GKJW Jemaat Aditoya yang berada di kaki Gunung Wilis Kabupaten Nganjuk dan berada di pedesaan di dekat perbatasan antara Kabupaten Nganjuk dengan Kabupaten Kediri berjuang menghidupi Bulan Penciptaan dengan merawat dan menata lingkungan hidup di sekitarnya supaya indah lestari dan terbebas dari bencana kekeringan maupun banjir.
Bulan Penciptaan tahun 2024 yang seturut Kalender GKJW dibuka pada Minggu tanggal 14 Januari dan ditutup pada 04 Februari selain diisi dengan merawat tanaman penghijauan yang telah ditanam pada Bulan Penciptaan tahun-tahun sebelumnya, di GKJW Aditoya juga terus intensif diisi dengan kegiatan reboisasi lingkungan dengan penanaman tanaman peneduh baik yang berupa tanaman hias maupun tanaman buah-buahan.
Kegiatan penanaman 100 pohon tabebuya sebagai tanaman penghijauan peneduh sekaligus tanaman hias dilaksanakan GKJW Jemaat Aditoya berkolaborasi dengan komunitas pencinta lingkungan Kota Sejuk Kabupaten Nganjuk yang menyumbangkan 100 batang pohon tabebuya maupun beberapa jenis tanaman yang lain.
Gotong royong penanaman dilaksanakan pada Sabtu 27 Januari 2024 dengan bergotong royong bersama warga Jemaat bersama komunitas Kota Sejuk dan Gusdurian Kabupaten Nganjuk sejak jam 07.00 pagi sampai sekitar jam 10.30.
Seminggu setelah itu, pada hari Sabtu tanggal 3 Januari kegiatan gotong royong untuk membuat taman dusun secara bertahap di sekitar lingkungan Gereja dilaksanakan. Kolaborasi tersebut selain menumbuhkan kepedulian bersama terhadap sesama ciptaan juga semakin membangkitkan kerukunan di antara berbagai komunitas.
Kecintaan kepada bumi juga diwujudkan dengan gerakan warga jemaat untuk merawat bumi persawahan dengan mengaplikasikan pupuk organik. Para pemuda Aditoya telah merintis pembuatan pupuk organik sejak tahun 2022. Di Bulan Penciptaan ini, pada hari Senin, 29 Januari sejak jam 18.30 sampai jam 23.30 para petani warga GKJW Jemaat Aditoya bekerjabakti membuat/memfermentasi pupuk pupuk organik yang bahan-bahannya telah dikumpulkan pada musim kemarau 2023 di gudang lumbung pupuk GKJW Aditoya yang berada di belakang gedung Gereja dan Balai Pamitran.
Kerja bakti ini diikuti oleh warga tani baik yang tua maupun muda yang sekaligus akan mempergunakan pupuk yang diolah tersebut di persawahan milik mereka yang hadir dalam kerja bakti sebagai terobosan kemandirian di tengah mahalnya pupuk kimia. Kegiatan yang melibatkan kerjasama Pokja Kaum Bapak, KPPM, Pokja PEW Jemaat Aditoya ini mengaplikasikan secara nyata prinsip “GKJW Mandiri dan Menjadi Berkat” dalam konteks Jemaat pertanian.
Mandiri dilaksanakan dengan bergotong royong sebagai wujud kemandirian bersama untuk pembuatan pupuk. Menjadi berkat yaitu pupuk yang dihasilkan dari kerjasama tersebut tak perlu beli, dan menambah berkat warga tani yang turut bekerja mengolah pupuk di tengah mahalnya pupuk organik namun kimia dan menjadi berkat untuk bumi persawahan supaya semakin subur sehingga panenan melimpah. Selama Bulan Penciptaan untuk masyarakat petani yang membutuhkan tambahan air untuk irigasi sawahnya juga diberikan potongan biaya penggunaan air dari Sumur Berkat Gereja, dari yang semula tarifnya Rp 20.000 perjam menjadi Rp 15.000 perjam.
Kegiatan Bulan Penciptaan di GKJW Jemaat Aditoya di tahun 2024 ditutup dengan upaya Gereja mendukung warga Jemaat secara partisipatif semakin gemar menanam dan merawat tanaman pohon untuk reboisasi maupun untuk menambah pendapatan umat maupun memudahkan mencukupi buah-buahan. Upaya ini dilaksanakan dengan memberikan kemerdekaan warga Jemaat secara partisipatif untuk memesan dan memilih tanaman yang akan ditanam. Gereja memfasilitasi dengan membelikan jenis tanaman yang dipesan oleh warga Jemaat.
Pada Penutupan Bulan Penciptaan di hari Minggu tanggal 04 Februari 2004 diserahkan berbagai jenis tanaman tersebut, baik secara simbolis dalam Ibadah Penutupan Bulan Penciptaan, maupun secara langsung kepada 22 warga di antaranya cempedak, nangka, kelengkeng, durian bawor, pete, rambutan, mangga, alpukat.
Penyerahan secara simbolis dilaksanakan dalam Ibadah Minggu Penutupan Bulan Penciptaan. Bibit Mangga Manalagi atau Mangga Lalijiwo diserahkan oleh Wakil Ketua Majelis Jemaat Pnt. Eko Suryanto kepada Bapak Budi Mahariyono. Sedangkan Vikaris Christiyanto Teguh Hari Wibowo yang melayani ibadah minggu tersebut sekaligus sebagai pelayanan perdana sebagai Vikaris di Jemaat Aditoya menyerahkan bibit Cempedak kepada Bapak Hari Purwanto Koster GKJW Aditoya yang memesannya.
Setelah Ibadah Minggu Pdt. W. Kristian Wijaya bersama Majelis Jemaat GKJW Aditoya menyerahkan bibit tanaman kepada 22 warga yang telah diberikan kesempatan melakukan pemesanan untuk menanam bibit tersebut guna terus menghidupi filosofi Keutuhan Ciptaan dan semakin mengasihi Bumi karya Hyang Ilahi Tuhan Semesta Langit secara lebih nyata.
Berita dan Foto : Pdt. W. Kristian Wijaya