Damai Aja Yuk! Tuntunan Ibadah Remaja 29 Juli 2018

16 July 2018

BacaanAlkitab : Kejadian 33:1-20
Tahun Gerajawi : Hari Anak Nasional
Tema : Karakter Kristiani/ Moralitas

Tujuan :

  1. Anak mencirikan sikap Yakub dan Esau dalam kisah ini.
  2. Anak dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan untuk berdamai.
  3. Anak dapat menunjukkan perilaku menjadi duta damai di tengah keluarga, masyarakat dan

Ayat Hafalan : … hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang” (Roma 12: 18b)

LaguTema :

  1. Damai Aja Yuk!
  2. Kucinta Keluarga Tuhan (Kid. Ria 38)

PENJELASAN TEKS

Yakub bedamai dengan Esau

Konflik ‘berkat kesulungan’ mengakibatkan Yakub harus terpisah dengan keluarganya dan lari ke pamannya Laban. Dan pelarian itu tidak sebentar, minimal 14 tahun Yakub berpisah. Dalam perpisahan itu tentu banyak hal yang dialami dan dirasakan. Tetapi pasti ada pula kesedihan karena dia tidak dapat mengetahui kondisi keluarga yang ditinggalkannya.

Disamping itu, kebersamaan dengan Laban nyatanya tidak selamanya harmonis, setelah bekerja denganya selama 7 tahun, Yakub dapat memperistri Lea, dan 7 tahun berikutnya Yakub mendapatkan Rahel. Berkat (yang diterima dari Ishak) itu nyata dirasakan oleh Yakub, tidak hanya keturunan yang banyak, tetapi juga harta benda dan ternak yang bahkan melebihi mertuanya (Kej 30: 25-43). Namun, karena itulah kemudian muncul gesekan (Kej 31). Perselisihan yang ada ditambah rasa rindu pada keluarga, atau paling tidak yang masih memungkinkan hidup, yaitu kakaknya, maka Yakub memilih untuk pulang.

Sebenarnya dia masih merasa takut karena sungguh menyadari kesalahannya, tetapi dia berusaha memberanikan diri untuk meminta maaf dan berjumpa Esau. Segala persiapan dilakukan bahkan kemungkinan terburuk sudah dipikirkan. Namun dalam perjumpaan itu hal diluar dugaan justru terjadi. Tuhan melembutkan hati Esau, dan membuat kedua saudara kembar itu menempatkan kasih diatas kemarahan dan rasa bersalah. Akhirnya mereka bersama lagi.

LANGKAH-LANGKAH BERCERITA

  1. Remaja pembaca Alkitab secara bergiliran
  2. Remaja diajak mereview renungan minggu lalu beserta ayat hafalannya.
  3. Pamong menceritakan ilustrasi atau mengarahkan remaja melakukan aktivitas (pilih salah satu).
  4. Pamong menerangkan aplikasi renungan bagi kehidupan.
  5. Remaja diajak membaca bersama-sama ayat hafalan minggu ini.

 

ILUSTRASI : Luka Hati

(disadur dari :http://jerusalembaru.blogspot.co.id/2010/08/luka-hati.html?m=1 )

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.

Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar.Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri,dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari.Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar.

Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.

Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata:

“ Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar”.

Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar.

Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka.Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tetap akan tinggal.

 

 AKTIVITAS

  • Remaja dibagi menjadi beberapa kelompok.
  • Masing-masing kelompok diberi 1 buah papan kayu (ukuran sekitar 5 x 10 x 2cm), sebuah palu dan beberapa paku aneka ukuran.
  • Tiap kelompok dipersilahkan memaku beberapa paku (jumlahnya tergantung kesepakatan tiap kelompok).
  • Setelah paku tertancap, dipersilahkan tiap kelompok mencabut paku-paku tersebut.

 

APLIKASI

Ilustrasi/ aktivitas menjadi gambaran kondisi yang terjadi antara Esau dan Yakub. Esau ibarat papan kayu yang ditancapi paku oleh Yakub (dalam gambaran ilustrasi dan aktivitas: si anak).

Sekalipun peristiwa ‘berkat kesulungan’ sudah berlalu berpuluh tahun lalu, namun ‘bekas pakunya’ tentu tetap ada, setidaknya itu yang ada di benak Yakub. Karena terbebani rasa bersalah itulah Yakub berusaha dengan sangat berhati-hati dan dipesiapkan dengan baik untuk berjumpa Esau.

Dan pada akhirnya orang yang tulus dan bertobat (berusaha memperbaiki kesalahan) dianugerahi pengampunan. Tuhan menggerakkan hati Esau, sekalipun luka itu tetap berbekas, namun kasih dan kerinduannya lebih besar. Sehingga perjumpaan setelah belasan tahun terpisah, menjadi pertemuan yang menggembirakan dan memulihkan hubungan persaudaraan mereka.

Dalam hidup bersama, baik dengan orang tua, teman, saudara, ada kalanya kita terluka dan dilukai. Tetapi dari pengalaman Esau dan Yakub kali ini, kita diajar bahwa permusuhan itu justru menyiksa diri dan orang lain.  Sebaliknya kasih dapat menjadi jembatan perdamaian yang medatangkan suka cita.


Gambar: Sweetpublishing.com

 

Renungan Harian

Renungan Harian Anak