Hidup dalam Pertobatan Tuntunan Ibadah Anak 23 Maret 2025

10 March 2025

Tahun Gerejawi: Pra Paskah III
Tema: Mengakui kesalahan dan bertobat
Judul: Hidup dalam Pertobatan

Bacaan: Lukas 13:1-9
Ayat Hafalan: “Jika kita mengakui dosa-dosa kita, Dia akan setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita, dan untuk menyucikan kita dari semua kejahatan”. (1 Yohanes 1:9)

Lagu Tema:

  1. Jagalah Hatimu terhadap Dosa
  2. Bapa Kudatang Pada-Mu

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Orang banyak menyampaikan kepada Yesus berita tentang peristiwa tragis yang terjadi di Bait Allah. Ada orang-orang Galilea yang sedang mempersiapkan korban bakaran di Bait Allah, namun naas, mereka kemudian dibantai oleh tentara suruhan Pilatus. Dengan nada sinis mereka menyampaikan kepada Yesus bahwa darah orang-orang Galilea itu tertumpah dan bercampur dengan darah binatang yang akan dikorbankan kepada Tuhan. Kata mereka kepada Yesus, “Pilatus mencampur darah mereka dengan darah korban.”

Yesus memahami jalan pikiran mereka. Bagi mereka, orang-orang Galilea yang binasa itu pantas mendapat malapetaka dan menerima siksaan karena dosa-dosa mereka. Mereka merasa dirinya jauh lebih baik (lebih sedikit dosanya) daripada orang-orang Galilea yang menjadi korban Pilatus. Itulah sebabnya Yesus menjelaskan kepada mereka bahwa malapetaka yang terjadi atas hidup manusia bukan sebagai siksaan dari Tuhan karena manusia itu sudah berbuat dosa dan kesalahan.

Yesus menjelaskan bahwa dari dua peristiwa tragis yang terjadi, yakni orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus dan delapan belas orang yang mati karena tertimpa menara dekat Siloam, mereka mengalami kejadian naas tersebut bukan karena dosa-dosa dan kesalahannya jauh lebih banyak/besar daripada orang-orang yang selamat dari musibah atau tragedi pembunuhan itu. Itulah sebabnya Yesus mengingatkan mereka untuk mengingat situasi keberdosaan mereka. Jangan merasa diri lebih baik (lebih sedikit dosanya) daripada orang lain. Jika mereka tidak mengalami musibah/peristiwa tragis, bukan berarti bahwa dirinya jauh lebih baik dari orang-orang yang sedang kena musibah/peristiwa tragis itu.

Peristiwa buruk yang terjadi dalam kehidupan manusia merupakan peringatan kepada siapa saja, bukan semata-mata sebagai hukuman atas dosa-dosa yang dilakukan. Oleh sebab itu Yesus mengingatkan mereka agar selalu menjaga dirinya dengan baik. Jika berbuat dosa, segeralah untuk bertobat.

Dalam ayat 6-9, Yesus memperjelas nasehatnya kepada mereka tentang kesempatan yang diberikan Tuhan bagi manusia yang mau berubah menjadi lebih baik, melalui perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Diceritakan bahwa pemilik pohon ara tidak menemukan buahnya. Bahkan sudah tiga tahun ia mencari buah pada pohon itu dan ia tidak menemukannya. Lalu si pemilik meminta kepada pengurus kebun anggurnya itu untuk menebang pohon ara itu. “Untuk apa dia hidup di tanah ini dengan percuma”. Namun pengurus kebun itu meminta tambahan waktu untuk memberi kesempatan kepada pohon ara itu agar ia berbuah. ‘’Aku akan mencangkul tanahnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah, jika tidak tebanglah dia.”

