KehadiranNya yang Membawa Sukacita Khotbah Minggu 2 Januari 2022

20 December 2021

Minggu Natal 2
Stola Putih

Bacaan 1: Yeremia 31 : 7 – 14
Bacaan 2: Efesus 1 : 3 – 14
Bacaan 3: Yohanes 1 : 1 – 18

Tema Liturgis: Hidup adalah Kesempatan untuk Melakukan Kehendak Allah
Tema Khotbah: Kehadiran-Nya yang Membawa Sukacita

Penjelasan Teks Bacaan:
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

Yeremia 31 : 7 – 14
Hukuman keras TUHAN kepada Israel tidak selamanya dilakukan TUHAN kepada umat-Nya. Pasal 30 – 33 menjadi bagian nubuatan Yeremia akan kerinduan TUHAN untuk memulihkan Israel dari segala derita yang mereka alami. Walaupun Israel telah berbuat dosa yang tak terampuni namun TUHAN tetap mengasihi mereka. TUHAN berkenan untuk mengampuni dan memulihkan kembali bangsa Israel, yang artinya bangsa Israel diterima kembali dan dipilih kembali sebagai umat pilihan-Nya.

TUHAN sungguh mengasihi Israel dengan kasih-Nya yang kekal (Ay. 3). Dulu karya keselamatan dan kasih-Nya dinyatakan melalui peristiwa keluarnya nenek moyang bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan pemeliharaan di padang gurun (Ay. 2). Dan pada saatnya mereka akan dibebaskan dari pembuangan Babel untuk kemudian TUHAN mengembalikan mereka ke tanah Perjanjian (Ay. 4-6). Janji pemulihan TUHAN ini memberi rasa sukacita bagi bangsa Yehuda dan Israel (Ay. 7-9). Disebutkan bahwa Samaria akan kembali subur dengan tumbuhnya kebun-kebun anggur. Dari Efraim, orang akan mengajak yang lain untuk berziarah ke Sion. Mereka akan bersorak-sorai, menari bersama-sama. Perkabungan akan berubah menjadi kesukacitaan, sebab TUHAN sendiri yang akan menghibur, menyukakan, dan memuaskan jiwa mereka (Ay. 11-14).

Efesus 1 : 3 – 14
Rasul Paulus menuliskan suratnya kepada jemaat di Efesus dengan harapan jemaat Efesus sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru selamat hidup mereka. Paulus mengharapkan agar jemaat Efesus mengalami perubahan hidup, mereka bukan lagi orang yang hidup sia-sia, orang yang hidup dalam kecemaran dosa, melainkan menjadi orang-orang kudus yang hidup seturut dengan kehendak Allah. Mereka tidak lagi hidup dalam bayang-bayang maut atau penghukuman Allah tetapi hidup dalam kasih karunia dan damai sejahtera Allah.

Oleh karena itu, Paulus mengajak jemaat di Efesus untuk mengungkapkan pujiannya kepada Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus atas segala karya kasih-Nya dalam kehidupan jemaat. Pujian pertama kepada Allah Bapa. Jemaat Efesus memuji Allah Bapa, karena Dialah Sang sumber berkat bagi jemaat (Ay. 3). Dialah, Allah yang telah memilih Jemaat Efesus menjadi umat pilihan-Nya, agar mereka hidup kudus dan tak bercacat dihadapan Allah (Ay. 4). Allah telah menentukan jemaat Efesus menjadi anak-anak-Nya (Ay. 5), serta menganugerahkan keselamatan (Ay. 6). Allah Bapa juga berkenan menyatakan kehendak-Nya (Ay. 9), mempersatukan mereka di dalam Kristus (Ay. 10), serta melakukan segala sesuatunya menurut kehendak-Nya (Ay. 11).

