Bacaan: Kejadian 4:1-16
Tahun Gerejawi: Pra Paskah III
Tema: Kejujuran
Tujuan :
- Anak dapat menjelaskan alasan Kain berbohong pada Tuhan.
- Anak dapat menyebutkan akibat dari kebohongan Kain.
- Anak dapat mengidentifikasi sikap orang yang berbohong.
- Anak dapat membiasakan diri untuk berlaku jujur.
Lagu Tema: KJ 467 “Tuhanku, Bila Hati Kawanku”
PENJELASAN TEKS (untuk Pamong)
Orang percaya selalu membawa persembahannya yang terbaik kepada Tuhan dan memiliki sebuah keyakinan bahwa persembahannya –dalam rupa apapun- diterima oleh Tuhan. Ketika terjadi sebuah tragedi atau bencana yang menimpa kehidupan manusia, tentu salah satu pertanyaan batin yang muncul dalam hati manusia berbunyi, “Apakah persembahanku tidak diterima oleh Tuhan sehingga aku tertimpa bencana?” atau “Apakah persembahanku kurang baik di hadapan Tuhan?” Pertanyaan-pertanyaan tersebut digumuli oleh manusia dalam hidupnya. Pada akhirnya, berkat dan penyertaan Tuhan diukur melalui kualitas dan jumlah persembahan yang dibawa ke hadapan Tuhan. Tuhan adalah sosok yang senang dipuja dengan harta kekayaan yang baik dan banyak. Lama kelamaan apabila manusia hanya merasakan susah, sedangkan persembahan yang diberikannya sudah begitu maksimal, bisa jadi manusia meninggalkan Tuhan atau melakukan perbuatan yang tidak dikehendaki Tuhan.
Peristiwa semacam itu rupanya sudah pernah ditulis dalam Perjanjian Lama. Kisah Kain dan Habel begitu kuat menggambarkan hal tersebut. Teks mengisahkan bahwa Kain adalah seorang petani, sedangkan Habel adalah seorang gembala. Sesudah kisah penciptaan, untuk pertama kalinya manusia mengadakan sebuah aktivitas religius, yaitu membawa hasil pekerjaan mereka di hadapan Tuhan. Apa yang dibawa oleh Kain dan Habel kepada Tuhan? Di ayat 3-4, teks menyebutkan :
“Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu.”
Teks tidak menyebutkan secara detail materi yang dipersembahkan oleh Kain. Teks hanya menyebutkan bahwa Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu. Justru teks lebih detail menyebutkan materi yang dipersembahkan oleh Habel, yaitu lemak-lemaknya. Teks tidak menyebutkan secara jelas mengapa Allah menerima persembahan Habel daripada Kain, sehingga kesan yang muncul adalah Tuhan yang mempunyai hak penuh untuk mengindahkan atau tidak mengindahkan persembahan-persembahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, Kain menjadi marah (ayat 5). Allah mengingatkan Kain agar bisa menguasai dirinya atas kemarahan yang sedang dialaminya (ayat 7). Kini Kain harus memilih, larut dalam kemarahannya atau bisa menguasai kemarahannya. Pada akhirnya Kain memilih sebuah pilihan. Kemarahan Kain berujung pada peristiwa pembunuhan Habel (ayat 8). Selanjutnya teks menceritakan bahwa Tuhan menanyai Kain tentang apa yang terjadi pada Habel. Kain tidak mau mengakui perbuatannya, sehingga Kain dikutuk oleh Tuhan. Ketidakjujuran Kain disebabkan karena kemarahannya kepada Tuhan yang tidak mengindahkan persembahannya. Kemarahan itu berlanjut pada persitiwa pembunuhan Habel. Ketidakjujuran Kain seperti sebuah lingkaran yang beralur. Kain marah, dia tidak bisa mengendalikan dirinya sehingga dia membunuh Habel. Akibat pembunuhan itu Kain tidak mengakui perbuatannya kepada Tuhan.
Dalam tradisi gereja, Minggu Prapaskah mengajak orang percaya untuk mengendalikan segala tindakan dan perasaan yang negatif. Di Minggu Prapaskah yang ketiga ini, anak-anak diajak untuk mengendalikan amarah dan berkata jujur.
Alat Peraga:
1. Gambar Kain dan Habel.
2. Gambar hasil bumi dan gambar domba.
PERSIAPAN CERITA :
Minta beberapa remaja untuk menceritakan pengalamannya ketika sedang marah dan apa efek sampingnya.
CONTOH CERITA :
(tunjukkan gambar Kain dan Habel – alat peraga 1).
Ada dua bersaudara, yang satu bernama Kain, yang satu bernama Habel.
Mereka adalah anak dari Adam dan Hawa. Kain adalah seorang petani,
Sedangkan Habel adalah seorang penggembala domba. Suatu hari, mereka membawa hasil pekerjaan mereka kepada Allah. Kain membawa hasil bumi (tunjukkan alat peraga 2), Habel membawa dombanya (tunjukkan alat peraga 3). Rupanya, Allah lebih suka pada persembahan Habel. Kain marah! Wajahnya menjadi merah padam. Allah tahu kalau Kain marah, lalu Allah memperingatkan Kain supaya bisa mengendalikan amarahnya. Rupanya Kain tidak bisa melakukan hal itu. Kain lalu mengajak Habel ke padang dan membunuhnya. Setelah Kain membunuh Habel, Allah bertanya kepada Kain dimana Habel. Kain tidak mau mengakuinya karena masih menahan marah. Oleh karena itu, Allah mengutuk Kain dan mengusir Kain dari tanahnya itu. Belajar mengendalikan amarah memanglah sulit, akan tetapi ketika kita tidak bisa mengendalikan amarah, maka akan terjadi hal-hal yang lebih buruk bagi teman kita dan untuk diri kita. Nah, ketidakjujuran atau kebohongan Kain adalah akibat dari Kain yang tidak bisa mengendalikan dirinya.
AKTIVITAS UNTUK PENERAPAN :
- Minta beberapa remaja untuk menceritakan alasan Kain marah kepada Tuhan.
- Setelah cerita, ajak remaja untuk melakukan semacam terapi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Minta remaja untuk mengingat satu peristiwa yang membuat jengkel.
b. Setelah itu minta remaja untuk menarik nafas, lalu meletakkan tangan kanannya di dada masing-masing. Ajak remaja untuk mengucapkan dengan lirih, “Tuhan, kendalikan amarahku.”
c. Setelah terapi, minta beberapa remaja untuk membagikan pengalamannya berterapi.
Lagu Tema : KJ 467 “Tuhanku, Bila Hati Kawanku”
Gambar: http://sweetpublishing.com/