Refleksi Untuk Pamong

  1. Orang-orang yang menyampaikan peristiwa tragis di Bait Suci, bisa jadi adalah gambaran tentang diri kita yang sibuk menilai dan mengkritisi peristiwa hidup yang terjadi pada orang lain, tetapi lalai untuk memperbaiki diri sendiri. Tidak perlu membicarakan nasib orang lain yang kita anggap lebih celaka kematiannya atau kehidupannya daripada kita.
  2. Penting bagi kita untuk menyadari keberdosaan kita agar kita memiliki kerendahan hati untuk memperbarui hidup lewat pertobatan-pertobatan kita.
  3. Menarik untuk kita renungkan tentang perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah (ayat 6-9).
    Melalui perumpamaan ini, Yesus mengajak kita untuk menghasilkan buah dalam hidup selagi masih ada kesempatan. Seharusnya hidup kita seperti pohon ara yang mestinya berbuah. Jika hidup kita tidak berbuah, Tuhan mau menuntun, merawat dan menolong kita agar hidup kita berbuah. Ia memberi kesempatan buat kita untuk berubah (bertobat).

TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA

Tujuan: Anak dapat memilih perbuatan-perbuatan baik sebagai bentuk pertobatannya.

Alat Peraga: Gambar orang banyak menemui Yesus

Pendahuluan
Cerita Dongeng, pamong bisa menggunakan boneka tangan (hand puppet) untuk bercerita.

Di sebuah hutan, banyak hewan kecil yang semangat untuk belajar di sekolah rimba. Ada Eno kelinci, Bulgi anjing, dan Momo sapi, dan masih banyak lagi. Mereka saling membantu jika ada temannya yang mengalami kesulitan dalam bermain bersama.

Hari ini Momo sapi tersandung akar pohon ketika ia mau berangkat ke sekolah rimba sehingga bekal makanannya jatuh ke tanah. Kemaren, Momo sapi salah jalan menuju ke sekolah rimba sehingga dia kesasar sampai ke sungai dan tidak jadi ke sekolah. Kemarennya lagi, Momo sapi menyenggol pot bunga di sekolah sehingga pot tersebut pecah dan tanamannya menjadi rusak. Ada apa ya dengan Momo sapi?

Eno kelinci, Bulgi anjing, dan teman-teman yang lain mulai berbisik-bisik membicarakan Momo sapi. Eno kelinci berkata, “Hmmm, aku rasa Momo sapi sudah melakukan banyak dosa sehingga Tuhan menghukumnya”. Bulgi anjing ternyata juga berpikir hal yang sama, “Momo sapi memang sedang dihukum Tuhan sebab selama ini dia suka membuat papa dan mamanya sedih. Momo sapi kan anak yang nakal kalau di rumah”.

Bagaimana menurut anak-anak balita? Apakah kamu setuju dengan pendapat Eno kelinci dan Bulgi anjing tentang Momo sapi? Apakah benar, jika kita mengalami hal-hal yang buruk itu berarti Tuhan sedang menghukum kita? Yuk, kita cari tahu jawabannya melalui firman Tuhan hari ini.

Inti Penyampaian
(Tunjukkan gambar peraga)
Banyak orang menemui Yesus. Tujuannya untuk membicarakan nasib beberapa orang Galilea yang telah menjadi korban kekejaman Herodes, sang penguasa wilayah. Dengan semangat, mereka bercerita bahwa orang-orang Galilea yang mati itu pasti memiliki dosa dan kesalahan yang sangat besar sehingga Tuhan murka dan menghukum mereka dengan sangat kejam.

Yesus sangat sedih mendengar cerita mereka, sebab mereka berpikir bahwa musibah atau peristiwa buruk yang terjadi dalam hidup kita pasti karena hukuman Tuhan. Itu pemikiran yang salah ya. Tuhan kita bukan Tuhan yang suka membuat manusia menderita atau sengsara. Dia adalah Tuhan yang sangat mengasihi manusia. Bahkan sejak kita di dalam perut mama, Tuhan telah merencanakan hal-hal yang indah dalam hidup kita, yang akan membawa damai sejahtera bagi banyak orang. Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.

Setiap kita memang manusia yang berdosa. Kita memang lebih mudah melanggar perintah Tuhan dan tidak taat pada nasehat orang tua dan guru di sekolah. Namun Tuhan Yesus adalah Tuhan yang penuh kasih. Ia mau menolong kita agar kita tidak berbuat dosa lagi. Ia selalu mengingatkan kita ketika kita berbuat dosa. Ia mau kita kembali berubah menjadi anak Tuhan yang taat dan mau mengasihi Tuhan.

Penerapan
Peristiwa buruk (sakit, jatuh/tersandung, kehilangan barang atau hewan kesayangan, dimarahi orang tua atau guru di sekolah) yang terjadi dalam kehidupan kita merupakan peringatan agar kita lebih berhati-hati dan lebih banyak berdoa. Bukan semata-mata sebagai hukuman atas dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Oleh sebab itu Yesus mengingatkan kita agar selalu menjaga diri dengan baik dengan cara mentaati nasehat firman Tuhan atau nasehat orang tua. Dan jika telah berbuat dosa (mencuri, membantah orang tua, berbohong, dll), segeralah untuk bertobat.

Perubahan menjadi anak yang lebih baik, itulah yang Tuhan mau. Ketika kita menjadi anak yang suka membantah nasehat orang tua, Tuhan mau kita sadar bahwa itu perbuatan yang tidak benar. Lalu kita minta maaf sama orang tua dan berjanji untuk menjadi anak yang mau mendengarkan dan melaksanakan nasihat orang tua.

Ketika kita menjadi anak yang suka berkata-kata kasar dan suka marah-marah, Tuhan mau kita berubah menjadi anak yang lemah lembut, sopan, dan sabar. Sampaikanlah kemarahan atau kejengkelan di hatimu itu dengan cara yang baik dan dengan kata-kata yang lembut namun jelas sehingga bisa dimengerti orang tua atau guru di sekolah.

Ketika kita menjadi anak yang tidak jujur atau suka berbohong, Tuhan mau kita berubah menjadi anak yang berani berkata jujur/terus terang. Tidak usah takut menyampaikan hal yang benar kepada orang tua atau guru di sekolah.

Aktivitas
Lembar Kerja: “Aku ingin berubah menjadi lebih baik” (Bisa diunduh di sini)

Petunjuk:

  1. Print out lembar kerja untuk setiap anak balita
  2. Siapkan satu pensil atau spidol warna untuk setiap anak balita
  3. Minta anak balita menarik garis antara gambar yang ada di kolom “Aku yang lama” ke gambar yang sesuai dengan perubahan yang diharapkan (pertobatan) pada kolom “Aku yang baru”.

TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA

Tujuan:
Anak dapat memberi pendapat tentang perbuatan-perbuatan baik sebagai bentuk pertobatannya

Alat Peraga:

  1. Gambar orang banyak menemui Yesus (Bisa diunduh di sini)
  2. Gambar pohon ara tidak berbuah (Bisa diunduh di sini)

Pendahuluan
Cerita Dongeng, pamong bisa menggunakan boneka tangan (hand puppet) untuk bercerita.

Di sebuah hutan, banyak hewan kecil yang semangat untuk belajar di sekolah rimba. Ada Eno kelinci, Bulgi anjing, dan Momo sapi, dan masih banyak lagi. Mereka saling membantu jika ada temannya yang mengalami kesulitan dalam bermain bersama.

Hari ini Momo sapi tersandung akar pohon ketika ia mau berangkat ke sekolah rimba sehingga bekal makanannya jatuh ke tanah. Kemaren, Momo sapi salah jalan menuju ke sekolah rimba sehingga dia kesasar sampai ke sungai dan tidak jadi ke sekolah. Kemarennya lagi, Momo sapi menyenggol pot bunga di sekolah sehingga pot tersebut pecah dan tanamannya menjadi rusak. Ada apa ya dengan Momo sapi?

Eno kelinci, Bulgi anjing, dan teman-teman yang lain mulai berbisik-bisik membicarakan Momo sapi. Eno kelinci berkata, “Hmmm, aku rasa Momo sapi sudah melakukan banyak dosa sehingga Tuhan menghukumnya”. Bulgi anjing ternyata juga berpikir hal yang sama, “Momo sapi memang sedang dihukum Tuhan sebab selama ini dia suka membuat papa dan mamanya sedih. Momo sapi kan anak yang nakal kalau di rumah”. Sejak itu mereka menjauhi Momo sapi dan terus membicarakan keburukan-keburukan Momo sapi ke teman-temannya yang lain.

Bagaimana menurut anak-anak pratama? Apakah kamu setuju dengan pendapat Eno kelinci dan Bulgi anjing tentang Momo sapi? Apakah benar, jika kita mengalami hal-hal yang buruk itu berarti Tuhan sedang menghukum kita? Yuk, kita cari tahu jawabannya melalui firman Tuhan hari ini.

