Berani Menyatakan Kesalahan Tuntunan Ibadah Remaja 4 Juli 2021

22 June 2021

Tahun Gerejawi: Bulan Keluarga
Judul: Berani Menyatakan Kesalahan
Tema:

  • Karakter Kristiani dalam keluarga.
  • Tidak setia kepada Allah adalah kesalahan terbesar.

Bacaan Alkitab: Hakim-hakim 8: 22-28
Ayat Hafalan: 1 Yohanes 3: 24 – “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.”
Lagu Tema: KJ 446 “Setialah”

Tujuan: 

  1. Remaja dapat menunjukkan kesalahan Gideon memimpin bangsa Israel.
  2. Remaja dapat mencirikan sikap seorang pemimpin yang benar.
  3. Remaja memiliki sikap berani menegur jika mendapati kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. 

Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)
Sebelum masa kerajaan, Israel sempat dipimpin oleh hakim-hakim. Salah satu hakim adalah Gideon. Gideon adalah seorang pemuda yang ditunjuk oleh Allah untuk memimpin suku-suku Israel salah satunya dalam menghadapi bangsa Midian. Allah senantiasa menyertai rakyat Israel dalam menghadapi bangsa Midian. Gideon sempat ditawari menjadi raja Israel namun ia menolak karena bagi Gideon raja itu hanya ada di dalam diri Allah. Meskipun Gideon menolak menjadi raja, Gideon tetap merampas barang-barang milik orang Midian dan membangun efod dari emas yang membuat bangsa Israel berpaling kepada Allah.

Pendahuluan

  1. Ajak remaja berdiskusi tentang: Sikap apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin?
    (Salah satu sikap pemimpin adalah selalu meminta tuntunan Tuhan dalam setiap perbuatannya terlebih dalam pengambilan keputusan yang menentukan sikap orang-orang yang dipimpinnya.)
  2. Ajak remaja membaca Hakim-hakim 8: 22-28!

Cerita
Gideon adalah salah seorang yang dipilih Tuhan untuk memimpin Bangsa Israel sebelum Israel dipimpin oleh raja. Gideon adalah seorang hakim yang taat kepada Allah. Hakim-hakim pada saat itu adalah pimpinan khusus Bangsa Israel yang ditunjuk oleh Allah. Pakaian yang dikenakan oleh Hakim-hakim pada saat itu juga pakaian khusus yang disebut efod. (pamong menunjukkan gambar efod)

Gideon ditunjuk oleh Allah untuk memimpin Bangsa Israel dalam banyak hal. Salah satu hal yang terbesar, adalah menghadapi Bangsa Midian. Dalam pimpinan Gideon, Bangsa Israel berhasil mengalahkan Bangsa Midian. Karena keberhasilan inilah, Bangsa Israel sangat mengasihi Gideon. Mereka bahkan menginginkan Gideon untuk menjadi raja atas Bangsa Israel.  Gideon menolak tawaran untuk menjadi raja atas Bangsa Israel karena bagi Gideon, raja hanya ada dalam diri Allah. Ia merasa tidak pantas menjadi raja atas Bangsa Israel. Meski begitu Gideon tetap merampas barang-barang milik orang Midian yang telah dikalahkannya. Dari barang-barang rampasan itu ia membangun efod dan menempatkannya di Ofra. Gideon adalah seorang yang taat kepada Allah. Tujuannya membuat efod tentu baik. Ia ingin membuat suatu peringatan akan keberhasilan Israel dalam pekerjaan Allah yaitu mengalahkan Bangsa Midian. Namun Gideon tidak meminta petunjuk dan pengesahan dari Allah saat membangun efod. Karena itu efod yang dibangunnya justru jerat Gideon dan seisi rumahnya, juga bagi Bangsa Israel.  Efod yang dibangun oleh Gideon tidak lagi menjadi peringatan akan tuntunan Allah bagi Bangsa Israel, melainkan menjadi obyek penyembahan bagi Bangsa Israel. Bangsa Israel memuja efod yang dibangun oleh Gideon dan memuliakan Gideon sebagai pemimpin Israel yang berhasil. Mereka menjadi lupa akan tuntunan Tuhan bagi mereka.

Dalam kehidupan, seringkali kita lupa untuk memohon petunjuk Tuhan dalam pengambilan keputusan kita. Terkadang karena kita merasa bahwa niat kita baik, maka kita justru melupakan Tuhan. Kita merasa bahwa niat baik saja sudah cukup, tidak perlu lagi pengesahan dari Tuhan. Sikap seperti ini tentu akan berakibat tidak baik dalam keputusan yang diambil. Karena itu kita harus selalu memohon tuntunan dan petunjuk Tuhan dalam pengambilan keputusan kita. 

Sikap seperti ini tidak hanya terjadi pada satu orang saja, tetapi juga dapat terjadi pada banyak orang. Karena itu kita juga memiliki kewajiban untuk mengingatkan atau menegur ketika ada seseorang yang melupakan Tuhan dalam mengambil keputusan. 

Aktivitas

  1. Remaja diajak untuk mengingat dan menuliskan di selembar kertas satu kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu dan berdoa secara pribadi memohon ampun dan kekuatan kepada Tuhan untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi. 
  2. Ajak remaja untuk melihat masa sekarang, apakah saat ini diri sendiri atau orang lain ada yang melakukan kesalahan yang sama?
  3. Jika seandainya ada yang melakukan kesalahan, bagaimana cara untuk menegurnya? Tuliskan bentuk teguran tersebut!

(Aktivitas ini mengajak remaja untuk dapat menegur diri sendiri sebelum menegur orang lain. Bersikap berani dengan menerima teguran dan mengakui kesalahan, serta memohon pengampunan kepada Tuhan.)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak