Tahun Gerajawi : Paskah 4/Masa Raya Unduh-unduh
Tema : Masa Raya Unduh-unduh
Bacaan Alkitab : 2 Korintus 8 : 1-16
Ayat Hafalan : “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena
Tujuan
- Remaja dapat menjelaskan mengapa Paulus menunjukkan kepada jemaat Korintus cara orang Makedonia dalam memberikan persembahan.
- Remaja dapat menyebutkan hambatan seseorang dalam mempersembahkan dengan cara yang benar.
- Remaja dapat melakukan aksi menabung untuk diakonia gerejanya sampai masa Pentakosta.
Penjelasan Teks
Rasul Paulus mengemukakan bahwa perikop saat ini sampai dengan pasal 9: 15, berisi petunjuk-petunjuk mengenai pergumulan persembahan bagi orang percaya yang miskin di Yerusalem. Dalam dua pasal inilah kata-kata Paulus berisi pengajaran yang paling lengkap tentang pemberian orang Kristen dalam Perjanjian Baru. Rasul Paulus menyelenggarakan diakonia ekumenis pertama dalam kehidupan gereja awal sebagai bentuk ikut serta menanggung beban hidup sesama. Jemaat-jemaat Kristen di luar Yahudi bersama melakukan pengumpulan persembahan, yaitu Jemaat-jemaat di Makedonia, Akaya dan Korintus, untuk orang miskin di lingkungan jemaat Yahudi di Yerusalem.
Dalam perikop ini Paulus mengemukakan tentang jemaat-jemaat Makedonia yang kaya akan kemurahan kepada jemaat di Korintus. Paulus menyingkapkan akan prinsip-prinsip persembahan orang percaya:
- Kita ini milik Allah; apa yang kita punyai dipegang sebagai sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepada kita.
- Kita harus membuat keputusan yang mendasar dalam hati kita untuk hidup bagi Allah dan bukan untuk uang.
- Kita memberi untuk menolong mereka yang membutuhkan bantuan, meluaskan Kerajaan Allah, dan belajar takut akan Tuhan.
- Hal memberi itu harus menurut pendapatan kita.
- Hal memberi itu dipandang sebagai suatu bukti dari kasih kita dan harus dilakukan sebagai pengorbanan dan dengan sukarela.
- Dengan memberi kepada Allah, kita tidak saja menaburkan uang, melainkan juga iman, waktu, dan pelayanan.
- Ketika Allah menyediakan kelimpahan, itu adalah supaya kita dapat setia dalam perbuatan baik kita.
- Hal memberi meningkatkan penyerahan kita kepada Allah.
Rasul Paulus menekankan persembahan Jemaat-jemaat di Makedonia kepada Jemaat di Korintus untuk mengingatkan bahwa meskipun Jemaat-jemaat di Makedonia tidak berlimpah dalam kekayaan, tetapi dalam keterbatasan mereka memiliki kemurahan hati dan berinisiatif untuk menolong jemaat di Yerusalem. Rasul Paulus menegur Jemaat Korintus yang menunggu kaya dan memiliki uang yang banyak baru memberi. Konteks kebiasaan jemaat Korintus adalah “memberi banyak akan dihormati, memberi sedikit merasa malu”, menjadikan persembahan seperti sebuah kompetisi dan keunggulan diri. Oleh karenanya Rasul Paulus menghendaki agar jemaat di Korintus meneladan jemaat-jemaat di Makedonia
Pendahuluan
langkah – langkah Penyampaian
- Pamong menyapa remaja dan minta menjawab pertanyaan dalam Aktivitas 1!
- Pamong mengajak remaja membuka dan membaca bersama 2 Korintus 8 : 1-16!
- Pamong menyampaikan Cerita dan Ilustrasi!
- Pamong mengajak remaja melakukan Aktivitas 2!
Ilustrasi (1)
Suatu hari seorang petani Kristen berkata kepada isterinya bahwa ia ingin memberikan suatu persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Saat itu salah satu sapi betinanya sedang hamil dan beberapa hari lagi akan melahirkan. Karena itu ia berkata bahwa nanti ia akan mempersembahkan anak sapi itu kepada Tuhan.
Beberapa hari pun berlalu dan tibalah waktu bagi induk sapi itu untuk melahirkan. Ternyata, induk sapi itu melahirkan dua ekor anak sapi. Petani itupun menjadi bingung. Dia mulai berpikir-pikir anak sapi yang manakah yang akan dipersembahkannya kepada Tuhan. Ketika isterinya menanyakan hal itu, ia pun menjawab: “Biarkanlah anak-anak sapi itu bertumbuh lebih besar terlebih dahulu. Setelah mereka cukup besar, barulah akan kuputuskan anak sapi mana yang akan kupersembahkan kepada Tuhan.”
Seminggu kemudian daerah itu diserang wabah penyakit ternak. Salah satu dari kedua anak sapi milik petani Kristen itupun terjangkit penyakit tersebut dan tidak dapat diselamatkan alias mati. Ketika petani itu mendapati bahwa anak sapinya itu mati, ia segera keluar kandang dan lari menuju rumahnya serta berkata kepada isterinya: “Bu, aku baru saja dari kandang dan kudapati bahwa sapinya Tuhan mati.”
Isterinya pun keheranan dan bertanya: “Apa? Sapinya Tuhan? Bukankah engkau belum memutuskan sapi mana yang hendak kau persembahkan?”
Petani itupun menjawab: “Ya, kemarin memang belum kuputuskan, tetapi tadi ketika aku berada di kandang telah kuputuskan bahwa yang mati itu adalah sapinya Tuhan.”
Cerita
Adik-adik yang dikasihi Tuhan, menurut kalian, manakah yang benar: memberi menunggu kaya atau memberi apa yang ada sekarang?
Benar, kalau kita memberi apa yang ada sekarang bukan menunggu kaya, apalagi memberi banyak untuk mencari popularitas, supaya dihormati orang. Itu sama seperti jemaat Korintus yang kalau memberi itu mencari hormat dari orang lain, kalau memberi sedikit mereka merasa malu. Itu berbeda dengan jemaat-jemaat di Makedonia yang memberi dengan kerelaan hati meskipun jumlahnya sedikit, karena mereka bukan jemaat besar dan kaya, tetapi mereka kaya akan kemurahan hati.
Begitu juga dengan persembahan kita, bukan hanya pada jumlahnya tetapi pada kerelaan hati kita mempersembahkannya bagi Tuhan. Masak iya kalau punya banyak akan memberikan sedikit? Malu dong dengan jemaat-jemaat di Makedonia. Mereka mengumpulkan persembahan itu bagi orang-orang miskin di jemaat Yerusalem. Artinya persembahan mereka bukan untuk diri mereka sendiri tetapi untuk diakonia jemaat Yerusalem.
Dan lagi seperti diskusi kita di awal tadi, persembahan itu sesuatu yang kita berikan bagi Tuhan, tentunya dengan rela hati. Dan persembahan kita dipergunakan untuk segala kegiatan dan pelayanan di gereja kita. Misal untuk Paskah, Natal, juga untuk penghidupan Pendeta.
Bisa jadi dalam memberi persembahan kita mengalami hambatan, entah karena sayang dengan uang kita, atau karena kita merasa bahwa ini adalah uang kita dll, seperti yang kalian sebutkan tadi. Tetapi mari mengingat bahwa apa yang kita punyai adalah berasal dari berkat Tuhan maka selayaknya mempersembahkan dengan benar dan rela hati.
Bukan seperti petani dalam cerita berikut ini : Ilustrasi!
Mari belajar seperti jemaat-jemaat di Makedonia yang memberikan persembahan mereka bagi pelayanan diakonia jemaat di Yerusalem, dengan kita mengisi celengan diakonia kita bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan. Amin.
Aktivitas
Meminta remaja menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!
- Apa arti persembahan?
- Persembahan berupa uang yang telah dikumpul di gereja dipergunakan untuk apa?
- Sebutkan hambatan dalam mempersembahkan yang benar!
Meminta remaja menghias dan memberi nama botol plastik bekas yang sudah mereka bawa dari rumah.
Ajak mereka mengucapkan komitmen ini:
“Saya Mau Setia Berdiakonia!”
Aksi diakonia dengan cara menabung ini akan dimulai hari ini sampai hari Pentakosta. Pada saat hari Pentakosta akan dibuka bersama kemudian diberikan kepada
Alat:
- Media menabung : botol plastik bekas yang dibawa oleh remaja dari rumah
- Spidol
- Stiker hias
Lagu Tema
Kidung Jemaat no. 301 “Aku Bawa dan Berikan”
Kidung Jemaat no. 302 “Kub’ri Persembahan”
[1] http://khotbahilustrasi.blogspot.com/2014/01/persembahkan-yang-terbaik-untuk-tuhan.html