dengan strategi, metodologi, dan kemampuan praktis.