Bacaan Alkitab : Markus 7: 1-23
Tahun Gerejawi: Bulan Budaya
Tema: Bulan Budaya
Ayat Hafalan : “Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (Markus 7: 15)
Lagu Tema : Lagu Populer “Hati-hati Gunakan Tanganmu”
Tujuan :
- Remaja dapat menceritakan kembali kisah percakapan Tuhan Yesus dan orang Farisi.
- Remaja dapat mencirikan sikap kritis terhadap adat yang berlaku dalam hidup keseharian.
- Remaja dapat menyebutkan tradisi yang harus dikritisi.
Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)
Pembahasan mengenai pengagungan adat istiadat secara tidak berdasar dijelaskan secara keseluruhan pada teks ini. Ayat-ayat ini mencatat pertengkaran antara Yesus dengan orang-orang Farisi mengenai masalah dasar yaitu sumber otoritas. Apakah adat istiadat mengandung otoritas ilahi? Adakah adat istiadat sejajar atau lebih tinggi daripada Firman Allah yang tertulis? Termasuk juga di sini pembahasan tentang sifat sesungguhnya dari kenajisan dan pentahiran. Manakah yang lebih utama, hal-hal yang bersifat lahiriah ataukah yang rohani?
Penjelasan Markus tentang adat istiadat Yahudi ini patut diperhatikan, karena menunjukkan bahwa Injil ditulis untuk orang bukan Yahudi. Dan yang dimaksud dengan adat istiadat tersebut adalah adat istiadat nenek moyang yaitu sekumpulan perintah dan ajaran tidak tertulis dari para rabi yang terkenal pada masa lalu, kumpulan 613 peraturan yang dirancang sebagai pedoman bagi setiap aspek kehidupan. Yang artinya adat istiadat buatan manusia.
Tujuan utama dari pengutipan dari Yesaya itu berkenaan dengan penggantian perintah Allah dengan adat istiadat manusia. Ini bukan suatu pernyataan yang berlebihan, sebab orang Farisi menganggap tradisi lisan sebagai lebih memiliki kuasa daripada hukum yang tertulis di dalam Perjanjian Lama. Firman Allah diperhadapkan secara tajam dengan adat istiadat manusia.
Selanjutnya Yesus membahas mengenai najis dan tahir, tentang yang lahiriah dan rohani. Apa pun dari luar –maksudnya, segala sesuatu yang lahiriah– tidak dapat menajiskan seseorang secara moral atau secara rohani. Seseorang najis karena berbagai pikiran yang berasal dari dalam hati dan keluar dalam bentuk kata-kata atau tindakan. Hati yang dipakai di dalam Alkitab bukan sekadar tempat munculnya berbagai perasaan, tetapi juga tempat aktifnya mental dan kemauan. Hati mengacu kepada manusia batiniah, dan bukan lahiriah. Perut mengacu kepada anggota tubuh lahiriah. Apa yang Yesus maksudkan dengan apa yang keluar dari seseorang yaitu pikiran jahat harus dipahami sebagai pertimbangan dan perencanaan jahat yang disengaja. Kelicikan yang lebih mengarah kepada pengkhianatan. Hawa nafsu ialah kedursilaan yang tidak terkendali dan tidak terselubung. Di dalam konteks ini kebebalan lebih bersifat moral daripada intelektual. Orang seperti itu memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan hati mereka jauh daripada Dia; dari luar mereka tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.
https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=markus+7%3A+1-23
Pendahuluan
- Ajak remaja membaca Markus 7: 1-23 dengan memerankannya sesuai persiapan Minggu lalu!
- Minta remaja menjawab pertanyaan berikut:
- Sebutkan hal yang dipertanyakan oleh orang-orang Farisi kepada Tuhan Yesus?
- Sebutkan hal-hal yang dikecam oleh Tuhan Yesus!
- Menyebutkan macam-macam adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat kita?
Cerita
Pengertian adat dan tradisi menurut Wikipedia, yaitu kebiasaan atau norma yang berlangsung turun temurun dalam komunitas di suatu daerah. Bila dilanggar akan mendapat sangsi sosial, misalkan ditegur. Dalam masyarakat Indonesia ada banyak macam adat atau kebiasaan yang berlangsung, misalkan; berdoa di makam waktu Kamis Legi atau Jumat Kliwon. Demikian juga dengan adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang diterapkan dalam suatu lingkungan masyarakat, contoh; Rambu Solo, yaitu adat pemakaman orang Toraja yang dilakukan layaknya pesta besar-besaran berhari-hari dengan biaya yang sangat mahal. Kalian tadi sudah menyebutkan macam-macam adat yang kalian ketahui, lalu bagaimana seharusnya kita menyikapinya?
Orang-orang Farisi bertanya kepada Tuhan Yesus mengenai murid-muridNya yang tidak mencuci tangan dulu sebelum makan. Dan Tuhan Yesus menegur mereka karena mereka hanya sibuk menuruti adat istiadat buatan manusia, mereka sibuk dengan hal-hal yang bersifat lahiriah, hal-hal yang fisik saja. Tuhan Yesus mengatakan bahwa mereka lebih mementingkan adat istiadat buatan manusia daripada perintah Allah. Mereka terlihat mematuhi adat istiadat tetapi hati mereka tidak tunduk kepada Allah. Tuhan Yesus kemudian menunjukkan kepada mereka dan kepada para murid bahwa yang membuat orang menjadi najis bukanlah apa yang masuk ke dalam mulut, tetapi yang keluar dari mulut. Maksudnya adalah hal-hal yang keluar dari mulut, yang berasal dari hati dan pikiran yang jahat sehingga menimbulkan berbagai macam kejahatan; ayo baca ayat 20-23 bersama!
Sesungguhnya menjalankan adat istiadat itu bukan kesalahan, namun Tuhan Yesus menghendaki agar anak-anak Tuhan dapat dengan bijak menjalankan adat yang berlaku di sekitar kita. Bukan adat istiadat buatan manusia yang utama dalam hidup anak Tuhan, tetapi menjalankan perintah Tuhan. Tetapi bukan berarti juga tidak mau menjalankan adat istiadat yang sudah berlaku turun temurun dalam masyarakat kita, karena adat istiadat pun adalah warisan budaya yang patut kita lestarikan. Dan yang utama pula dari apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus adalah bagaimana setiap anak-anak Tuhan memiliki hati dan pikiran yang baik dalam hidup, sehingga yang nampak dalam hidup kita adalah hal-hal yang baik.
Aktivitas
Minta remaja mengkritisi tradisi yang mereka sebutkan diawal pada tabel berikut:
Catatan: Persiapan dan berlatih untuk pelayanan Minggu depan.