Dengan penuh keramahtamahan, sejumlah pengurus Majelis Pendidikan Kristen Wilayah Jawa Timur (MPKW Jatim) menyambut kedatangan para utusan GKJW yang menghadiri undangan untuk diskusi bersama terkait Yayasan Badan Pendidikan Kristen (YBPK) GKJW.
Pertemuan antara para utusan GKJW dengan pengurus MPKW Jatim tersebut dilakukan pada hari Rabu, 28 Februari 2024 bertempat di kantor MPKW Jatim yang berada Jl. Pucang Anom, Gubeng – Surabaya.
Diawali dengan perkenalan singkat dari pengurus MPKW Jawa Timur dan para utusan GKJW, pertemuan kemudian dilanjutkan dengan presentasi mengenai Visi dan Misi MPK Indonesia sebagai sebuah wadah perhimpunan yang menaungi badan atau yayasan penyelenggara pendidikan Kristen di seluruh Indonesia. Sebagai kepanjangan tangan dari MPK Indonesia, MPK Wilayah Jawa Timur menterjemahkan visi dan misi yang dimiliki oleh MPK Indonesia tersebut dan mengejawantahkan sesuai dengan konteks pendidikan Kristen di Jawa Timur.
Para pengurus MPK Wilayah Jatim yang sebelumnya juga mengundang pengurus YBPK GKJW Pusat memaparkan hasil temuan mereka terkait faktor-faktor (internal) penyebab tidak mampunya beberapa unit sekolah YBPK dalam bersaing dengan keberadaan penyelenggara pendidikan yang lain, hingga akhirnya harus terpaksa tutup.
Pdt. Natael Hermawan Prianto, selaku ketua Majelis Agung, dalam percakapan itupun menyampaikan bahwa selain faktor internal yang menjadi penyebab, terdapat faktor-faktor eksternal yang seolah menjadi badai tersendiri. “Faktor eksternal itu diantaranya adalah sejak diterbitkannya Instruksi Presiden (InPres) sekitar tahun 80’an, sampai dengan penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah tentang pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi YBPK sejak dahulu sampai dengan saat ini… Hal tersebut belum termasuk adanya pemberian beberapa bantuan dari pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Memaksa sesama penyelenggara sekolah bersaing ketat. Jangankan antar sesama sekolah swasta, sesama sekolah negeri pun saling bersaing”, ungkap Pdt. Natael.
Sebagaimana disampaikan oleh MPKW Jatim, Yayasan Badan Pendidikan Kristen adalah salah satu lembaga dalam naungan GKJW yang memiliki status badan hukum tersendiri dan keberadaannya mendapat legalitas pemerintah (selain Yayasan Kesehatan dan Dana Pensiun GKJW).
Tentu sebagai sebuah lembaga yang berbadan hukum, ada berbagai macam hal yang langkah geraknya harus berkesesuaian dengan segala peraturan dan kebijakan dari pemerintah sesuai dengan status badan hukum yang dimiliki. Meskipun status badan hukum dan legalitas tersebut adalah sesuatu yang membanggakan, namun di sisi lain ada ranah-ranah yang GKJW sendiri sebagai lembaga pemilik tidak serta-merta dapat masuk di dalamnya.
Oleh sebab itu langkah gerak proaktif dan kreativitas pengurus serta para penyelenggara pendidikan yang ada di dalamnya adalah sebuah keharusan agar YBPK mampu berhadapan dengan tantangan jaman. “Gereja GKJW ( sebagai lembaga pemilik) harus senantiasa berjalan beriringan dengan YBPK. Memberikan semangat kepada para pengurus dan penyelenggara pendidikan di YBPK”, ungkap Ir. Widodo Adipranoto, wakil sekretaris MPKW Jatim.
Pdt. Widi Nugroho selaku Wakil Sekretaris Umum yang sekaligus menjabat sebagai ketua Dewan Pembina di YBPK GKJW pun menyampaikan bahwa GKJW sebagai lembaga pemilik dari YBPK sudah berupaya melakukan berbagai macam langkah agar keberadaan YBPK dapat bertahan di tengah segala tantangan jaman. Upaya itu beberapa diantaranya dengan menggalang dana beasiswa baik internal maupun eksternal bagi para guru pengajar. Mendorong keterlibatan Majelis Daerah maupun Majelis Jemaat setempat untuk dapat menjadi basis kekuatan dan dukungan dari unit-unit sekolah YBPK yang ada.
“Bahkan, GKJW secara lembaga mengambil kebijakan agar para pendeta GKJW ke depannya dapat memiliki kepedulian dan keberpihakan pada YBPK, GKJW mengambil kebijakan bahwa pada masa vikariat yang harus dijalani oleh para vikar (calon pendeta) GKJW, mereka harus menjalankan masa vikar non-parokial, salah satunya ditempatkan di unit-unit sekolah YBPK. Ke depannya, jika mereka dinyatakan layak tahbis dan menjadi pendeta GKJW, mereka tidak hanya memikirkan urusan pelayanan di Jemaat, melainkan juga memikirkan keberadaan unit-unit sekolan maupun cabang YBPK yang ada di sekitarnya”, tambah Pdt. Widi.
Menjelang berakhirnya percakapan, beberapa pengurus MPKW Jatim memberikan rekomendasi-rekomendasi yang bisa dilakukan oleh GKJW demi mempertahankan dan mengembangkan keberadaan unit-unit sekolah YBPK. Para pengurus MPKW Jatim yang memiliki beberapa lembaga mitra itu, siap mendukung dan membersamai GKJW dalam upaya tersebut melalui berbagai macam cara.
“Bagaimanapun juga, gereja akan berkembang jika Sekolah yang dimilikinya berkembang. Sekolah yang berkembang, akan mampu menjadikan gereja dapat berkembang”, ungkap Ir. Iskandar Itamurti yang menjabat sebagai anggota Bidang II MPKW Jatim.