Selama dua hari, 9 -10 September 2023, Dewan Pembinaan Pelayanan bersama pengurus Pokja Tanggul Bencana (Ketua : Pdt. Yuli Erna, Sekretaris : Pdt. Bill Clinten S dan Anggota : Bpk. Erwin Ririh) menyelenggarakan pelatihan Relawan Tanggul Bencana GKJW.
Kegiatan yang dilakukan di kompleks IPTh. Balewiyata, Malang ini melibatkan 50 pengurus TB dan relawan dari 15 MD se-GKJW. Pelatihan kali ini didukung oleh Jaringan Komunitas Kristen (Jakomkris) – Pengurangan Risiko Bencana di Indonesia bersama dengan Yakkum Emergency Unit (YEU), Mennonite Diakonia Service (MDS) dan Yayasan Sion-GKJTU.
Dalam ibadah Pembukaan Pdt. Yuli Erna menyampaikan perlunya memiliki hati dan motivasi yang murni dalam mewujudkan kerja-kerja baik bagi kemanusiaan. Demikian Pdt. Agung Siswanto (Sekretaris Umum GKJW) yang menandaskan pentingnya kegiatan ini mengingat bahwa GKJW berada di daerah rawan bencana, maka peningkatan kapasitas menjadi keniscayaan yang harus dilakukan dalam upaya pengurangan risiko bencana. Dengan demikian upaya ini memperkuat panggilan bersaksi tentang kasih Kristus dan pelayanan kepada sesama.
Pelatihan ini diawali dengan pertemuan online pada tanggal 21 Agustus 2023 melalui pengantar penanggulangan bencana di Indonesia yang disampaikan oleh Bpk Banu Subagyo (Dewan Pengarah Jakomkris). Dilanjutkan dengan pelatihan onsite yang difasilitasi oleh yaitu Bpk Gidion Supriyanta dan Sdri. Dewica Tandiari (YEU), Bapak Joko Supriyono (MDS) dan Bpk. Budiyono Yayasan SION. Dalam empat sessi peserta mendapatkan materi tentang Logistik Kebencanaan, Sub Seksi Akuntabilitas, Manajemen Tempat Pengungsian dengan sub seksi air, kebutuhan dasar, kesehatan, mendesain barak pengungsian dan pada hari kedua pembicara menyampaikan penguatan relawan melalui cerita baik dan tidak baik di lapangan. Fasilitator tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga mengajak peserta untuk melakukan simulasi, dan metode ini sangat membantu peserta tidak hanya mengetahui informasi tetapi juga belajar merespon secara benar situasi darurat di lokasi bencana. Mengingat bahwa melakukan sesuatu yang baik ternyata tidak cukup, tetapi juga harus dengan cara yang benar, maka para fasilitator juga menyampaikan bekal penting para relawan yaitu Standart Kemanusiaan Inti. Pelatihan menyiapkan gerak responsif menghadapi bencana, meskipun kami juga mendiskusikan upaya pencegahan, mitigasi, rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai bagian penting dari manajemen kebencanaan untuk mengurangi risiko bencana.
Melalui warna sari pada sesi penutup ada beberapa hal penting yang disampaikan relawan berkenaan dengan konteks bencana di masing masing MD, seperti : kebutuhan sarana prasarana yang memperlancar komunikasi di saat terjadi bencana, kebutuhan gerakan relawan dari luar MD di Hari H dan H+1 terjadinya bencana, kebutuhan ruang bersama bagi para relawan untuk bertemu dan saling belajar, pentingnya regenerasi relawan yang menjangkau para pemuda. Bpk. Mulyo Aji dari Besuki Barat menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat baik dan membantu para relawan melakukan kerja baik dan kemanusiaan.
Dan hari itu peserta tersemangati untuk melanjutkan pelatihan ini ke MD masing masing dan berharap Pokja Tanggul Bencana GKJW semakin siap, sigap dan tanggap menjadi arak arakan Menuju Gereja Tangguh Bencana. Tanggul Bencana GKJW ? Ndang budhal, rek !