Aku Rela, Karena Cinta Tuntunan Ibadah Jumat Agung untuk Remaja 19 April 2019

4 April 2019

Bacaan Alkitab : Lukas 23 : 26-56a
Tahun Gerajawi : Jumat Agung

Tema : Jumat Agung
Ayat Hafalan :Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. (Yohanes 3 : 16)

Tujuan

  1. Remaja dapat menyebutkan tujuan dari kematian Yesus.
  2. Remaja dapat meneladani pengorbanan Yesus dalam kehidupan sehari-hari.

Penjelasan Teks

Lukas 23: 26-56 ini adalah puncak kesengsaraan Yesus. Dalam prosesnya, dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : jalan menuju ‘Tengkorak’ (ay 26-32), peristiwa di ‘Tengkorak’ (ay 33-49) dan jalan dari ‘Tengkorak’ (ay 50-55). Jika di dalam Injil lain memakai kata ibrani Golgota, Lukas tidak memakai kata ini. Di dalam Injil Lukas langsung diterjemahkan dengan kata ‘tengkorak’.

  • Pada tahapan pertama ( ay 26-32 ), ada dua hal yang menjadi sorotan. Yang pertama adalah Simon dari Kirene yang diminta untuk memikul salib dan mengikuti Yesus. Tidak dijelaskan dengan tersurat mengapa ia ditunjuk untuk melakukan hal tersebut. Tetapi, kejadian itu memberikan gambaran mengenai salah satu nasihat Yesus : “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk 9:23, Mark 8:34, Mat 16:24). Sebuah gambaran yang sangat harafiah dari nasihat Yesus ini ditampilkan pada bagian puncak penderitaan-Nya.

 

  • Yang kedua,(lih ay 28) diceritakan bahwa keadaan saat itu ramai, sebab banyak orang mengikuti-Nya, bahkan banyak perempuan yang menangisi dan meratapi-Nya. Padahal seharusnya untuk orang yang dihukum mati, dilarang mengadakan upacara dukacita. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Yesus tidak ditolak oleh seluruh rakyat. Ada juga kelompok orang-orang yang mengerti bahwa hukuman kepada Yesus adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. Sebab Ia memang tidak melakukan hal-hal yang dituduhkan kepada-Nya. Demikianlah hidup. Ketidakadilan terjadi sebab hukum dan kekuasaan digunakan dengan sewenang-wenang.

 

  • Pada tahapan kedua (ay 33-49), yang menarik adalah bagaimana penulis Injil Lukas seolah-olah ingin memberikan penekanan bahwa Yesus adalah orang benar. Hal itu berturut-turut diakui oleh salah satu penjahat (ay 41) dan pada akhirnya oleh kepala pasukan (ay 47), dan orang-orang lain (ay 48). Hal ini menunjukkan bahwa, menjadi orang benar bukan berarti hidup dengan aman dan nyaman. Orang benar bisa mendapat perlakuan yang jahat dan tidak adil. Ada kalanya keadilan dan kebenaran nampak terkalahkan. Tetapi, cerita tidak berhenti di situ. Sebab ada waktunya, kebenaran itu akan muncul dan terlihat. Pengakuan-pengakuan akan datang pada orang yang dengan setia dan konsekuen melakukan kebenaran.

 

  • Pada tahapan ketiga (ay 50-56), kembali disinggung tentang orang baik dan benar, Yusuf dari Arimatea, seorang anggota Majelis Besar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan yang dijatuhkan kepada Yesus dan dia menghadap Pilatus untuk meminta mayat Yesus. Ia merawat dan memakamkan mayat Yesus itu. Sekali lagi dalam bagian ini, Lukas menekankan bahwa, keputusan yang tidak adil dan kesewenang-wenangan yang mengatasnamakan sebuah kelompok, bukanlah keputusan yang bulat. Masih ada orang-orang benar diantara yang tidak benar.

 

Kisah penderitaan Yesus ini menunjukkan sebuah alur yang menarik. Dimulai dengan mengingatkan nasihat Yesus untuk memikul salib dan mengikuti-Nya, Lukas kemudian menunjukkan bahwa ketidakadilan bisa terjadi kepada orang yang benar. Bahkan Yesus sekalipun. Namun, jika kebenaran itu dipertahankan dan dilakukan dengan setia, kebenaran itu akan muncul dan terlihat oleh banyak orang juga. Cerita lalu ditutup dengan teladan Yusuf yang menunjukkan bahwa orang benar harus berani melakukan sesuatu bahkan jika itu berbeda dari kebanyakan orang di dalam komunitasnya.

Pendahuluan

Langkah – langkah Penyampaian

  1. Pamong mengajak remaja melakukan aktivitas 1 : diskusi
  2. Pamong mengajak remaja untuk membaca perikop
  3. Pamong mengajak remaja untuk memperhatikan ilustrasi : video pengorbanan ibu
  4. Pamong menjelaskan pesan teks (cerita) kepada remaja
  5. Pamong mengajak anak melakukan aktivitas 2 : membuat komitmen

 

Ilustrasi

Pamong mengajak remaja untuk menonton video dari today inspiration tentang pengorbanan seorang ibu dan bersama-sama menanggapi video tersebut.

Bagaimana tanggapan kalian tentang video itu. Kira-kira kenapa ibu itu mau berkorban seperti itu? (pertanyaan-pertanyaan ini dapat dikembangkan, sesuai dengan respon remaja)

Video dapat dilihat di : https://www.youtube.com/watch?v=QCL-iUD4zqE

Cerita

Perikop bacaan pada hari ini sangat panjang. Tidak terbayangkan juga betapa panjang penderitaan yang Yesus alami pada saat itu. Pengorbanan yang luar biasa, yang menyelamatkan dunia. Banyak hal yang sudah kita bicarakan tentang pengorbanan. Namun ada satu hal mendasar tentang pengorbanan yang perlu kita pahami. Apakah itu? Apa dasar utama pengorbanan?

Cinta!

Tanpa cinta, tidak mungkin ada pengorbanan yang tulus. Yesus menunjukkan teladan cinta yang besar dalam pengorbanan-Nya yang tulus. Cinta itu yang membuat Ia mengorbankan diri-Nya dan menerima ketidakadilan atas hukuman yang dijatuhkan pada-Nya. Ia rela menanggung segala tuduhan yang tidak benar untuk menunjukkan cinta-Nya. Ia rela diolok-olok, dihina, dihukum sebagai penjahat dengan hukuman yang paling hina sebagai orang berdosa.

Namun, Injil Lukas mencatat hal yang menarik. Pada akhirnya, pengakuan bahwa Yesus adalah orang benar itu bertubi-tubi keluar dari mulut salah satu penjahat (ay 41), kepala pasukan (ay 47) dan juga orang banyak (ay 48). Dengan demikian, Injil Lukas ingin menegaskan di dalam harapan, bahwa ketidakadilan yang terjadi pada orang benar tidak akan bertahan selamanya. Asal tetap setia pada kebenaran, suatu saat semuanya akan terlihat terang oleh banyak orang, bahkan oleh mereka yang melakukan ketidakadilan itu.

Aktivitas

Diskusi : Bagilah remaja dalam dua kelompok. Kelompok pertama diminta untuk menggali sebanyak-banyaknya hal-hal yang membuat seseorang mau berkorban dan hal positif mengenai berkorban. Kelompok kedua diminta untuk menggali sebanyak-banyaknya hal-hal yang membuat seseorang enggan untuk berkorban dan hal negatif mengenai berkorban.

Setelah remaja diberi beberapa waktu mendiskusikannya bersama kelompoknya masing-masing, mereka kemudian diberi waktu untuk menyampaikan hasil diskusinya dalam kelompok besar. Masing-masing kelompok dapat menanggapi jawaban dari kelompok yang lain.

Membuat Komitmen : pamong mengajak remaja membuat komitmen untuk berkorban meneladani Yesus dengan konkrit di dalam kehidupannya.

Terlebih dahulu ajak remaja untuk memikirkan, sebesar apa cinta yang mereka miliki untuk Tuhan, untuk keluarga, untuk teman dan dunia ini? Lalu, pengorbanan apa yang dapat mereka lakukan dalam masa sekarang, sesuai dengan konteks mereka masing-masing. Semakin konkrit semakin baik. Misal, mau mengorbankan waktu main hp untuk membantu ibu membereskan rumah. Mau mem-pause game ketika dipanggil oleh orang lain, dll. Bahaslah komitmen ini bersama-sama lalu ajak remaja untuk menuliskan komitmennya dalam kertas warna-warni. Setelah selesai, tulisan mereka dapat disusun menjadi sebuah bentuk tertentu pada kertas manila (sehingga bisa menjadi hiasan di kelas).

Tutuplah sesi ini dengan doa. Doakan anak-anak yang telah membuat janji di hadapan Tuhan, supaya diberikan kemampuan menepati janjinya.

Lagu Tema : Special Song No 216 “Yesus disalibkan karna cinta-Nya”

 

Renungan Harian

Renungan Harian Anak