Pujian yang kedua kepada Yesus Kristus. Jemaat Efesus memuji Yesus Kristus karena di dalam Yesus Kristus, jemaat merasakan berkat Allah (Ay. 3). Di dalam Yesus, Jemaat Efesus dikuduskan dan dipilih menjadi umat-Nya (Ay.4). Di dalam Yesuslah, jemaat Efesus mendapatkan pengampunan dan penebusan dosa (Ay. 7), sehingga melalui Yesus Kristuslah hubungan antara jemaat dengan Allah dipulihkan dan disatukan kembali (Ay. 10). Di dalam Yesus Kristus, tidak ada lagi penggolongan orang Yahudi maupun non Yahudi, semua adalah satu sebagai umat Allah (Ay. 13).

Pujian yang ketiga kepada Roh Kudus. Jemaat memuji Roh Kudus karena melalui Roh Kudus-Nya, Allah memberkati umat-Nya dengan berkat-berkat rohani (Ay. 3). Roh Kudus adalah Roh Penolong yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Roh Kudus menyatakan kebenaran dan kehendak Allah kepada umat-Nya, sehingga jemaat Efesus dimampukan untuk merasakan kasih dan karya Allah yang menyertai dan memberkati dalam hidup mereka.

Yohanes 1 : 1 – 18
Penulisan Injil Yohanes berbeda dengan penulisan Injil Matius, Markus, dan Lukas. Jika penulis Injil Matius, Markus, dan Lukas pada bagian awal Injil mereka mengisahkan peristiwa kelahiran Yesus sebagai manusia, penulis Injil Yohanes mengawali Injilnya dengan menyebutkan Yesus sebagai Firman yang menjadi manusia. Awalnya adalah terang, Allah mengawali karya penciptaan-Nya dengan menciptakan terang. Dalam terang Allah itulah, ada keselamatan, dalam terang Allah itulah, ada kehidupan. Dan Yesus Kristuslah Sang Terang Hidup manusia itu.

Sang Firman terlibat dalam karya penciptaan bersama Allah, Sang Firman adalah Allah (Ay. 1-3). Di dalam Sang Firman ada hidup dan terang hidup manusia yang bercahaya di dalam kegelapan (Ay. 4-5). Yohanes Pembaptis dipanggil dan diutus Tuhan untuk memberikan kesaksian tentang Sang Firman Hidup yaitu Yesus Kristus sendiri (Ay. 6-8). Terang itu telah datang ke dalam dunia, tetapi dunia menolak-Nya. Namun bagi umat yang percaya dan menerima-Nya diperkenan menjadi anak-anak Allah. (Ay. 9-13).

Benang Merah Tiga Bacaan:
Kasih dan karya keselamatan Allah senantiasa dinyatakan di dalam kehidupan umat-Nya, baik pada bangsa Israel pada masa Yeremia, jemaat Efesus pada masa Paulus dan orang-orang Yahudi pada masa Yohanes. Tuhan Allah selalu menghendaki umat-Nya untuk bertobat dan hidup kudus di hadapan-Nya. Melalui kehadiran Yesus Kristus Sang Firman yang menjadi manusia, hubungan Allah dan manusia diperbaharui. Setiap orang yang percaya dan hidup dalam terang Firman-Nya mendapatkan keselamatan dan kasih karunia Allah.

 

Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silahkan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing)

Pendahuluan
Hal apakah yang membuat bapak, ibu dan saudara bersukacita? Jawaban masing-masing orang tentunya akan berbeda. Seorang ibu mengungkapkan, hal yang membuatnya bersukacita adalah saat dia melahirkan anaknya. Rasa sakit yang dia rasakan saat melahirkan, berganti sukacita dan bahagia saat dia melihat dan memeluk anak yang telah dia lahirkan. Seorang bapak menjawab, dia merasa bersukacita saat dia mendapatkan kenaikan pangkat atau jabatan. Seorang pemuda merasa sukacita, saat perasaan cintanya diterima oleh pemudi yang dia sukai. Seorang anak bersukacita, saat dia dibelikan mainan oleh ayahnya, dll.

Perasaan sukacita seringkali dikaitkan dengan mendapatkan atau menerima sesuatu pemberian atau hadiah dari orang lain. Namun perlu kita pahami bahwa hal-hal yang menyukacitakan tidak hanya ketika kita mendapatkan atau menerima sesuatu dari orang lain. Perasaan sukacita itu akan lebih berarti lagi ketika kita mau memberi dan berbagi kepada orang lain. Bagi sebagian orang hal ini terasa sulit, karena mereka berpandangan bahwa memberi dan berbagi akan mengurangi apa yang mereka miliki. Nyatanya perasaan sukacita yang sejati timbul dari hati yang mau memberi dan berbagi. Hati yang mau menerima segala sesuatu dengan ucapan syukur atas berkat Tuhan. Kita tidak akan merasa kekurangan, sebab kita meyakini Tuhan senantiasa memberkati kita. Dengan memberi dan berbagi, kita akan merasakan sukacita dan kecukupan berkat Tuhan mengalir dalam hidup kita.

Isi
Saat ini kita masih ada dalam suasana sukacita Natal. Firman Tuhan dalam bacaan kita Minggu ini mengisahkan tentang Yesus Kristus, Sang Firman Allah yang menjadi manusia. Dikisahkan menurut kesaksian Injil Yohanes, Sang Firman yang adalah Allah menciptakan bumi dan segala sesuatunya (Ay. 1-3). Di dalam Sang Firman itu ada hidup dan terang yang bercahaya di dalam kegelapan (Ay. 4-5). Kemudian Tuhan memanggil dan mengutus Yohanes untuk memberikan kesaksian tentang Sang Terang itu sendiri agar setiap orang yang mendengarkan kesaksiannya menjadi percaya (Ay. 6-8). Terang itu telah datang ke dalam dunia, tetapi dunia menolak-Nya. Namun bagi umat yang percaya dan menerima-Nya diperkenan menjadi anak-anak Allah. (Ay. 9-13).

Yohanes memberi kesaksian bahwa Sang Firman itu telah menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus (Ay. 14). Di dalam Yesuslah setiap orang yang percaya kepada-Nya menerima kasih karunia Allah dan kebenarannya. Inilah berita sukacita yang disampaikan oleh Yohanes. Kehadiran Yesus di tengah dunia sungguh-sungguh memberi pengharapan dan kepastian akan keselamatan Allah kepada manusia. Setiap umat yang mengaku percaya dan mau bertobat dari dosa kesalahannya, maka Sang Firman dan Terang Hidup itu sendiri yang akan memberikan karunia-Nya.

Kesukacitaan yang lain juga dirasakan oleh Bangsa Israel yang ada di tanah pembuangan Babel. Nubuat nabi Yeremia tentang pembebasan dan janji pemulihan kepada bangsa Israel menjadi kesukacitaan bagi mereka. Kesukacitaan itu, oleh karena TUHAN berkenan mengampuni dan menerima mereka kembali sebagai umat pilihan Allah. Janji pemulihan Allah atas kehidupan bangsa Yehuda dan Israel sungguh ditepati Allah, pada masa Pemerintahan Raja Koresh, bangsa Israel diperkenankan kembali ke Yerusalem. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sungguh mengasihi umat-Nya dan menghendaki agar umat-Nya juga hidup dalam kasih-Nya.

Kesukacitaan yang berikutnya juga dirasakan oleh Rasul Paulus dan Jemaat Efesus. Rasul Paulus mengungkapkan sukacitanya, oleh karena Jemaat Efesus telah percaya kepada Tuhan Yesus. Jemaat Efesus telah mengalami perubahan hidup, mereka bukan lagi orang yang hidup sia-sia dalam kecemaran dosa, melainkan menjadi orang-orang kudus yang hidup seturut dengan kehendak Allah. Untuk mewujudkan sukacita itu, Rasul Paulus mengajak jemaat Efesus untuk senantiasa memuji dan memuliakan Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus di dalam kehidupan mereka. Paulus mengajak mereka untuk mengungkapkan sukacita atas keselamatan Allah dengan hidup penuh syukur dan hidup kudus.

Penutup
Di Minggu pertama mengawali tahun 2022 ini, pada sebagian besar jemaat-jemaat di GKJW juga merasakan sukacita yang besar dari Tuhan. Dimana pada minggu ini ada sebagian jemaat yang melaksanakan pelantikan penatua dan diaken jemaat daur 2022 – 2024. Peristiwa ini menandakan bahwa Tuhan Allah turut bekerja dalam kehidupan jemaat-Nya. Tuhan Allah berkenan memanggil, memilih, dan menetapkan sebagian umat-Nya sebagai pelayan-pelayan-Nya menjadi Penatua dan Diaken Jemaat. Hal inilah yang patut kita syukuri, bahwa jemaat-jemaat Tuhan di GKJW dimampukan menjalani proses dauran Penatua dan Diaken dengan segala dinamikanya dengan baik.

Kehadiran Tuhan Yesus membawa sukacita, inilah yang kita hayati bersama di tengah-tengah kehidupan jemaat Tuhan. Kelahiran Yesus (Natal) adalah wujud nyata Allah yang mengasihi manusia dengan merendahkan diri-Nya menjadi serupa dengan manusia. Kehadiran-Nya di dunia memberi arti dan keselamatan yang sungguh-sungguh dirasakan dan diterima oleh setiap umat yang percaya. Jika Allah berkenan hadir ke dunia, jika Allah bersedia menjadi sama dengan manusia, lantas apa dan bagaimana sikap kita dalam menghadirkan kerajaan Allah di dalam hidup kita?

Di tengah keluarga, kita menghadirkan syalom atau damai sejahtera Allah dengan hidup saling mengasihi, saling mendengarkan, saling mendoakan dan menguatkan. Di tengah kehidupan jemaat, kita yang dipercaya oleh Tuhan sebagai Majelis Jemaat (Pendeta, Guru Injil, Penatua dan Diaken), mari kita menjadi teladan yang baik dalam ucapan, sikap, dan tindakan kita. Menjadi Majelis Jemaat yang kehadirannya membawa sukacita dan tindakannya menjadi berkat bagi semua warga jemaat. Mari terus berupaya dan berjuang untuk menghadirkan Kristus di dalam setiap laku hidup kita. Kehadiran kita di tengah keluarga, di tengah jemaat, dan dimana pun kita berada kiranya menjadi wujud kehadiran Kristus yang membawa sukacita dan damai sejahtera. Tuhan memberkati kita. Amin. [AR].

Pujian:

  • KJ. 200 Mari, Bersukacita
  • KJ. 399 Bersukacitalah


Rancangan Khotbah: Basa Jawi

Pambuka
Prekawis punapa ingkang dadosaken manah panjenengan rumaos bingah sanget? Wangsulanipun antawisipun tiyang setunggal lan sanesipun tamtunipun benten-benten. Wonten ibu ingkang mangsuli, prekawis ingkang bingahaken salebeting gesangipun inggih punika nalika piyambakipun nglairaken anakipun. Sanadyan piyambakipun ngraosaken sakit nalika babaran, nanging raos sakit punika gumantos raos bingah awit piyambakipun saged ningali lan meluk anakipun ingkang nembe lair punika. Wonten bapak ingkang rumaos bingah nalika piyambakipun mindhak pangkat utawi jabatanipun. Setunggaling pemuda rumaos bingah awit raos tresnanipun dipun tampi dening pemudi ingkang dipun tresnani. Kanggene anak, piyambakipun rumaos bingah, nalika bapakipun saged maringi dulinan kekarepanipun.