Inti Penyampaian
(Gambar peraga 1)
Banyak orang menemui Yesus. Tujuannya untuk membicarakan nasib beberapa orang Galilea yang telah menjadi korban kekejaman Herodes, sang penguasa wilayah. Dengan semangat, mereka bercerita bahwa orang-orang Galilea yang mati itu pasti memiliki dosa dan kesalahan yang sangat besar sehingga Tuhan murka dan menghukum mereka dengan sangat kejam.

Yesus sangat sedih mendengar cerita mereka, sebab mereka berpikir bahwa musibah atau peristiwa buruk yang terjadi dalam hidup kita pasti karena hukuman Tuhan. Itu pemikiran yang salah ya. Tuhan bukan Tuhan yang suka membuat manusia menderita atau sengsara. Dia adalah Tuhan yang sangat mengasihi manusia. Bahkan sejak kita di dalam perut mama, Tuhan telah merencanakan hal-hal yang indah, yang membawa damai sejahtera bagi banyak orang. Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.
Lebih lanjut, Yesus memberikan cerita tentang pohon ara yang tidak berbuah, untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang selalu memberikan kesempatan bagi semua orang untuk berubah menjadi lebih baik. Bagaimana ceritanya?
(Gambar peraga 2)

Ada seorang pemilik ladang yang memperhatikan pohon ara di ladangnya. Hari ini dia mencari-cari buah ara pada pohon itu, namun tidak menemukannya. Bulan depan, dia kembali ke ladangnya untuk melihat apakah pohon aranya sudah menghasilkan buah. Pemilik ladang itu terus menunggu, berharap pohon aranya menghasilkan buah. Kini sudah tiga tahun. Dia kembali kecewa karena tidak ada buah pada pohon ara itu. Pemilik ladang makin jengkel dan berkata kepada pengurus ladangnya, “Tebang saja pohon ara itu. Untuk apa pohon itu hidup namun tidak menghasilkan buah. Pohon ini percuma hidup!”. Tetapi pengurus ladang itu meminta agar dia diberi waktu setahun lagi. Dia akan memberi pupuk dan berdoa agar tahun depan pohon itu sudah berbuah. Jika pohon itu tetap tidak berbuah meski dia sudah memberi pupuk dan merawatnya dengan lebih baik….maka dia akan menebang pohon ara itu.

Penerapan
Peristiwa buruk (sakit, jatuh/tersandung, kehilangan barang atau hewan kesayangan, dimarahi orang tua atau guru di sekolah) yang terjadi dalam kehidupan kita atau orang lain merupakan peringatan agar kita semua lebih berhati-hati dan lebih banyak berdoa. Bukan semata-mata sebagai hukuman atas dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Oleh sebab itu Yesus mengingatkan kita agar selalu menjaga diri dengan baik dengan cara mentaati nasehat firman Tuhan atau nasehat orang tua. Dan jika telah berbuat dosa (mencuri, membantah orang tua, berbohong, dll), segeralah untuk bertobat.

Oleh sebab itu Yesus mengingatkan kita agar:

  1. Selalu menjaga diri dengan baik dengan cara mentaati nasehat firman Tuhan atau nasehat orang tua. Dan jika telah berbuat dosa (mencuri, membantah orang tua, berbohong, dll), segeralah untuk bertobat.
  2. Menjauhkan diri dari perasaan bahwa diri kita lebih baik dan lebih sedikit dosanya karena kita tidak mengalami hal-hal buruk, seperti yang dialami oleh teman-teman kita.
  3. Penting bagi kita untuk menyadari keberdosaan kita agar kita memiliki kerendahan hati untuk memperbarui hidup lewat pertobatan-pertobatan kita.

Perubahan menjadi anak yang lebih baik, itulah yang Tuhan mau. Ketika kita menjadi anak yang suka membantah nasehat orang tua, Tuhan mau kita sadar bahwa itu perbuatan yang tidak benar. Lalu kita minta maaf sama orang tua dan berjanji untuk menjadi anak yang mau mendengarkan dan melaksanakan nasihat orang tua.

