Selasa-Senin, 12-18 November 2024, sejumlah 10 orang pendeta GKJW melakukan Khalwat Pendeta di Pusat Pembinaan Spiritualitas GKJW “Kori Menga”, di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Khalwat atau yang dikenal secara umum sebagai retret adalah momen mundur dari keseharian dan meneliti diri. Dalam kegiatan ini, para pendeta dipandu oleh Tema “Mengalami Tuhan dalam Segala Sesuatu” (1 Korintus 15: 28). Dengan demikian diharapkan para pendeta bisa melihat kehadiran dan karya Allah melalui segala daya upayanya menjadi pendeta yang mendampingi jemaat, setiap dinamika jemaat, keluarga, relasi bersama para kolega, dan segala sesuatu yang dijumpainya dalam hidup.
Kesepuluh pendeta yang mengikuti khalwat adalah:
- Abednego Adi Nugroho – GKJW Jemaat Rungkut, MD Surabaya Timur 1
- Budi Susilo – GKJW Jemaat Sugihwaras, MD Kediri Selatan
- Eko Susilowati – GKJW Jemaat Ampelgading, MD Malang 4
- Gita Restu Anandani – – GKJW Jemaat Ngunut, MD Kediri Selatan
- Kristanto – GKJW Jemaat Waru, MD Surabaya Timur 1
- Rena Kartikaningrum – GKJW Jemaat Rejoagung, MD Besuki Barat
- Rogethe Indra Kurniawan – GKJW Jemaat Sumberagung, MD Besuki Timur
- Sandhi Hadi Wijaya – GKJW Jemaat Wonoasri, MD Kediri Utara 1
- Wawuk Kristian Wijaya – GKJW Jemaat Aditoya Kediri Utara 2
- Yunathan Susula Putra – GKJW Jemaat Purwosari Jengger, MD Malang 4
Dalam kegiatan khalwat tersebut, setiap hari para pendeta menggumuli satu tema khusus dalam rangka mengalami Tuhan. Setiap hari para pendeta memasak bersama masakan untuk hari itu, melakukan Lectio Divina, mendengarkan pengantar setiap hari untuk memantik refleksi, sharing personal, berefleksi, dan menutup hari dengan Centering Prayer. Penanggung jawab kegiatan ini adalah Timping dan Balewiyata.
Tema-tema yang dihayati sepanjang hari adalah ‘Pelayananku sebagai Pendeta’ bersama Pdt. Widi Kurnianto, ‘Aku dan Egoku’ bersama Pdt. Ari Mustyorini, ‘Aku dan Keluargaku’ bersama Pdt. Nicky Widyaningrum, ‘Aku dan Rekan Pelayananku Mewujudkan Mimpi Bersama’ bersama Pdt. Hardiyan Triasmoroadi, dan ‘Mengalami Tuhan dalam Segala Sesuatu’ bersama Pdt. Gideon Hendro Buono.
Sharing setiap hari didampingi oleh Pdt. Ari Mustyorini, Pdt. Nicky Widyaningrum, Pdt. Dadi Wirawan, Pdt. Ardi Rahardiyanto, Pdt. Gideon Hendro Buono, Pdt. Widi Kurnianto, Pdt. Sarwindra Rusdiahwati, dan Pdt. Hardiyan Triasmoroadi.
Melalui setiap kisah dan narasi hidup, seorang pendeta, yang adalah pribadi tetapi juga pelayan umat Allah, dengan segala keberadaan – fungsi, tugas, panggilan, dan perannya sebagai pendeta – di tengah dunia, diajak untuk kembali menghayati bahwa Allah hadir dalam setiap narasi besar dan kecil yang dialaminya sepanjang hidup. Allah hadir melalui setiap perjumpaannya dengan sesama, baik yang menyenangkan maupun yang menimbulkan luka. Allah hadir melalui setiap pengalaman yang disadari, dilupakan, maupun dipendam.
Tradisi khalwat adalah tradisi yang dihidupi oleh tokoh-tokoh Alkitab setiap kali mereka memulai karya mereka. Tokoh-tokoh besar seperti Yesus, Musa, dan Elia mengambil waktu selama 40 hari sebelum memulai segala karya mereka. Yesus melakukannya ketika akan memulai segala karya-Nya di tengah dunia, Dia bahkan dikisahkan harus berhadapan dengan pencobaan-pencobaan sang penggoda. Musa mendaki Sinai odan berdiam di sana sebelum menerima Tora. Elia, dalam pelariannya dari Izebel menghabiskan waktu dalam kesendirian untuk mendengarkan suara Tuhan di Horeb.
Di era kehausan spiritualitas ini, bagi para pendeta GKJW, khalwat adalah waktu untuk refleksi dan pembaruan diri. Dalam kesunyian dan keheningan, mereka merenungkan kembali tujuan hidup dan mengarahkan kembali komitmen mereka kepada Tuhan. Dalam keheningan, pendeta dapat mendengar suara Tuhan dengan lebih jelas, merasakan kehadiran-Nya dengan lebih nyata, dan memahami kehendak-Nya dengan lebih baik. Khalwat juga menjadi waktu untuk menyembuhkan luka batin, memaafkan diri sendiri dan orang lain, serta memperbaharui pelayanannya. Demikianlah dia menjadi terhubung dengan segala sesuatu.