Raos bingah punika asring dipun sandingaken kaliyan prekawis pikantuk utawi nampi paweweh utawi hadiah saking tiyang sanes. Ingkang perlu kita mangertosi sejatosipun raos bingah punika boten namung awujud pikantuk utawi nampi paweweh kemawon, nanging nalika kita saged ngaturi lan andhum berkah dhateng tiyang sanes. Kanggenipun sawetawis tiyang bab punika sanes prekawis ingkang gampil, awit piyambakipun gadahi pemanggih tiyang ingkang purun atur lan andhum berkah punika bakal kakirangan. Sanyatanipun raos bingah ingkang sejati punika medhal saking manah ingkang purun atur-atur lan andhum berkah dhateng sesaminipun. Sarta manah ingkang tansah kebak saos sukur dhumateng Gusti Allah tumrap sedaya berkah peparingipun. Kita boten badhe ngraosaken kakirangan, karana kita pitados bilih Gusti Allah tansah mberkahi gesang kita. Sarana atur-atur lan andhum berkah, kita saged ngraosaken bingah lan kacekapan berkah saking Gusti Allah ingkang tansah luber ing salebeting gesang kita.

Isi
Ing suwasana kabingahan natal wekdal punika, Sabdanipun Gusti ing waosan minggu punika nyariosaken Gusti Yesus, Sang Sabda ingkang manjalma dados manungsa. Miturut kesaksian Injil Yokanan, ingkang kasebat Sang Sabda inggih punika Gusti Allah ingkang nitahaken bumi lan sadaya isinipun (Ay. 1-3). Ing Sang Sabda punika wonten gesang lan padhang ingkang sumunar salebeting pepetheng (Ay. 4-5). Gusti Allah kersa nimbali lan ngutus Yokanan kangge ngaturaken kesaksian bab Sang Sabda punika supados saben tiyang ingkang mirengaken kesaksianipun punika pitados dhumateng Gusti Allah (Ay. 6-8). Sang Padhang punika sampun rawuh ing satengah-tengahing donya, ananging donya boten purun nampi Panjenenganipun. Ananging kangge para umat ingkang pitados lan kersa nampi Panjenenganipun kaparingan sih rahmat dados putraning Allah (Ay. 9-13).

Yokanan piyambak paring kesaksian bilih Sang Sabda punika karsa manjalma dados manungsa ing Panjenenganipun Gusti Yesus Kristus (Ay. 14). Wonten ing Gusti Yesus, saben tiyang pitados nampi sih rahmatipun Gusti Allah lan kayektenipun. Punika pawartos bingah ingkang dipun aturaken Yokanan dhateng kita. Rawuhipun Gusti Yesus ing satengah-tengahing donya punika saestu betha pengajeng-ajeng lan kepastian bab kawilujengan kangge manungsa. Saben tiyang ingkang ngaken pitados lan purun mratobat saking dosa-dosanipun, Gusti Allah Sang Sabda lan Sang Pepadhang punika kersa maringi sih rahmat-Ipun.

Kabingahan sanesipun dipun raosaken Bangsa Israel ingkang nalika semanten wonten tlatah pambucalan Babel. Nabi Yeremia ngaturaken nubuatan bab kamardikan lan janji pamulihan kangge bangs Israel. Pawartos nubuatan punika saestu nuwuhaken kabingahan kangge bangsa Israel. Bangsa Israel ngraosaken bingah awit Gusti Allah kersa paring pangapura lan nampi bangsa Israel malih minangka umat kagunganipun. Janji pamulihan punika saestu dipun tetepi Gusti Allah, ing mangsa Pamrentahan Prabu Koresh, bangsa Israel saged wangsul malih dhateng Yerusalem. Bab punika nedahaken bilih Gusti Allah saestu nresnani umat kagungan-Ipun lan ngersakaken umat-Ipun tansah gesang ing katresnan-Ipun.

