Judul: Saling mengasihi Yuk!
Tahun Liturgi: Minggu Paskah 5
Tema: Syarat menjadi murid Kristus adalah saling mengasihi
Bacaan Alkitab: Yohanes 13:31-35
Ayat Hafalan: Yohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Lagu Tema:
- Kukasihi kau dengan kasih Tuhan
- Dalam Yesus saling mengasihi (dinyanyikan seperti lagu dalam Yesus kita bersaudara)
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Dalam bacaan Alkitab Yohanes pasal 13 diawali dengan kisah Tuhan Yesus yang mengasihi murid-murid-Nya. Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul perikop “Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya” pada Yohanes 13:1-20. Perikop tersebut hendak menggambarkan betapa Tuhan Yesus mengasihi murid-murid-Nya bukan dalam perkataan tetapi dengan perbuatan yang Ia lakukan dengan cara membasuh kaki para murid-Nya.
Tuhan Yesus telah mengetahui bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa (Yohanes 13:1). Namun sebelum Ia meninggalkan dunia ini, Tuhan Yesus hendak menjadikan diri-Nya sebagai teladan dalam hal mengasihi yang bukan dilakukan dengan kata-kata melainkan dengan perbuatan. Pembasuhan kaki yang Tuhan Yesus lakukan bertujuan untuk ditiru, diikuti dan dilakukan oleh murid-murid-Nya.
Tuhan Yesus kembali berujar di dalam Yohanes 13:33, bahwa kebersamaan dengan murid-murid-Nya tidak akan lama lagi. Namun ucapan yang Tuhan Yesus lontarkan agak lain dan hanya dalam ayat ke 33 saja, yaitu menggunakan kata “anak-anak-Ku”. Sebelum meninggalkan para murid, Yesus memberi pesan, “Aku memberi perintah baru kepadamu supaya kamu saling mengasihi.” Dalam ayat 34, Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa perbuatan yang Ia lakukan adalah sebagai “Perintah baru” supaya para murid saling mengasihi. “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu dengan demikian pula kamu harus saling mengasihi.”
Selanjutnya Tuhan Yesus hendak menegaskan kepada murid-murid-Nya, agar mereka melakukan perbuatan seperti yang telah Tuhan Yesus teladani yaitu saling mengasihi dalam hal perbuatan. Sikap saling mengasihi menjadi sebuah tanda pengenal bagi setiap pengikut Tuhan Yesus. Sangat gamblang dikatakan dalam ayat 35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Mengapa kita perlu hidup saling mengasihi?
Pertama, karena itu adalah perintah baru (ayat 34). Yesus memberi perintah baru kepada kita untuk saling mengasihi. Yang dimaksud dengan perintah bukanlah sekadar hukum atau aturan baru yang wajib untuk dilakukan. Melainkan lebih dari itu. Sebab dengan mengungkapkan ajakan untuk saling mengasihi, Tuhan Yesus meletakkan pondasi baru bagi keberadaan pengikut Kristus untuk hidup bersama Yesus dan hidup di dalam Yesus. Ketika pengikut Kristus hidup bersama Yesus dan hidup di dalam-Nya, maka secara otomatis dan alamiah, para murid akan mempraktekkan kasih yang tidak sekadar menjadi teori, slogan, atau wacana semata, melainkan melekat dalam gaya hidup, dan mewujud menjadi ciri khas murid-murid-Nya.
Melalui ungkapan, “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu dengan demikian pula kamu harus saling mengasihi,” kita dapat memahami bahwa ketika Tuhan Yesus telah mempraktekkan kasih itu terlebih dahulu. Dengan demikian, Tuhan Yesus tidak hanya berteori tentang kasih, tetapi memberikan keteladanan hidup tentang bagaimana mengasihi yang sesungguhnya, yang berpuncak pada peristiwa penyaliban-Nya di bukit Golgota sebagai bukti kasihNya yang tiada tara bagi dunia.
