Mengasihi, bukan Menghakimi Tuntunan Ibadah Anak 5 Oktober2025

22 September 2025

Tahun Liturgi: Bulan Tanpa Kekerasan Internasional
Tema: Jangan Cepat Menghakimi, Kasihilah Temanmu
Judul: Mengasihi, bukan Menghakimi

Bacaan Alkitab: Yohanes 8:2-11
Ayat Hafalan: “….Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:39b)

Lagu Tema: Kidung Siwi 159 “Ku Tak Takut”

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Orang-orang Farisi dan Ahli Taurat membawa kepada Yesus, seorang perempuan yang kedapatan berbuat zina. Mereka ingin mendengar respon dari Yesus sebagai bentuk validasi dari hukuman yang akan mereka berikan kepada perempuan itu. Selain itu mereka juga ingin menjebak Yesus : jika Yesus menghukum maka mereka akan mengatakan bahwa Yesus tidak punya kasih, jika Yesus membebaskan perempuan itu maka mereka akan mengatakan bahwa Yesus melanggar Hukum Taurat karena di dalam Hukum Taurat orang yang kedapatan berbuat zina harus dihukum rajam atau dilempari batu sampai mati (Imamat 20:10, Ulangan 22:22-24).

Tetapi ternyata respon Yesus tidak seperti yang diharapkan orang banyak, Yesus tidak menghakimi ataupun menghukum perempuan itu. Yesus menulis di tanah bisa ditafsirkan bahwa Yesus tidak peduli dengan desakan orang-orang Farisi dan Ahli Taurat. Tafsiran lain adalah Yesus menunjukkan siapa diri-Nya bahwa Dia adalah Allah yang memiliki Firman dan menjadi dasar bagi manusia, seperti halnya 2 loh batu yang diterima Musa ditulis sendiri oleh tangan Allah (Keluaran 24:12, 34:1). Yesus mengubah kaidah hukum menjadi kaidah moral. Yesus menunjukkan belas kasihan dan pengampunan yang luar biasa dengan tidak menghukum tetapi memerintahkan perempuan itu untuk bertobat dengan tidak berbuat dosa lagi. Yesus tidak menghukum perempuan itu bukan berarti Dia permissive terhadap dosa. Tetapi menegaskan belas kasihan yang dimiliki Yesus serta keselamatan dari dosa yang diberikan-Nya.

Di dalam tafsir Alkitab Perjanjian Baru terbitan Kanisius dituliskan bahwa kisah dalam Yohanes 8:2-11 bukanlah teks asli Yohanes. Kisah ini baru ditemukan dalam naskah kuno berbahasa Yunani dalam tulisan Diascalia mengenai Peraturan Gereja di abad ke-13. Kisah ini ditambahkan karena menggambarkan tentang pengampunan dan belas kasihan Yesus yang harus diteladani oleh gereja dan orang percaya.

Refleksi Untuk Pamong
Kasih Allah tidak terbatas bagi manusia, semuanya dikasihi-Nya. Kasih Allah seperti matahari yang bersinar cerah bagi semua orang tanpa pilih kasih. Seperti halnya yang dilakukan Yesus kepada perempuan yang kedapatan berbuat zina. Yesus tidak menghukumnya atau bahkan menasehati panjang lebar. Yesus hanya berpesan agar perempuan itu tidak berbuat dosa lagi. Demikian juga kepada orang-orang Farisi dan Ahli Taurat yang membawa perempuan itu, secara tersirat Yesus mengajak mereka memeriksa hati nurani sebelum menghakimi orang lain. Yesus memiliki belas kasihan dan pengampunan bagi semua manusia. Pamong diajak untuk menjadi teladan kasih bagi anak-anak, mengasihi tanpa membedakan. Baik kepada anak-anak yang perbuatan dan tutur katanya baik maupun kepada anak-anak yang perbuatan dan tutur katanya kurang baik. Untuk anak-anak yang perbuatan dan tutur katanya kurang baik, tetap dikasihi sambil diingatkan agar dapat berubah menjadi baik.


TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA

 Tujuan:

  1. Anak dapat menceritakan kisah Yesus dan Perempuan yang dihakimi orang banyak.0
  2. Anak dapat menjelaskan bahwa kita semua pernah berbuat salah, tetapi Tuhan mengasihi kita.