Rasul Paulus lan pasamuan Efesus ugi ngraosaken kabingahan. Rasul Paulus nedahaken bilih kabingahan ingkang dipun raosaken karana pasamuawan Efesus pitados dhumateng Gusti Yesus. Warga Pasamuwan ing Efesus purun ngewahi tumindak gesangipun. Warga pasamuwan Efesus sanes tiyang ingkang gesangipun muspra karana tumindak dosa malih, ananging tiyang-tiyang suci ingkang gesangipun tansah mbangun turut karsa-Nipun Gusti Allah. Kangge nuwuhaken raos bingah punika, Rasul Paulus ngajak dhateng warga pasamuan Efesus tansah memuji lan ngluhuraken Gusti Allah Sang Rama, Gusti Yesus Kristus Sang Putra, lan Sang Roh Suci salebeting gesang padintenan. Rasul Paulus ngajak sedaya warga pasamuwan Efesus nanggepi kawilujengan saking Gusti Allah punika kanthi saos sokur lan gesang suci.

Panutup
Ing dinten Minggu kapisan miwiti taun 2022 punika, ing salebeting pasamuwan-pasamuwan GKJW ugi ngraosaken kabingahan ageng saking Gusti Allah. Ing dinten punika, wonten sebagian pasamuwan ing GKJW ingkang nindakaken kepyakan Pinitua lan Diaken Pasamuwan Daur 2022 – 2024. Kepyakan Pinitua lan Diaken punika nedahaken Gusti Allah tansah makarya salebeting gesang pasamuwan-Ipun. Gusti Allah kersa nimbali, miji, lan netepaken sawetawis umat-Ipun minangka pelados-pelados-Ipun dados Pinitua lan Diakening Pasamuwan. Kita tansah saos sokur ing bab punika, saos sokur bilih ngantos taun 2022 punika, Gusti Allah kersa nunggil lan mberkahi pasamuwan-Ipun anggenipun nindakaken proses dauran Pinitua lan Diaken kanthi sae.

Rawuhipun Gusti Yesus mbetha kabingahan, punika ingkang kita raos-raosaken ing satengah-tengahing gesang pasamuwan. Wiyosipun Gusti Yesus (Natal) punika wujudnyata anggenipun Gusti Allah nresnani manungsa kanthi ngasoraken Sariranipun dados manungsa. Gusti Yesus ingkang rawuh ing donya punika saestu nuwuhaken kawilujengan ingkang dipun raosaken dan dipun tampi para umat pitados. Bilih Gusti Allah kersa rawuh ing donya, bilih Gusti Allah kersa dados sami kaliyan manungsa, lajeng punapa lan kados pundi sikap kita anggenipun wujudaken kratoning Allah salebeting gesang kita?

Ing satengah-tengahing gesang kita bebrayatan, kita katimbalan mujudaken syalom utawi tentrem rahayu sarana gesang tresna tinresnan, purun mirengaken, tansah donga dinonga lan tansah ngiyataken ing antawisipun anggota brayat. Ing satengah-tengahing gesang pasamuwan, kita ingkang dipun pitados dados pradataning pasamuwan, mangga kita saged dados tuladha ingkang sae ing pangucap, sikap, lan tumindak gesang kita. Mangga kita dados pradataning pasamuwan ingkang kawontenan kita punika betha kabingahan, lan tumindak gesang kita saged dados berkah kangge warga pasamuwan. Mangga kita terus ngupaya lan makarya nuwuhaken sih rahmatipun Sang Kristus salebeting lampah gesang kita. Kawontenan kita ing satengah-tengahing brayat, pasamuwan, lan ing pundi kemawon kita, mugi dadosaken karawuhanipun Sang Kristus ingkang mbeta kabingahan lan tentrem rahayu kawujud. Gusti Yesus tansah mberkahi kita. Amin. [AR].

 

Pamuji: KPJ. 230 : 1, 2 Kabingahan Kang Sejati

Renungan Harian

Renungan Harian Anak