Berani Berkata Benar Tuntunan Ibadah Remaja 7 Juni 2020

Bacaan Alkitab:  Hakim-Hakim 11 : 12-28
Tahun Gerejawi
: Bulan Kesaksian dan Pelayanan
Tema
: Tokoh Rekan Kerja Allah
Ayat Hafalan : “… yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya … ” (Mazmur 15 : 3)
Lagu Tema : KJ 466a : 1,2,3 “Ya Tuhan Isi Hidupku”

Tujuan :

  1. Remaja dapat menunjukkan sikap keberanian Yefta menyangga tuduhan bangsa Amon terhadap bangsa Israel.
  2. Remaja dapat menyebutkan hambatan-hambatan yang dihadapi ketika menunjukkan sikap berani membela kebenaran.
  3. Remaja dapat membiasakan diri bersikap berani membela kebenaran.

Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)

  1. Dalam kitab Hakim-Hakim, Yefta tergolong ke dalam Hakim Kecil. Yefta adalah orang Gilead. Alkitab menyebut dia sebagai pahlawan yang gagah perkasa yang lahir dari seorang perempuan sundal. Ayahnya bernama Gilead. Sebagai anak yang lahir dari perempuan sundal, dia mendapat kedudukan yang rendah, sehingga Yefta diusir oleh saudara-saudaranya laki-laki yang berstatus anak sah dari Gilead sebagai hasil perkawinan dengan perempuan lain. Yefta lari dan diam di Tanah Tob. Tanah Tob adalah wilayah perbatasan yang mungkin terletak di sebelah Timur Laut dari Gilead. Di daerah Tob, Yefta dianggap sebagai petualang yang liar dan serampangan, namun pada akhirnya orang-orang Gilead mengangkatnya sebagai pemimpin untuk meniadakan ancaman bani Amon. Dalam kondisi yang demikian, Yefta tidak melupakan Tuhan. Yefta membawa perkaranya kepada Tuhan, di Mizpa (Hak 11 : 11)
  2. Yefta adalah pemimpin yang diangkat oleh orang Gilead. Sebagai seorang pemimpin, Yefta mengirim utusan kepada para pemimpin bangsa Amon untuk menanyakan alasan mereka menyerang wilayah Israel. Raja Bani Amon menuduh bahwa bangsa Israel merampas tanahnya (ay. 13). Wilayah yang disengketakan dibatasi oleh Sungai Arnon di sebelah selatan dan Sungai Yabok di sebelah utara dan membentang ke barat hingga Sungai Yordan. Wilayah tersebut merupakan kerajaan Sihon ketika bangsa itu pertama kali memasuki Kanaan, dan Sihon telah merampas wilayah tersebut dari orang Moab (Bil. 21:26). Orang Amon dan orang Moab, yang bersekutu pada masa Yefta, masing-masing menganggap mempunyai hak atas wilayah yang disengketakan tersebut.
  3. Dengan berani, Yefta menampik dan menolak tuduhan tersebut. Israel telah meminta izin dengan hormat kepada raja Edom dan Moab sebelum mereka melewati wilayah tersebut. Izin itu tidak diberikan, sehingga Israel berusaha menghindari dan tidak menyentuh perbatasan Edom dan Moab. Tetapi, pada saat Sihon, raja orang Amori di Hesybon, menolak untuk mengizinkan Israel melewati wilayahnya, maka terjadi sebuah pertempuran di Yahaz. Allah Israel memberikan kemenangan kepada umat-Nya, dan “Israel menduduki seluruh negeri kepunyaan orang Amori” (ay. 21). Dengan runtut, Yefta menjelaskan cerita yang terjadi sebenarnya untuk membantah tuduhan / berita yang tidak benar dari Raja Bani Amon.

Pendahuluan

  1. Ajak Remaja membaca Hakim-hakim 11: 12-28!
  2. Pamong mengawali cerita dengan :
    1. Banyaknya hoaks yang beredar di dunia maya dan media sosial
    2. Membaca Artikel : “Sri Mulyani Bakal Gandeng Selebgram dan Youtuber Tangkal Isu Hoaks

      Merdeka.comMenteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati menghadiri seminar Keterbukaan Informasi Publik dengan tema Era Keterbukaan Informasi. Seminar tersebut dihadiri oleh berbagai perwakilan pemerintah dari beberapa provinsi dan Kementerian/Lembaga.

      Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan pentingnya menyediakan informasi yang valid dan transparan kepada masyarakat di era teknologi yang semakin maju. Dia juga akan mengajak influenser seperti youtuber dan selebgram untuk menyebar informasi seputar keuangan negara.

      “Kami akan gunakan influencer juga agar masyarakat punya appetite informasi-informasi keuangan negara. sehingga mereka tak dihinggapi informasi yang salah,” ujar Sri Mulyani di Aula Mezanine, Jakarta, Senin (29/7).

      Informasi yang beredar pada masyarakat sering kali tak sesuai dengan yang seharusnya yang kemudian digunakan untuk menyebar kebohongan. Hal ini kemudian, harus diantisipasi agar tidak membuat masyarakat terpecah belah.

      “Di era keterbukaan informasi ini persoalan paling rumit terlalu banyak informasi dan kebanyakan garbage informasi,” jelas Sri Mulyani.

      Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut pun mengajak masyarakat mulai dari youtuber dan selebgram untuk memerangi berita yang bersifat hoaks. Dengan begitu, informasi dapat diterima baik oleh masyarakat tanpa menimbulkan polemik.

      “Kita memang berperang informasi di tengah banyaknya disinformasi, Seolah informasi benar tapi itu menyesatkan. Jadi bagaimana masyarakat bisa bedakan hoaks dan kredibel itu suatu peperangan hari ini. Kita akan terus menerus meminta kepada seluruh stakeholder yang bisa influence keseluruhan,” tandasnya.

      diambil dari: https://www.merdeka.com/uang/sri-mulyani-bakal-gandeng-selebgram-dan-youtuber-tangkal-isu-hoaks.html
  3. Tanyakan kepada Remaja :
    1. Dalam perikop, bagian cerita mana yang menceritakan tentang keberanian Yefta yang mengklarifikasi berita tidak benar yang disampaikan oleh Raja Bani Amon?
    2. Bila ada di dalam posisi Yefta, apa yang remaja rasakan dan gumuli, bila harus mengklarifikasi berita yang tidak benar?
    3. Apa saja hambatannya?

Cerita

Dalam kitab Hakim-Hakim, Yefta tergolong ke dalam Hakim Kecil. Yefta adalah orang Gilead. Alkitab menyebut dia sebagai pahlawan yang gagah perkasa yang lahir dari seorang perempuan sundal. Ayahnya bernama Gilead. Sebagai anak yang lahir dari perempuan sundal, dia mendapat kedudukan yang rendah, sehingga Yefta diusir oleh saudara-saudaranya laki-laki yang berstatus anak sah dari Gilead sebagai hasil perkawinan dengan perempuan lain. Yefta lari dan diam di Tanah Tob. Tanah Tob adalah wilayah perbatasan yang mungkin terletak di sebelah Timur Laut dari Gilead. Di daerah Tob, Yefta dianggap sebagai petualang yang liar dan serampangan, namun pada akhirnya orang-orang Gilead mengangkatnya sebagai pemimpin untuk meniadakan ancaman bani Amon. Dalam kondisi yang demikian, Yefta tidak melupakan Tuhan. Yefta membawa perkaranya kepada Tuhan, di Mizpa (Hak 11:11)

Yefta adalah pemimpin yang diangkat oleh orang Gilead. Sebagai seorang pemimpin, Yefta mengirim utusan kepada para pemimpin bangsa Amon untuk menanyakan alasan mereka menyerang wilayah Israel. Raja Bani Amon menuduh bahwa bangsa Israel merampas tanahnya (ay. 13). Wilayah yang disengketakan dibatasi oleh Sungai Arnon di sebelah selatan dan Sungai Yabok di sebelah utara dan membentang ke barat hingga Sungai Yordan. Wilayah tersebut merupakan kerajaan Sihon ketika bangsa itu pertama kali memasuki Kanaan, dan Sihon telah merampas wilayah tersebut dari orang Moab (Bil. 21:26). Orang Amon dan orang Moab, yang bersekutu pada masa Yefta, masing-masing menganggap mempunyai hak atas wilayah yang disengketakan tersebut.

Dengan berani, Yefta menampik dan menolak tuduhan tersebut. Israel telah meminta izin dengan hormat kepada raja Edom dan Moab sebelum mereka melewati wilayah tersebut. Izin itu tidak diberikan, sehingga Israel berusaha menghindari dan tidak menyentuh perbatasan Edom dan Moab. Tetapi, pada saat Sihon, raja orang Amori di Hesybon, menolak untuk mengizinkan Israel melewati wilayahnya, maka terjadi sebuah pertempuran di Yahaz. Allah Israel memberikan kemenangan kepada umat-Nya, dan “Israel menduduki seluruh negeri kepunyaan orang Amori” (ay. 21). Dengan runtut, Yefta menjelaskan cerita yang terjadi sebenarnya untuk membantah tuduhan / berita yang tidak benar dari Raja Bani Amon.

Dewasa ini, banyak kabar-kabar tidak benar yang berseliweran. Kabar-kabar itu berseliweran di jagad media sosial. Ada yang memojokkan, ada yang menyudutkan bahkan sampai menyulut kebencian dan perseteruan.

Berita yang tidak benar, -apalagi yang diucapkan oleh seorang raja-, harus diluruskan dan diklarifikasi. Yefta mempunyai keberanian untuk melakukan hal tersebut. Hal tersebut dilakukan agar bangsa Israel dan orang Amon mengetahui kebenaran yang sesungguhnya tentang wilayah yang disengketakan.

Aktivitas : “Yel-yel anti hoaks”

Pamong meminta Remaja membentuk kelompok (disesuaikan dengan jumlah di masing-masing gereja), lalu menugasi masing-masing kelompok untuk membuat yel-yel anti hoaks. Yel-yel tersebut diunggah di media sosial (bisa Youtube, Instagram, Whatsapp atau yang lain).

Renungan Harian

Renungan Harian Anak