Bacaan: Amsal 21 : 10 – 16 | Pujian: KJ. 406
Nats: “Bila pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak, dan bila orang bijak diberi pengajaran, ia akan mendapat pengetahuan.” (Ayat 11)
Hukuman menjadi bagian yang pasti dalam penegakan sebuah aturan. Hukuman menjadi konsekuensi dari pelanggaran, dengan harapan menimbulkan efek jera ketika seseorang melakukan pelanggaran. Dengan kata lain, hukuman juga dapat dipandang sebagai upaya untuk mendidik, ketika cara preventif tidak berdampak. Hukuman memang ibarat pedang bermata dua, bisa digunakan sebagai pembelajaran, namun juga dapat menimbulkan efek yang menakutkan. Rasa takut terhadap hukuman bisa saja memudarkan pemahaman tentang arti yang sebenarnya dari sebuah tatanan atau aturan. Namun tanpa hukuman bisa membuat seseorang menyepelekan aturan dan tatanan yang ada.
Dalam kitab-kitab Perjanjian Lama banyak diceritakan hukuman Allah kepada manusia yang melanggar perintah-Nya. Hukuman ini tentu tidak didasari oleh kebencian tetapi keinginan Allah untuk memperbaiki sifat-sifat buruk manusia. Termasuk juga dalam perikop Amsal 21:10-16, yang mengajarkan orang untuk menjadi bijaksana dan memiliki pengetahuan yang baik. Pengajaran ini juga diberikan melalui hukuman kepada orang yang melanggar, sebagai pengalaman agar dia tidak lagi melakukan pelanggaran. Hal ini ditegaskan dalam ayat 11 dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK), “Hukuman bagi pencemooh menjadi pelajaran bagi orang yang tak berpengalaman. Kalau orang berbudi ditegur, ia akan bertambah bijaksana.” Jadi baik itu nasihat maupun hukuman yang diceritakan dalam Kitab Suci, itu adalah cara Tuhan untuk mendidik umat manusia. Kegagalan manusia mendengarkan perintah dan ajaran-Nya akan membawa konsekuensi hukuman yang harus ia terima.
Kitab Suci menjadi sarana bagi kita untuk memahami didikan dari Allah. Maka di bulan Kitab Suci ini, kita diajak untuk tekun merenungkan Firman Tuhan. Dengan setia membaca dan merenungkan firman Tuhan artinya kita mau mendengarkan suara Tuhan dan melakukannya. Hal ini akan menghindarkan kita dari hukuman Tuhan. Seandainya kita mendapatkan hukuman, mari kita menyadari bahwa itu bukan karena Allah membenci kita, namun Dia ingin agar kita bisa belajar dari pengalaman dan taat kepada-Nya. Amin. [Kuh.C].
“Mendengarkan nasihat Tuhan, menjauhkan manusia dari konsekuensi buruk atau hukuman Tuhan.”