Alat Peraga:
Pendahuluan akan menggunakan cerita dari film animasi berjudul “Jumbo” yang tayang di bioskop pada bulan Mei 2025.

Ada beberapa gambar yang perlu disiapkan oleh pamong:

  1. Gambar Don (Jumbo).
  2. Gambar ketika Don diejek teman-temannya saat bermain kasti.
  3. Gambar ketika Atta merebut secara paksa buku dongeng kepunyaan Don.
  4. Gambar ketika Don dan Atta berbaikan.

Pendahuluan
Selamat pagi adik-adik,

Adik-adik pada bulan Mei 2025 yang lalu ada sebuah film animasi yang tayang di bioskop berjudul JUMBO (menunjukkan gambar 1). Adakah dari adik-adik yang sudah menonton film Jumbo? Hari ini kita akan belajar dari film Jumbo. Sudah siap mendengar ceritanya?

Ada seorang anak yang bernama Don, karena tubuhnya yang besar maka dia dipanggil Jumbo oleh teman-temannya. Karena tubuhnya yang besar itu, Don sering diejek oleh teman-temannya (menunjukkan gambar 2). Selain itu tidak ada teman yang mau bermain kasti atau sepakbola dengan Don karena kalau satu tim dengan Don nanti bisa kalah. Kasian sekali ya. Don juga punya buku dongeng kesayangan pemberian ayah dan ibunya, suatu hari Atta (salah seorang teman Don) merebut paksa buku dongeng kesayangan Don (menunjukkan gambar 3). Tentu Don merasa sangat sedih sekali, Don juga merasa jengkel kepada teman-temannya. Apakah Don membalas teman-temannya? Saat Don merasa jengkel dan sedih karena perlakuan teman-temannya, Oma Don mengingatkan agar dia mau memaafkan dan tetap mengasihi teman-temannya itu, sama halnya ketika Don berbuat salah lalu dia minta maaf maka teman-temannya mau memaafkannya. Akhirnya Don memaafkan teman-temannya, dia tetap mengasihi teman-temannya dan tetap bermain bersama (menunjukkan gambar 4). Don dan teman-temannya dapat terus mengasihi dan bahagia bersama.

Inti penyampaian
Adik-adik, seperti Don dan teman-temannya itu. Semua manusia pernah berbuat salah, seperti dalam bacaan hari ini. Ada seorang perempuan yang berbuat salah, lalu dia dibawa oleh orang banyak kepada Yesus. Orang banyak itu ingin agar Yesus menghakimi perempuan itu di hadapan orang banyak dan kemudian menghukumnya. Perempuan itu harus dihukum karena berbuat salah. Kira-kira hukuman apa ya yang diberikan oleh Yesus kepada perempuan yang bersalah itu? Ternyata Yesus hanya menulis-nulis di tanah, Yesus tidak menghakimi perempuan yang bersalah itu. Yesus berkata kepada orang banyak, siapa yang tidak pernah berbuat salah boleh menghukum perempuan itu. Tetapi ternyata orang-orang itu pergi satu persatu karena mereka sadar kalau mereka juga pernah berbuat salah. Lalu Yesus menyuruh perempuan itu pulang dan tidak mengulangi kesalahannya.

Penerapan
Adik-adik, perempuan tadi datang kepada Yesus dengan perasaan takut tetapi kemudian dia kembali pulang dengan bersukacita. Walau berbuat salah, tetapi Yesus mau mengampuninya, Yesus tetap mengasihinya dan mengingatkannya untuk tidak berbuat kesalahan lagi. Begitu juga dengan adik-adik, mungkin adik-adik pernah berbuat kesalahan. Contohnya : berbohong, marah-marah kepada teman atau orangtua, bertengkar, mengganggu kakak atau adik, dll (pamong bisa memberi contoh lainnya). Tetapi jika adik-adik mau mengakui kesalahan dan tidak mengulanginya lagi maka Yesus, orangtua adik-adik, teman adik-adik pasti akan memaafkan dan tetap mengasihi adik-adik. Oleh karena itu saat adik-adik berbuat salah, jangan pernah takut untuk mengakui karena adik-adik akan dimaafkan dan tetap dikasihi.