Kasih-Nya membuat-Nya rela mengorbankan diri tanpa pamrih. Tuhan Yesus bersedia mengampuni murid-murid-Nya, menerima keadaan murid-murid-Nya apa adanya, sekalipun terkadang mengecewakanNya. Tuhan Yesus setia untuk tetap mengasihi walau kasih-Nya tak terbalas. Maka, inilah model kasih yang juga seharusnya kita terapkan dalam hidup kita sebagai anak-anakNya. Mari kita mengasihi bukan “karena…” misalnya: “Saya mengasihinya karena ia baik.” Melainkan mari mengasihi “walaupun…” misalnya, “Saya mengasihinya walaupun ia membenci saya!”
Kedua, dengan saling mengasihi kita disebut murid-murid-Nya (ayat 35). Dunia akan mengetahui bahwa kita adalah murid-murid Kristus kalau kita saling mengasihi, sebagaimana Tuhan Yesus yang telag terlebih dahulu mengasihi murid-muridNya.
Refleksi Untuk Pamong
Para pamong yang mengasihi dan dikasihi Tuhan, setujukan Anda dengan ungkapan bahwa, “Mengasihi sering mudah diucapkan tetapi sulit dipraktekan?.” Memang tidak mudah mengasihi musuh dan tetap bersikap baik penuh kasih terhadap orang yang telah melukai hati kita berulangkali. Padahal melalui Firman Tuhan kali ini, kita diingatkan bahwa untuk menjadi murid Yesus, syarat utamanya adalah saling mengasihi.
Lantas bagaimana? Padahal, teladan yang Tuhan Yesus tunjukan saat membasuh kaki para murid-murid-Nya, sangat nyata memperlihatkan bahwa Tuhan Yesus mengasihi murid-murid-Nya bukan hanya sebatas kata-kata, tetapi juga melalui tindakan konkrit. Sama halnya seperti Tuhan Yesus yang mengasihi kita dengan memberikan hidup-Nya bagi kita semua.
Dalam ayat 34 Tuhan Yesus berujar demikian: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu dengan demikian pula kamu harus saling mengasihi.”
Berdasarkan ayat tersebut, silahkan para pamong merefleksikan dua pertanyaan pembimbing berikut ini:
- Apakah para pamong sudah sepenuhnya mampu melakukan perintah Yesus untuk saling mengasihi?
- Mari meneliti diri, hal apakah yang menyebabkan kita sulit untuk saling mengasihi?
Mari belajar meneladani Tuhan Yesus yang mengajak kita untuk saling mengasihi bukan hanya dalam perkataan melainkan juga dalam perbuatan. Selamat melayani kebaktian anak dan kiranya Tuhan Yesus memampukan serta memberkati para pamong.
TUNTUNAN IBADAH ANAK BALITA
Tujuan: Anak mengetahui ajaran Tuhan Yesus untuk saling mengasihi.
Alat Peraga: Sebuah kertas asturo/origami berbentuk hati
Pendahuluan
Sebagai pendahuluan, ajak anak jejang balita untuk bersama-sama menyanyikan lagu “Ku kasihi kau dengan kasih Tuhan” dengan menggunakan alat peraga (kertas bentuk hati).
Selama lagu tersebut dinyanyikan, silahkan pamong memberikan kertas berbentuk hati kepada salah satu anak. Setiap kali menyanyikan syair “ku kasihi kau dengan kasih Tuhan,” ajak anak untuk mengoper atau menyerahkan kertas tersebut kepada teman-temannya. Lagu akan selesai dinyanyikan ketika semua anak-anak yang hadir telah mendapatkan giliran untuk membagikan dan menerima kertas bentuk hati.
Setelah selesai menyanyi sembari berbagi kertas berbentuk hati, silakan jelaskan bahwa apa yang baru saja anak-anak lakukan merupakan gambaran dari Firman Tuhan.
Inti Penyampaian
Bacaan Alkitab hari ini terambil dari Kitab Perjanjian Baru yaitu Injil Yohanes 13:34a (khusus di jenjang balita, pamong cukup menggunakan satu ayat saja).
Pamong mengajak anak-anak jenjang balita untuk mengulangi ayat 34a berikut ini:
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi;” Dilanjutkan dengan penjelasan satu persatu kata yang terdapat dalam ayat tersebut, yaitu:
- “Aku.” siapa yang dimaksud Aku? yang dimaksud adalah Tuhan Yesus.
- “Memberikan perintah baru.” jadi yang memberikan perintah baru siapa? Ya benar. Yang memberikan perintah baru adalah Tuhan Yesus.
- “Kepada kamu” Tuhan Yesus memberikan perintah baru kepada siapa? Benar! kepada murid-murid-Nya. (Pamong bisa melanjutkan dengan pertanyaan: “Ada berapakah murid-murid Tuhan Yesus?”)
- “Yaitu supaya kamu saling mengasihi.” Bagaimanakah maksudnya? Maksudnya seperti perbuatan yang baru saja anak-anak jenjang balita lakukan saat menyanyikan lagu “Ku kasihi kau dengan kasih Tuhan,” sembari memberikan kertas bentuk hati secara bergantian kepada teman-teman balita. Jadi saling mengasihi berarti saling berbagi, saling menolong, saling berbuat baik, saling mendukung, dan lain sebagainya.
Penerapan
Anak-anak jenjang balita yang dikasihi oleh Tuhan Yesus. Firman Tuhan kali ini hendak menegaskan kepada murid-murid-Nya, agar mereka melakukan perbuatan baik sebagaimana yang telah Tuhan Yesus lakukan, yaitu saling mengasihi.
Pernahkah anak-anak mendapatkan perlakukan yang tidak baik dari kakak atau adik bahkan dari teman-teman kalian, misalnya dimusuhi, dibohongi dan lain sebagainya. Pernahkah? (Pamong mempersilahkan beberapa anak untuk menceritakan pengalamannya dan tanyakan juga kepada mereka bagaimana rasanya). Tentu jika ada seseorang yang berbuat buruk, kita harus mengingatkannya ya. Supaya dia tidak terus-terusan melakukan hal yang buruk. Sembari jangan lupa untuk tetap mengasihinya. Mudah atau susah ya, jika anak-anak harus mengasihi orang-orang yang sudah berbuat tidak baik terhadap diri kita?
Nah, meskipun terkadang tidak mudah, tetapi mari mengingat bahwa Tuhan Yesus memberi pesan, “Aku memberi perintah baru kepadamu supaya kamu saling mengasihi.” Tuhan Yesus mengingatkan bahwa anak-anak jenjang balita adalah murid-murid Tuhan Yesus yang harus saling mengasihi. Untuk dapat mengasihi, maka harus mengampuni terlebih dulu.
Ingatlah, Tuhan Yesus tidak mengajarkan kita untuk saling mengasihi hanya kepada orang-orang yang bersikap baik saja kepada kita, tetapi juga saling mengasihi kepada semua orang, termasuk orang yang berbuat jahat kepada kita—persis seperti kegiatan yang telah kita lakukan di awal tadi. Ayo siapa yang masih ingat?
Di awal tadi kita telah melakukan apa ya? Di awal tadi, kita sudah menyanyikan lagu “Ku kasihi kau dengan kasih Tuhan” sembari memberikan kertas bentuk hati secara bergantian kepada siapapun yang ada di ruangan ibadah ini. Maka, mari bersemangat saling mengasihi satu sama lain ya! Tuhan Yesus memberkati kita semua. Haleluya, Amin!
Aktivitas
Membuat kipas bentuk hati.
Bahan yang perlu dipersiapkan oleh pamong: kertas asturo putih berbentuk hati seukuran telapak tangan, pensil warna/crayon, stik es krim/sumpit dan isolasi.
Cara membuat:
- Setiap anak akan mendapatkan sebuah kertas origami berbentuk hati.
- Kertas berbentuk hati silahkan diwarnai (pada bagian depannya saja) sesuai dengan kreativitas anak.
- Setelah selesai diwarnai, tempel stik dengan isolasi dibagian belakng kertas bentuk hati yang tidak diwarnai.
Setelah semua anak selesai membuat kipas berbentuk hati, ajak anak-anak jenjang balita untuk saling mengingatkan untuk “saling mengasihi yuk!” (sembari mengipaskan kipas bentuk hati). Kemudian pamong meminta anak jenjang balita untuk mengikuti ayat hafalan yang terambil dari Injil Yohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
TUNTUNAN IBADAH ANAK PRATAMA
Tujuan: Anak mengetahui ajaran Tuhan Yesus untuk saling mengasihi
Alat Peraga: Sebuah kertas asturo warna putih berbentuk hati dan alat mewarnai (pensil warna, spidol, crayon).
Pendahuluan
Sebagai pendahuluan, pamong mengajak anak jenjang pratama untuk mewarnai kertas bentuk hati, beri waktu 5 menit untuk mengerjakannya jika ada yang belum selesai bisa diselesaikan setelah selesai ibadah (pamong menyiapkan kertas asturo putih berbentuk hati sejumlah anak pratama yang hadir). Setelah selesai mewarnai kertas bentuk hati, pamong menanyakan kepada anak-anak jenjang pratama tentang Firman Tuhan apakah yang akan kita dengarkan hari ini yang berkaitan dengan hati yaitu tetang mengasihi.
Bentuk hati ini ada kaitannya dengan Firman Tuhan yang akan kita renungkan bersama. Bacaan Alkitab hari ini terambil dari Kitab Perjanjian Baru yaitu Injil Yohanes 13:34 (khusus di jenjang pratama, pamong cukup menggunakan satu ayat saja). Pamong mengajak anak-anak jenjang balita untuk mengulangi ayat 34 berikut ini: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu dengan demikian pula kamu harus saling mengasihi.”
Inti Penyampaian
Pamong menjelaskan satu persatu kata yang ada dalam ayat tersebut, yaitu:
- “Aku,” siapa yang dimaksud Aku? yang dimaksud adalah Tuhan Yesus.
- “Memberikan perintah baru,” jadi yang memberikan perintah baru yaitu Tuhan Yesus.
- “Kepada kamu” Tuhan Yesus memberikan perintah baru kepada siapa? Benar! kepada murid-murid-Nya. (Pamong bisa melanjutkan dengan pertanyaan: “Ada berapakah murid-murid Tuhan Yesus?”)
- Yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu dengan demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Tuhan Yesus hendak menegaskan kepada murid-murid-Nya, agar mereka melakukan perbuatan seperti yang telah TuhanYesus teladani yaitu saling mengasihi dalam hal perbuatan.
Penerapan
Anak-anak jenjang pratama yang dikasihi oleh Tuhan Yesus. Firman Tuhan kali ini hendak menegaskan kepada murid-murid-Nya, agar mereka melakukan perbuatan seperti yang telah Tuhan Yesus teladani yaitu saling mengasihi dalam hal perbuatan.
Pernahkah anak-anak mendapatkan perlakukan yang tidak baik dari kakak atau adik bahkan dari teman-teman kalian, misalnya dimusuhi, dibohongi dan lain sebagainya. Pernahkah? (pamong mempersilahkan beberapa anak untuk menceritakan pengalamannya dan tanyakan juga kepada mereka bagaimana rasanya). Tentu jika ada seseorang yang berbuat buruk, kita harus mengingatkannya ya. Supaya dia tidak terus-terusan melakukan hal yang buruk. Sembari jangan lupa untuk tetap mengasihinya.
Mudah atau susah ya, jika anak-anak harus mengasihi orang-orang yang sudah berbuat tidak baik terhadap diri kita? Susah ya?! Nah, meskipun terkadang tidak mudah, tetapi mari mengingat bahwa Tuhan Yesus memberi pesan, “Aku memberi perintah baru kepadamu supaya kamu saling mengasihi.” Tuhan Yesus mengingatkan bahwa anak-anak jenjang pratama adalah murid-murid Tuhan Yesus yang harus saling mengasihi. Untuk dapat mengasihi, maka harus mengampuni terlebih dulu. Tuhan Yesus tidak mengajarkan untuk mengasihi mereka yang bersikap baik saja kepada kita, tetapi saling mengasihi kepada semua orang (baik itu orang yang berbuat baik ataupun orang yang berbuat jahat kepada kita). Tuhan Yesus memberkati kita semua. Haleluya, Amin!
Aktivitas
Membuat kipas bentuk hati.
Bahan yang perlu dipersiapkan oleh pamong: kertas asturo putih berbentuk hati (seukuran telapak tangan), pensil warna/crayon, stik es krim/sumpit dan isolasi.
Cara membuat:
- Setiap anak jenjang pratama, sudah mendapatkan sebuah kertas origami berbentuk hati di awal ibadah dan meminta mereka untuk mewarnai kertas tersebut (kertas bentu hatinya diwarnai hanya pada bagian depannya saja, sesuai dengan kreativitas anak).
- Setelah selesai diwarnai, tempel stik dengan isolasi dibagian belakng kertas bentuk hati (yang tidak diwarnai).
Setelah semua anak selesai membuat kipas berbentuk hati, ajak anak-anak jenjang balita untuk saling mengingatkan untuk “saling mengasihi yuk!” (sembari mengipaskan kipas bentuk hati). Kemudian pamong meminta anak jenjang pratama untuk mengikuti ayat hafalan yang terambil dari Injil Yohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Sebagai penutup ibadah, pamong mengajak anak-anak pratama untuk menyanyikan lagu “Kukasihi kau dengan kasih Tuhan”.
Setelah lagu selesai dinyanyikan, pada hitungan ketiga silahkan masing-masing anak saling memberikan bentuk hati miliknya kepada teman-teman yang hadir (pastikan kertas bentuk hati yang dipegang bukan miliknya sendiri).
Pamong menjelaskan aktivitas yang baru saja dilakukan adalah salah satu contoh perilaku saling mengasihi bukan dengan kata-kata melainkan dengan perbuatan.
TUNTUNAN IBADAH ANAK MADYA
Tujuan: Anak mengetahui ajaran Tuhan Yesus untuk saling mengasihi
Alat Peraga:
Kertas berbentuk hati sejumlah 12 buah dan masing-masing kertasnya bertuliskan ayat hafalan: Yohanes 15:12 (kertas pertama bertuliskan Inilah, kertas ke-2 bertuliskan perintah-Ku, kertas ke-3 dan seterusnya bertuliskan yaitu ,supaya, kamu, saling, mengasihi, seperti, Aku, telah, mengasihi, kamu.)
Pendahuluan
Sebagai pendahuluan, pamong mengajak anak-anak jenjang madya untuk bermain menyusun kata yang ada dalam ayat hafalan (pamong sudah menyiapkan sesuai dengan info di alat peraga). Dalam waktu lima menit, anak-anak jenjang madya dipersilahkan menyusun kata (12 kata yang sudah pamong siapkan: Inilah, perintah-Ku, yaitu, supaya, kamu, saling, mengasihi, seperti, Aku, telah, mengasihi, kamu) sampai membentuk kalimat “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” Ayat ini yang akan menjadi ayat hafalan kita hari ini, yang terambil dari Injil Yohanes 15:12.
Inti Penyampaian
Anak-anak jenjang madya yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Dari permainan menyusun kata menjadi sebuah kalimat tadi, kira-kira adakah kaitannya dengan Firman Tuhan hari ini? Ya tentu saja ada, yakni tentang saling mengasihi.
(Pamong mempersilahkan anak-anak madya untuk membacakan secara bersama-sama bacaan Alkitab dari Injil Yohanes 13:31-35.)
Mari kita perhatikan ayat 31-33. Alkitab mengisahkan bahwa sesudah Yudas pergi, berkatalah Tuhan Yesus kepada para murid-muridnya demikian (pamong mengajak anak jenjang madya untuk bersama-sama mengulangi membaca kembali ayat 31-33).
Dalam ayat 33, Tuhan Yesus berujar bahwa kebersamaan dengan murid-murid-Nya tidak akan lama lagi. Namun sebelum Tuhan Yesus meninggalkan para murid, Ia memberi pesan: “Aku memberi perintah baru kepadamu supaya kamu saling mengasihi.”
Dalam ayat 34, Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa perbuatan yang Ia lakukan adalah “perintah baru.” “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu dengan demikian pula kamu harus saling mengasihi.”
Selanjutnya dalam ayat 35, Tuhan Yesus hendak menegaskan kepada murid-murid-Nya, agar mereka melakukan perbuatan seperti yang telah Tuhan Yesus teladani yaitu saling mengasihi dalam hal perbuatan. Sikap saling mengasihi menjadi sebuah tanda pengenal bagi setiap pengikut Tuhan Yesus. Dalam ayat 35, Tuhan Yesus berkata: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Mengapa kita perlu hidup saling mengasihi?
Pertama, karena itu adalah perintah baru (ayat 34). Yang dimaksud dengan perintah bukanlah sekadar hukum atau aturan baru yang wajib untuk dilakukan. Melainkan lebih dari itu. Yang Tuhan Yesus maksudkan adalah dasar atau pondasi. Jadi ajakan Tuhan Yesus untuk saling mengasihi, merupakan pondasi baru bagi pengikut Kristus untuk hidup bersama dan di dalam Yesus.
Ketika pengikut Kristus hidup bersama Yesus dan hidup di dalam-Nya, maka secara alamiah, para murid akan dapat mempraktekkan kasih yang tidak sekadar menjadi teori, slogan, atau wacana semata, melainkan melekat dalam gaya hidup, dan mewujud menjadi ciri khas murid-murid-Nya.
Kedua, dengan saling mengasihi kita disebut sebagai murid-murid-Nya (ayat 35). Dunia akan mengetahui bahwa kita adalah murid-murid Kristus kalau kita menampakkan cir khas kita yang mau dan siap untuk saling mengasihi, sebagaimana Tuhan Yesus yang telah terlebih dahulu mengasihi murid-muridNya.
Penerapan
Anak-anak jenjang madya yang dikasihi Tuhan. Jika kita berbicara tentang mengasihi, mari kita ingat-ingat kembali orang-orang atau teman-teman yang seperti apa sajakah yang lebih sering kita kasihi? (beri waktu sejenak agar anak-anak jenjang madya mengutarakan pengalamannya masing-masing). Benarkah jika kita lebih sering mengasihi orang-orang ataupun teman-teman yang juga mengasihi dan berbuat baik kepada diri kita? benar atau tidak ya?.
Nah sekarang jika ada pertanyaannya seperti ini:
“Setujukah anak-anak jika mengasihi sangat mudah untuk diucapkan tetapi sulit dipraktekkan?.” Setuju ya. Apalagi mengasihi orang yang berbuat jahat kepada kita, atau mengasihi musuh kita. Wah tentu tidak mudah untuk tetap bersikap baik penuh kasih terhadap orang yang telah melukai hati kita berulangkali. Tentu jika ada seseorang yang berbuat buruk, kita harus mengingatkannya ya. Supaya dia tidak terus-terusan melakukan hal yang buruk. Sembari jangan lupa untuk tetap mengasihinya ya. Sebab melalui Firman Tuhan kali ini, kita diingatkan kembali bahwa untuk menjadi murid Yesus, syarat utamanya adalah saling mengasihi.
Sebagaimana teladan yang Tuhan Yesus tunjukan saat membasuh kaki para murid-murid-Nya, mari meneladai Tuhan Yesus yang mengasihi murid-murid-Nya bukan hanya sebatas kata-kata, melainkan juga melalui tindakan nyata. Sama seperti Tuhan Yesus yang mengasihi kita dengan memberikan hidup-Nya bagi kita semua.Dengan demikian, Tuhan Yesus tidak hanya berteori tentang kasih, tetapi memberikan keteladanan hidup tentang bagaimana mengasihi yang sesungguhnya, yang berpuncak pada peristiwa penyaliban-Nya di bukit Golgota sebagai bukti kasihNya yang tiada tara bagi dunia.
Jika Tuhan Yesus telah bersedia mengampuni murid-murid-Nya, menerima keadaan murid-murid-Nya apa adanya, sekalipun terkadang mengecewakanNya. Jika Tuhan Yesus setia untuk tetap mengasihi tanpa pamrih. Maka, marilah meneladani model kasih Tuhan Yesus. Sebagai anak-anak terang mari kita mengasihi bukan “karena…” misalnya: “Saya mengasihinya karena ia baik kepada saya.” Melainkan, mari mengasihi “walaupun…” misalnya, “Saya mengasihinya walaupun ia membenci saya!”
“Yuk saling mengasihi!”, bukan hanya dalam perkataan melainkan juga dalam perbuatan. Tuhan Yesus memberkati dan memampukan kita semua, Haleluya Amin!
Aktivitas
Membuat pembatas Alkitab. Setiap anak diberikan kertas berbentuk hati untuk dihias dan dituliskan ayat hafalan Yohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”