Ketika kita menjadi anak yang suka berkata-kata kasar dan suka marah-marah, Tuhan mau kita berubah menjadi anak yang lemah lembut, sopan, dan sabar. Sampaikanlah kemarahan atau kejengkelan di hatimu itu dengan cara yang baik dan dengan kata-kata yang lembut namun jelas sehingga bisa dimengerti orang tua atau guru di sekolah.

Ketika kita menjadi anak yang tidak jujur atau suka berbohong, Tuhan mau kita berubah menjadi anak yang berani berkata jujur/terus terang. Tidak usah takut menyampaikan hal yang benar kepada orang tua atau guru di sekolah.

Aktivitas
Lembar kerja: “Apa yang seharusnya aku lakukan agar aku berubah menjadi lebih baik?” (Bisa diunduh di sini)


TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA

Tujuan: Anak dapat memberi pendapat tentang perbuatan-perbuatan baik sebagai bentuk pertobatannya

Alat Peraga:

Pendahuluan
Cerita Dongeng.

Di sebuah hutan, banyak hewan kecil yang semangat untuk belajar di sekolah rimba. Ada Eno kelinci, Bulgi anjing, dan Momo sapi, dan masih banyak lagi. Mereka saling membantu jika ada temannya yang mengalami kesulitan dalam bermain bersama.

Hari ini Momo sapi tersandung akar pohon ketika ia mau berangkat ke sekolah rimba sehingga bekal makanannya jatuh ke tanah. Kemaren, Momo sapi salah jalan menuju ke sekolah rimba sehingga dia kesasar sampai ke sungai dan tidak jadi ke sekolah. Kemarennya lagi, Momo sapi menyenggol pot bunga di sekolah sehingga pot tersebut pecah dan tanamannya menjadi rusak. Ada apa ya dengan Momo sapi?

Eno kelinci, Bulgi anjing, dan teman-teman yang lain mulai berbisik-bisik membicarakan Momo sapi. Eno kelinci berkata, “Hmmm, aku rasa Momo sapi sudah melakukan banyak dosa sehingga Tuhan menghukumnya”. Bulgi anjing ternyata juga berpikir hal yang sama, “Momo sapi memang sedang dihukum Tuhan sebab selama ini dia suka membuat papa dan mamanya sedih. Momo sapi kan anak yang nakal kalau di rumah”. Sejak itu mereka menjauhi Momo sapi dan terus membicarakan keburukan-keburukan Momo sapi ke teman-temannya yang lain.

Bagaimana menurut anak-anak madya? Apakah kamu setuju dengan pendapat Eno kelinci dan Bulgi anjing tentang Momo sapi? Apakah benar, jika kita mengalami hal-hal yang buruk itu berarti Tuhan sedang menghukum kita? Yang setuju dengan pendapat Eno kelinci dan Bulgi anjing, silakan berada di sebelah kiri pamong. Dan sebaliknya yang tidak sependapat, silakan berada di sebelah kanan pamong. Dapatkah kamu menyampaikan alasannya sehingga kamu setuju atau tidak setuju dengan pemikiran Eno kelinci dan Bulgi anjing?

Inti Penyampaian
Banyak orang menemui Yesus. Tujuannya untuk membicarakan nasib beberapa orang Galilea yang telah menjadi korban kekejaman Herodes, sang penguasa wilayah. Dengan semangat, mereka bercerita bahwa orang-orang Galilea yang mati itu pasti memiliki dosa dan kesalahan yang sangat besar sehingga Tuhan murka dan menghukum mereka dengan sangat kejam.

Yesus sangat sedih mendengar cerita mereka, sebab mereka berpikir bahwa musibah atau peristiwa buruk yang terjadi dalam hidup kita pasti karena hukuman Tuhan. Itu pemikiran yang salah ya. Tuhan bukan Tuhan yang suka membuat manusia menderita atau sengsara. Dia adalah Tuhan yang sangat mengasihi manusia. Bahkan sejak kita di dalam perut mama, Tuhan telah merencanakan hal-hal yang indah, yang membawa damai sejahtera bagi banyak orang. Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.

Yesus menjelaskan bahwa dari dua peristiwa tragis yang terjadi, yakni orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus dan delapan belas orang yang mati karena tertimpa menara dekat Siloam, mereka mengalami kejadian naas tersebut bukan karena dosa-dosa dan kesalahannya jauh lebih banyak/besar daripada orang-orang yang selamat dari musibah atau tragedi pembunuhan itu. Itulah sebabnya Yesus mengingatkan mereka untuk mengingat situasi keberdosaan mereka. Jangan merasa diri lebih baik (lebih sedikit dosanya) daripada orang lain. Jika mereka tidak mengalami musibah/peristiwa tragis, bukan berarti bahwa dirinya jauh lebih baik dari orang-orang yang sedang kena musibah/peristiwa tragis itu.

Peristiwa buruk yang terjadi dalam kehidupan manusia merupakan peringatan kepada siapa saja, bukan semata-mata sebagai hukuman atas dosa-dosa yang dilakukan. Oleh sebab itu Yesus mengingatkan mereka agar selalu menjaga dirinya dengan baik. Jika berbuat dosa, segeralah untuk bertobat. Lebih lanjut, Yesus memberikan cerita tentang pohon ara yang tidak berbuah, untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang selalu memberikan kesempatan bagi semua orang untuk berubah menjadi lebih baik. Bagaimana ceritanya?

Ada seorang pemilik ladang yang memperhatikan pohon ara di ladangnya. Hari ini dia mencari-cari buah ara pada pohon itu, namun tidak menemukannya. Bulan depan, dia kembali ke ladangnya untuk melihat apakah pohon aranya sudah menghasilkan buah. Pemilik ladang itu terus menunggu, berharap pohon aranya menghasilkan buah. Kini sudah tiga tahun. Dia kembali kecewa karena tidak ada buah pada pohon ara itu. Pemilik ladang makin jengkel dan berkata kepada pengurus ladangnya, “Tebang saja pohon ara itu. Untuk apa pohon itu hidup namun tidak menghasilkan buah. Pohon ini percuma hidup!”. Tetapi pengurus ladang itu meminta agar dia diberi waktu setahun lagi. Dia akan memberi pupuk dan berdoa agar tahun depan pohon itu sudah berbuah. Jika pohon itu tetap tidak berbuah meski dia sudah memberi pupuk dan merawatnya dengan lebih baik….maka dia akan menebang pohon ara itu.

Penerapan
Peristiwa buruk (sakit, jatuh/tersandung, kehilangan barang atau hewan kesayangan, dimarahi orang tua atau guru di sekolah) yang terjadi dalam kehidupan kita atau orang lain merupakan peringatan agar kita semua lebih berhati-hati dan lebih banyak berdoa. Bukan semata-mata sebagai hukuman atas dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan.

Oleh sebab itu Yesus mengingatkan kita agar:

  1. Selalu menjaga diri dengan baik dengan cara mentaati nasehat firman Tuhan atau nasehat orang tua. Dan jika telah berbuat dosa (mencuri, membantah orang tua, berbohong, dll), segeralah untuk bertobat.
  2. Menjauhkan diri dari perasaan bahwa diri kita lebih baik dan lebih sedikit dosanya karena kita tidak mengalami hal-hal buruk, seperti yang dialami oleh teman-teman kita.
  3. Penting bagi kita untuk menyadari keberdosaan kita agar kita memiliki kerendahan hati untuk memperbarui hidup lewat pertobatan-pertobatan kita.

Perubahan menjadi anak yang lebih baik, itulah yang Tuhan mau. Ketika kita menjadi anak yang suka membantah nasehat orang tua, Tuhan mau kita sadar bahwa itu perbuatan yang tidak benar. Lalu kita minta maaf sama orang tua dan berjanji untuk menjadi anak yang mau mendengarkan dan melaksanakan nasihat orang tua.

Ketika kita menjadi anak yang suka berkata-kata kasar dan suka marah-marah, Tuhan mau kita berubah menjadi anak yang lemah lembut, sopan, dan sabar. Sampaikanlah kemarahan atau kejengkelan di hatimu itu dengan cara yang baik dan dengan kata-kata yang lembut namun jelas sehingga bisa dimengerti orang tua atau guru di sekolah.

Ketika kita menjadi anak yang tidak jujur atau suka berbohong, Tuhan mau kita berubah menjadi anak yang berani berkata jujur/terus terang. Tidak usah takut menyampaikan hal yang benar kepada orang tua atau guru di sekolah.

Aktivitas
Mengerjakan lembar aktivitas. (Bisa diunduh di sini)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak