Tahun Gerajawi : Paskah 3 / Masa Raya Unduh-unduh
Tema : Masa Raya Unduh-unduh
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 9: 36-43
Ayat Hafalan :“…..persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1)
Tujuan
- Remaja dapat mencirikan perbuatan memberikan sedekah yang benar.
- Remaja dapat meneladani Tabita dengan membuat komitmen mempersembahkan hidupnya.
Penjelasan Teks ¹
Perikop hari mengisahkan tentang Tabita atau dalam bahasa Yunani disebut Dorkas, yang artinya kijang atau rusa betina, yang dianggap sebagai hewan yang menyenangkan. Ia tinggal di Yope dan telah dibaptis menjadi murid Kristus. Sesuai dengan namanya, ia menjadi pribadi yang menyenangkan dan menunjukkan imannya dengan melakukan berbagai kebaikan hati bagi orang-orang di sekitarnya. Ia banyak memberi sedekah, terutamanya juga menjahitkan pakaian bagi para janda dan anak-anak.
Tabita meninggal di tengah-tengah pelayanannya karena sakit. Dan sesuai dengan adat kebiasaan jenasah Tabita dimandikan, kemudian dibaringkan di ruang atas. Lalu diutuslah dua orang untuk datang kepada Petrus yang saat itu berada di Lida, daerah yang dekat dengan Yope, untuk datang ke Yope dengan sebuah pesan “Segeralah datang ke tempat kami”. Pesan tersebut pun ditanggapi oleh Petrus dengan bergegas berangkat bersama dengan mereka, meskipun Petrus tidak mengetahui apa gerangan yang terjadi.
Sesampainya di Yope, Petrus dibawa ke ruang atas tempat Tabita dibaringkan. Pada saat itu para janda datang mendekat pada Petrus, sambil menangis menceritakan segala kebaikan hati dari Tabita selama hidupnya dengan menunjukkan baju dan pakaian yang telah dibuat oleh Tabita untuk mereka. Segala pekerjaan baik Tabita dikenang oleh mereka, sehingga mereka berat hati ketika Tabita meninggal, mereka berharap Tabita dapat kembali hidup.
Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu berlutut dan berdoa kemudian berkata “Tabita, bangkitlah!”. Lalu Tabita bangkit dan Petrus memanggil semua orang dan menunjukkan pada mereka bahwa Tabita telah hidup. Peristiwa itu tersiar dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Non magna loquimur, sed vivimus
Perkara-perkara besar bukan untuk dibicarakan, melainkan untuk dihidupi.
1. http://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Kis%209:36-43
Pendahuluan
Langkah – langkah Penyampaian
- Pamong menyapa remaja dan meminta mereka menyebutkan arti kata dermawan!
(Dermawan (kbbi): pemurah hati, orang yang suka berderma (beramal, bersedekah) - Remaja diminta melakukan Aktivitas 1!
- Remaja diajak membuka dan membaca Kisah Para Rasul 9: 36-43!
- Pamong menyampaikan Cerita dan Ilustrasi!
- Pamong mengajak remaja melakukan Aktivitas 2 sebagai komitmen.
Ilustrasi
BUNDA TERESA DARI KALKUTA
Bunda Teresa lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu pada tahun 1910 di Skopje, sekarang ibukota Republik Makedonia. Keluarga etnis Albania, penganut Katolik. Di awal usia 12 tahun, Agnes memutuskan masuk biara di India. Pada usia 19 tahun, dia bergabung dengan Ordo Iris dari Loreto. Agnes memberi nama dirinya sebagai Bunda Teresa, terinspirasi dari biarawati suci Theresa dari Lisieux, saat ia memulai mengajar di satu sekolah di Darjeeling, kota yang berada di kaki pegunungan Himalaya.
Pada tahun 1946, ketika India dalam penjajahan Inggris, ia mendengar “panggilan” untuk membantu para orang miskin dan papa yang hidup di antara mereka. Setelah 10 tahun membantu orang-orang melarat di tempat-tempat kumuh di Kalkuta, India, di antaranya 100 ribu orang tunawisma, Bunda Teresa kemudian membuka rumah sakit di lahan milik kuil Hindu di Kalighat. Setelah itu, ia melanjutkan dengan membangun rumah untuk anak-anak yang dibuang dari keluarganya dan penderita lepra.
Bunda Teresa berkarya di seluruh India dan sejak itu namanya mulai dikenal. Seorang jurnalis membuat film tentang kepedulian Bunda Teresa tahun 1970. Film itu menarik perhatian dunia Barat.
Bunda Teresa merupakan pendukung kehidupan. Ia tegas menolak aborsi dan kontrasepsi. Bunda Teresa mendirikan kongregasinya sendiri yang diberi nama Missionaris Cinta Kasih pada 7 Oktober 1950. Kongregasi ini bertumbuh dengan jumlah biarawati mencapai 4.000 orang di 123 negara. Mereka melayani orang-orang melarat dan sekarat di pemukiman-pemukiman kumuh di 160 kota di dunia.
Tahun 1979, Bunda Teresa dianugerahi Nobel Perdamaian. Saat penganugerahan itu ia meminta perayaan makan malam mewah dibatalkan dan memohon diberikan kepada orang-orang melarat di Kalkuta.
Pada 5 September 1997, Bunda Teresa meninggal setelah menderita serangan jantung. Pemerintah India mengadakan upacara khusus pemakamannya. Makam Bunda Teresa berada di dalam kompleks Missionaris Cinta Kasih dan menjadi salah satu tempat peziarahan bagi semua agama dan kepercayaan. Pada tanggal 4 September 2016 Bunda Teresa dianugerahi Santa atau orang Suci oleh Vatikan.
Bunda Teresa teguh dengan pendiriannya bahwa siapa saja yang menawarkan cintakasih kepada orang-orang melarat harus diterima tanpa memperhatikan hal itu. Bunda Teresa meninggalkan sebuah catatan tentang keyakinan imannya, harapan, dan cintakasihnya yang luar biasa yang diberi judul “Come be My Light.” Bunda Teresa yang hanya memiliki dua helai pakaian sari selama hidupnya merupakan simbol cinta kasih bagi siapa saja yang tidak dicintai dan tak diinginkan. Ia disapa sebagai ibu bagi orang-orang miskin dan melarat.
Cerita
Adik-adik yang dikasihi Tuhan, setelah kita tadi menyebutkan beberapa tokoh yang terkenal akan kedermawanannya, juga telah membaca bersama Kisah Para Rasul 9: 36-43, tentang seorang tokoh perempuan yang penuh kebaikan hati. Siapa tadi namanya? (beri remaja kesempatan menjawab)
Ya namanya Tabita, atau dalam bahasa Yunani Dorkas.
Kalian tahu apa arti dari nama Tabita atau Dorkas?
Nama Tabita atau Dorkas berarti kijang atau rusa betina, yang oleh orang-orang pada saat itu dianggap sebagai hewan yang menyenangkan.
Dan apakah Tabita sesuai dengan namanya? Seorang yang menyenangkan?
Sesuai dengan namanya Tabita dikenal sebagai orang yang banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah (ayat 36), salah satunya ialah membuat baju dan pakaian bagi para janda dan anak-anak.
Tabita dikenal karena semua perbuatan baiknya bagi orang-orang di sekitarnya. Sehingga ketika ia sakit lalu meninggal semua orang bersedih dan meminta Rasul Petrus untuk datang ke Yope dengan harapan ia bisa mencegah kematian Tabita.
Apa yang dilakukan oleh Petrus?
Ia bergegas berangkat dan ketika sampai di ruang atas tempat Tabita dibaringkan, para janda dan anak-anak sambil menangis menunjukkan kepada Petrus kebaikan-kebaikan Tabita dengan membuatkan baju dan pakaian bagi mereka selama ia masih hidup.
Petrus kemudian menyuruh mereka semua keluar, ia berlutut dan berdoa. Petrus menyerahkan Tabita kepada Allah. Lalu Petrus berkata “Tabita, bangkitlah!”
Apa yang terjadi Tabita?
Tabita hidup kembali dan Petrus memanggil semua orang untuk menunjukkan bahwa Tabita telah hidup. Peristiwa itu tersiar dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Adik-adik yang dikasihi Tuhan, siapa yang ingin dikenal sebagai orang yang buruk? Tentu tidak ada!
Siapa yang ingin dikenal sebagai orang yang baik? Orang yang dermawan?
Tentu semua orang menginginkannya!
Kira-kira, apakah kita bisa menjadi seperti Tabita?
Tentu saja bisa!
Semua orang dianugerahi kebaikan oleh Tuhan. Semua orang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melakukan kebaikan bagi orang lain. Tidak selalu harus memberi dalam hal materi, tetapi lebih penting adalah memberikan hidup.
Seperti Tabita, ia tidak memberikan uang kepada para janda dan anak-anak itu, tapi ia memberikan talentanya untuk menolong mereka. Ia bisa menjahit. Ia menjahit baju untuk dijual, hasil penjualan ia belikan kain untuk dijahitnya menjadi baju untuk para janda dan anak-anak.
Tabita mempersembahkan hidupnya untuk melayani dan menolong para janda dan anak-anak. Seperti Bunda Teresa dari Kalkuta yang juga mempersembahkan hidupnya bagi orang-orang miskin dan melarat. (Pamong menceritakan Ilustrasi) Amin.
Aktivitas
- Remaja diminta menyebutkan nama-nama tokoh yang terkenal dengan kedermawanannya!
(Contoh: Mark Zuckerberg – Pendiri Facebook yang mendonasikan sebagian uangnya untuk kesehatan dan pendidikan anak-anak imigran (pendatang yang miskin)). - Remaja diajak berdiskusi tentang orang-orang di sekitar mereka yang perlu untuk mendapat bantuan diakonia. Jumlah penerima diakonia disesuaikan dengan kondisi jemaat!
(Diakonia: berasal dari bahasa Yunani diakonein yang berarti melayani. Salah satu dari tiga pilar tugas Gereja di tengah dunia, yang menjadi perintah dari Tuhan Yesus dan para Rasul. Yaitu solidaritas dan ikut menanggung kehidupan bersama antar sesama manusia khususnya yang miskin dan hina.)
Minta remaja membawa media menabung, bisa dari bahan botol plastik bekas untuk dibawa dalam Ibadah Minggu depan!
Lagu Tema
- Kidung Ria no. 63 “Bapa Kupersembahkan tubuhku”
- KJ no. 433 “Aku Suka Membagi”
- “Tanganku Kerja Buat Tuhan”
Tanganku kerja buat Tuhan
Mulutku Memuji NamaNya
Kakiku berjalan cari jiwa
Upahku besar di Surga