Aktivitas
Permainan “Saya Minta Maaf”

Alat yang dibutuhkan :

  1. Sendok
  2. Beberapa bola plastik (mandi bola)
  3. Kaleng atau gelas plastik

Cara Bermain :

  1. Anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 anak.
  2. Masing-masing kelompok akan memindahkan bola-bola plastik dari satu tempat ke tempat lain secara estafet.
  3. Anak-anak memindahkan bola dengan menggunakan sendok.
  4. Anak pertama akan mengambil bola dengan sendok lalu berlari ke tempat anak kedua dan memberikan bola ke sendok anak kedua, demikian seterusnya. Sampai anak terakhir akan berlari memasukkan bola ke dalam kaleng atau gelas plastik.
  5. Jika ada bola yang jatuh, maka harus diulang dari awal permainan lagi.
  6. Anak yang menjatuhkan bola akan berkata kepada kelompoknya “aku minta maaf karena sudah menjatuhkan bola”. Lalu teman-teman kelompoknya akan menjawab “aku memaafkanmu dan tetap mengasihimu” sambil berangkulan dan melanjutkan permainan.

Makna dari permainan ini adalah anak-anak belajar berani mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf. Pelajaran lain adalah anak-anak belajar memaafkan teman yang bersalah tanpa menghakimi serta tetap mengasihi temannya tersebut.


TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA

Tujuan:

  1. Anak dapat menceritakan kisah Yesus dan Perempuan yang dihakimi orang banyak.
  2. Anak dapat menjelaskan bahwa kita semua pernah berbuat salah, tetapi Tuhan mengasihi kita.
  3. Anak dapat memberi contoh bagaimana bersikap baik kepada teman yang berbuat salah.

Alat Peraga:
Pendahuluan akan menggunakan cerita dari film animasi berjudul “Jumbo” yang tayang di bioskop pada bulan Mei 2025.

Ada beberapa gambar yang perlu disiapkan oleh pamong :

  1. Gambar Don (Jumbo).
  2. Gambar ketika Don diejek teman-temannya saat bermain kasti.
  3. Gambar ketika Atta merebut secara paksa buku dongeng kepunyaan Don.
  4. Gambar ketika Don dan Atta berbaikan.

Pendahuluan
Selamat pagi adik-adik,

Adik-adik pada bulan Mei 2025 yang lalu ada sebuah film animasi yang tayang di bioskop berjudul JUMBO (menunjukkan gambar 1). Adakah dari adik-adik yang sudah menonton film Jumbo? Hari ini kita akan belajar dari film Jumbo. Sudah siap mendengar ceritanya?

Ada seorang anak yang bernama Don, karena tubuhnya yang besar maka dia dipanggil Jumbo oleh teman-temannya. Karena tubuhnya yang besar itu, Don sering diejek oleh teman-temannya (menunjukkan gambar 2). Selain itu tidak ada teman yang mau bermain kasti atau sepakbola dengan Don karena kalau satu tim dengan Don nanti bisa kalah. Kasian sekali ya. Don juga punya buku dongeng kesayangan pemberian ayah dan ibunya, suatu hari Atta (salah seorang teman Don) merebut paksa buku dongeng kesayangan Don (menunjukkan gambar 3). Tentu Don merasa sangat sedih sekali, Don juga merasa jengkel kepada teman-temannya. Apakah Don membalas teman-temannya? Saat Don merasa jengkel dan sedih karena perlakuan teman-temannya, Oma Don mengingatkan agar dia mau memaafkan dan tetap mengasihi teman-temannya itu, sama halnya ketika Don berbuat salah lalu dia minta maaf maka teman-temannya mau memaafkannya. Akhirnya Don memaafkan teman-temannya, dia tetap mengasihi teman-temannya dan tetap bermain bersama (menunjukkan gambar 4). Don dan teman-temannya dapat terus mengasihi dan bahagia bersama.

Inti penyampaian
Adik-adik, seperti Don dan teman-temannya itu. Semua manusia pernah berbuat salah, seperti dalam bacaan hari ini. Ada seorang perempuan yang berbuat salah, lalu dia dibawa oleh orang banyak kepada Yesus. Orang banyak itu ingin agar Yesus menghakimi perempuan itu di hadapan orang banyak dan kemudian menghukumnya. Perempuan itu harus dihukum karena berbuat salah. Kira-kira hukuman apa ya yang diberikan oleh Yesus kepada perempuan yang bersalah itu? Ternyata Yesus hanya menulis-nulis di tanah, Yesus tidak menghakimi perempuan yang bersalah itu. Yesus berkata kepada orang banyak, siapa yang tidak pernah berbuat salah boleh menghukum perempuan itu. Tetapi ternyata orang-orang itu pergi satu persatu karena mereka sadar kalau mereka juga pernah berbuat salah. Lalu Yesus menyuruh perempuan itu pulang dan tidak mengulangi kesalahannya.

Penerapan
Adik-adik, perempuan tadi datang kepada Yesus dengan perasaan takut tetapi kemudian dia kembali pulang dengan bersukacita. Walau berbuat salah, tetapi Yesus mau mengampuninya, Yesus tetap mengasihinya dan mengingatkannya untuk tidak berbuat kesalahan lagi. Begitu juga dengan adik-adik, mungkin adik-adik pernah berbuat kesalahan. Contohnya : berbohong, marah-marah kepada teman atau orangtua, bertengkar, mengganggu kakak atau adik, dll (pamong bisa memberi contoh lainnya). Tetapi jika adik-adik mau mengakui kesalahan dan tidak mengulanginya lagi maka Yesus, orangtua adik-adik, teman adik-adik pasti akan memaafkan dan tetap mengasihi adik-adik. Oleh karena itu saat adik-adik berbuat salah, jangan pernah takut untuk mengakui karena adik-adik akan dimaafkan dan tetap dikasihi.

Aktivitas
Permainan “Saya Minta Maaf”

Alat yang dibutuhkan :

  1. Beberapa pak korek api

Cara Bermain :

  1. Anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 anak.
  2. Berikanlah kepada setiap kelompok anak beberapa bungkus/pak korek api. Setiap kelompok berlomba membuat menara dari korek api yang disusun semakin lama semakin tinggi selama waktu tertentu (misalnya 15 menit).
  3. Setiap anak secara bergiliran satu per satu meletakkan sebatang korek api untuk membuat menara korek api. Setiap anak meletakkan sebatang korek api di atas tumpukan korek yang disusun teman sebelumnya. Semakin tinggi tumpukan korek api, kemungkinan besar ada anak yang melakukan kesalahan atau kegagalan dengan menjatuhkan korek api yang disusunnya atau bahkan menghancurkan seluruh susunan korek api yang dibuat kelompoknya.
  4. Karena susunan menara korek tersebut jatuh atau runtuh maka kelompok tersebut dinyatakan kalah oleh guru. Anak yang menjatuhkan susunan korek api berdiri di tengah kelompok dan dengan keras ia harus berteriak, “Saya minta maaf”. Dan seluruh teman dalam kelompoknya menjawab, “Kami memaafkan dan tetap mengasihimu” Jika proses “meminta maaf dan memaafkan” ini berjalan lancar, maka kelompok terebut diijinkan untuk meneruskan membuat menara korek api kembali.

Makna dari permainan ini adalah anak-anak belajar berani mengakui kesalahannya dan berani meminta maaf. Pelajaran lain adalah anak-anak belajar memaafkan teman yang bersalah tanpa menghakimi serta tetap mengasihi temannya tersebut.


TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA

Tujuan:

  1. Anak dapat menjelaskan inti cerita dalam Yohanes 8:2-11
  2. Anak dapat memahami bahwa Tuhan ingin kita mengasihi, bukan menghakimi.
  3. Anak dapat menyebutkan sikap yang menunjukkan kasih daripada menghakimi teman.

Pendahuluan
Selamat pagi adik-adik,

Adik-adik, sebagai manusia tentu kita pernah berbuat kesalahan seperti contohnya : berbohong, mencontek, bertengkar dengan kakak atau adik, tidak menurut atau membantah orangtua, dll (pamong bisa memberi contoh lainnya). Dalam satu minggu atau satu bulan ini kira-kira adik-adik pernah berbuat kesalahan apa? (pamong menunggu jawaban anak-anak). Setelah berbuat suatu kesalahan, apa yang adik-adik lakukan? (pamong menunggu respon anak-anak).

Hari ini kita akan belajar dari cerita Nanda dan ibunya. Nanda seringkali berbuat kesalahan baik itu berbohong, membantah orangtua, tidak mau membantu orangtua, malas belajar karena terlalu asyik bermain hp, bahkan di sekolah Nanda sering berkelahi dengan teman-temannya. Ibu Nanda tidak pernah bosan mengingatkannya, tetapi Nanda selalu marah dan melawan. Akhirnya si ibu memiliki sebuah cara, dia memasang foto Nanda yang paling bagus di ruang tamu. Foto itu dicetak dengan ukuran yang besar. Setiap Nanda membuat satu kesalahan, sang ibu akan memasang sebuah paku di foto Nanda. Begitu seterusnya, setiap satu kesalahan, sebuah paku dipasang di foto. Setahun berlalu dan sudah ada beberapa paku yang terpasang di foto Nanda. Akhirnya Nanda protes kepada ibunya “ibu, fotoku menjadi jelek karena ada paku-paku yang dipasang ibu”. Sang ibu menjawabnya “ibu hanya ingin mengingatkanmu agar tidak lagi berbuat kesalahan. Ibu akan mencabut satu paku dari foto itu, disaat Nanda berbuat kesalahan, tanpa diingatkan mau meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama”. Akhirnya Nanda melakukan hal tersebut. Saat Nanda berbuat kesalahan, mau meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi kesalahan tersebut maka ibunya akan mencabut satu paku dari fotonya. Sampai akhirnya semua paku di foto Nanda habis tercabut.

Adik-adik, dari cerita Nanda dan ibunya ini apa yang bisa kita pelajari? Saat Nanda berbuat kesalahan, ibu tidak memarahi serta tidak menghukum tetapi mengingatkan Nanda dengan kasih agar Nanda menyadari kesalahannya, mau meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Inti penyampaian
Adik-adik, dalam bacaan Alkitab hari ini menceritakan ada orang banyak yang membawa seorang perempuan yang berbuat salah kepada Yesus. Orang banyak itu ingin agar Yesus menghakimi perempuan itu di hadapan mereka dan kemudian menghukumnya. Perempuan itu harus dihukum karena berbuat salah. Karena menurut Hukum Taurat, orang-orang seperti perempuan itu harus dihakimi lalu dihukum rajam, dilempari batu sampai mati. Kira-kira hukuman apa ya yang diberikan oleh Yesus kepada perempuan yang bersalah itu? Di saat semakin didesak oleh orang banyak, Yesus tidak menjawab apa-apa. Dia hanya menulis-nulis di tanah, lalu Yesus berkata kepada orang banyak, siapa yang tidak pernah berbuat salah boleh menghukum perempuan itu. Ternyata orang-orang itu pergi satu persatu karena mereka sadar kalau mereka juga pernah berbuat salah. Yesus tidak menghakimi serta menghukum perempuan itu, malahan Yesus menyuruh perempuan itu pulang dan tidak mengulangi kesalahannya. Tentunya perempuan itu merasakan kebahagiaan yang besar. Dia yang sebelumnya datang kepada Yesus dengan penuh rasa takut karena pasti dia akan dihukum rajam dan mati pada saat itu. Ternyata mendapat pengampunan dan belas kasihan dari Yesus, serta kesempatan untuk hidup baru.

Penerapan
Apa yang bisa kita pelajari dari cerita Nanda dan ibunya juga dari Yesus dan perempuan yang berbuat salah tersebut? Semua manusia termasuk kita tentu pernah berbuat salah. Tadi di awal adik-adik juga menyampaikan kesalahan apa yang pernah dilakukan adik-adik selama satu minggu atau satu bulan ini. Tetapi kita bersyukur bahwa saat kita mau mengakui kesalahan kita dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Yesus mau mengampuni kita dan bahkan masih terus mengasihi kehidupan kita setiap hari. Oleh karena itu mari kita meneladani Yesus. Jika ada teman atau saudara yang berbuat salah, kita tidak menghakiminya tetapi mengingatkannya serta tetap mengasihinya agar dia mau menyadari kesalahannya, meminta maaf dan tidak mengulanginya kembali.

Aktivitas

  1. Masing-masing anak dibagikan kertas kosong, bolpen, crayon.
  2. Anak-anak akan menulis surat yang berisikan : mengakui kesalahan yang pernah dilakukan, meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi kembali.
  3. Surat tersebut diberikan kepada siapa anak-anak pernah berbuat salah.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak