Pengeboran Sumur Berkat GKJW Jemaat Trenceng

8 September 2023

Sudah sekian lama warga Dusun Trenceng, Desa Mrican, Kec. Jenangan, Kab. Ponorogo mengalami krisis air, utamanya air yang dipergunakan untuk keperluan irigasi persawahan. Hal ini yang menyebabkan daerah persawahan di lokasi tersebut terlihat kering kerontang, sungai pun tidak mengalir di sepanjang musim kemarau, hanya tumbuhan dan tanaman yang tidak memerlukan konsumsi air berlebih yang terlihat menghijau, sedangkan sisanya terlihat coklat mengering. Oleh sebab itulah wilayah ini disebut sebagai daerah tadah hujan: di mana air melimpah hanya pada saat musim hujan tiba.

Di wilayah inilah warga Jemaat GKJW Trenceng bermukim dan menjalani keseharian mereka. Mereka senantiasa menghayati hidup bersekutu dalam ikatan kasih keluarga Tuhan dan memelihara iman percaya mereka sembari hidup di tengah pengharapan akan datangnya sumber air yang dapat menghijaukan sawah ladang mereka.

Gayung bersambut, Pdt. Natael Hermawan Prianto (Ketua Majelis Agung) dan Pdt. Triadmojo (Pdt. Jemaat Trenceng) yang pernah membicarakan untuk mencari jalan keluar masalah krisis air di Dusun Trenceng kemudian diajak oleh Pdt. Wawuk Kristian Wijaya (pendeta GKJW Jemaat Aditoya) yang oleh pertolongan Tuhan telah berhasil mengupayakan Sumur Berkat di GKJW Jemaat Aditoya untuk merealisasikan pembangunan sumur berkat di Trenceng.

Sedikit menceritakan bagian yang lain, bahwa dalam upayanya menghadirkan sumur berkat di GKJW Jemaat Aditoya tersebut, Pdt. Wawuk rupanya dibantu oleh salah satu orang baik dari Surabaya yang bernama Bpk. Christian Lee, yang memiliki keahlian dalam hal mencari sumber air dalam tanah. Sedangkan untuk pembiayaan dalam hal pembangunan dan penyediaan sarana prasarananya, GKJW Jemaat Aditoya dibantu oleh Bpk. Basuki Tjahaya Purnama, yang akrab dipanggil dengan Bpk. Ahok (Komisaris Utama Pertamina).

Baca Juga:  Buku Ekoteologi "Ngrembaka"

Hingga pada akhirnya pada tanggal 12 Juli 2023, Pdt. Natael, Pdt. Dadi Wirawan, Pdt. Wawuk, dan Bpk. Christian Lee, datang meninjau lokasi sekaligus mencari titik akurat keberadaan sumber mata air dalam tanah di Dusun Trenceng, utamanya di sekitaran wilayah pelayanan GKJW Jemaat Trenceng. Kedatangan mereka disambut dengan penuh sukacita dan pengharapan oleh anggota Majelis dan warga Jemaat Trenceng.

Setelah melakukan pencarian yang cukup lama, sumber mata air dalam tanah pun akhirnya ditemukan di salah satu pekarangan milik warga jemaat. Bpk. Christian Lee memperkirakan kedalaman sumber mata air yang ditemukan tersebut berada antara 120-150 meter di bawah tanah. Titik lokasi sumber mata air itu pun kemudian ditandai, namun mereka tidak bisa langsung melakukan pengeboran dikarenakan pertimbangan biaya untuk pelaksanaannya.

Selama satu setengah bulan warga Jemaat Trenceng bergumul, apakah lokasi ditemukannya sumber mata air dalam tanah yang sebelumnya ditandai tersebut akan jadi dibor ataukah tidak, mengingat untuk melakukan pengeboran itu diperlukan biaya yang tidak murah. Didasari suasana batin yang diliputi pergumulan tersebut, Tuhan menjawab segala doa dan pengharapan mereka. Bpk. Ahok yang sebelumnya telah menjalin relasi dengan Pdt. Wawuk, memberikan sejumlah dana untuk mencukupi kebutuhan pengeboran sumur.

Hingga pada hari Selasa, 5 September 2023 mereka melakukan peninjauan ke GKJW Jemaat Aditoya yang sebelumnya telah berhasil dalam pengadaan sumur berkat baik bagi warga Jemaat Aditoya sendiri, maupun masyarakat di sekitarnya. Dari hasil perkunjungan dan peninjauan tersebut, anggota Majelis dan warga Jemaat Trenceng pun menjadi semakin percaya diri untuk melakukan pengeboran dua hari setelahnya, yaitu pada hari Kamis, 7 September 2023.

Pengeboran sumber mata air dalam tanah tersebut didahului dengan prosesi dan doa bersama dengan mengundang dan melibatkan perwakilan aparatur pemerintahan Desa Mrican, warga Jemaat dan warga masyarakat sekitar, perwakilan Pelayan Harian Majelis Daerah (PHMD) Madiun, Pdt. Natael (Ketua PHMA GKJW) dan Pdt. Dadi Wirawan (SekBid Penatalayanan), serta Pdt. Wawuk Kristian Wijaya.

Baca Juga:  Ekospiritualitas

Segenap tokoh yang diberikan kesempatan untuk memberikan kata sambutan secara bergantian menyampaikan ucapan doa, rasa syukur dan pengharapan mereka akan adanya sumur berkat ini. Bahwa kiranya proses pengeboran ini dapat berjalan lancar, dan apabila sumber mata air dalam tanah nanti mengalir, biarlah kiranya itu dapat menjadi berkat bagi segenap warga masyarakat yang ada di Dusun Trenceng.

Setelah acara didahului dengan sambutan-sambutan, puncak acara adalah doa bersama yang dipimpin oleh Pdt. Triadmojo dan prosesi penyiraman air rendaman bunga ayem yang menjadi tradisi melekat masyarakat sekitar saat melakukan pengeboran pertama kali. Rangkaian acarapun ditutup dengan makan siang bersama.

“Upaya pembangunan sumur berkat baik di GKJW Aditoya-Nganjuk maupun sekarang di GKJW Jemaat Trenceng-Ponorogo merupakan usaha nyata untuk mewujudkan GKJW menjadi berkat secara nyata bagi umat dan masyarakat dengan bersinergi bersama para pihak yang satu visi untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah. (humas)”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak