Tahun Liturgi: Paskah 2
Tema: Rasa percaya melebihi apa yang dilihat
Judul: Iman
Bacaan: Yohanes 20 : 19 – 31
Ayat hafalan: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. (Ibrani 11 : 1)
Lagu: Aku percaya (Kidung Jemaat 280)
Tujuan: Remaja menilai sikap Tomas yang baru percaya setelah mencucukkan jarinya pada bekas luka Yesus.
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Thomas adalah murid yang tidak mudah percaya pada kesaksian atau opini orang lain. Oleh karena itu ia juga tidak percaya, ketika murid-murid yang lain mengatakan bahwa mereka telah melihat Yesus yang bangkit. Thomas hanya akan percaya Jika ia sudah melihat bekas luka di tangan-Nya dan mencucukkan jarinya ke lambung-Nya. Mengetahui sikap Thomas itu, Tuhan tidak marah malah Ia berkenan menyatakan diriNya pada Thomas dan menawarkan pada Thomas untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh-Nya yang luka.
Pembuktian itu membuat Thomas akhirnya mengakui bahwa Yesuslah Tuhan. Percaya pada sesuatu yang bisa dilihat, dipegang dan dirasakan sebenarnya sulit untuk dinamakan sebagai sebuah sikap “percaya” Oleh sebab itu Firman Tuhan mengatakan “karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Percaya sebagai sebuah sikap iman adalah melihat dengan mata “batin” dan bukan dengan mata panca indra kita.
Refleksi Untuk Pamong
Tantangan besar kita saat ini sebagai pamong adalah menghadapi anak-anak yang lebih percaya pada ilmu pemgetahuan daripada percaya pada “iman” pada Tuhan. Karena mereka lebih percaya pada sesuatu yang bisa dibuktikan dengan panca indra.
Ada penelitian yang menunjukkan kecenderungan anak-anak muda saat ini untuk menjadi agnostik dan atheis. Ada yang percaya Tuhan tapi tidak mau mengikuti apapun dan ada yg sama sekali tidak percaya Tuhan. Selain karena menganggap keberadaan Tuhan tidak bisa dibuktikan, ada juga yg disebabkan karena orang-orang yang beragamapun (bahkan pemimpin agamanya) tidak menunjukkan sikap hidup yang lebih baik daripada orang yang tidak beragama. Jadi, bagaimanakah kita bisa membuat anak-anak percaya dan membuat mata batin anak-anak bisa “melihat” dan merasakan kehadiran Tuhan melalui apa yang kita sampaikan dan kita lakukan ?
Pendahuluan
Tanyakan pada remaja hal – hal yang mereka percaya karena bisa mereka lihat atau buktikan dan hal-hal yang tidak mereka percaya karena tidak bisa mereka buktikan.
Contoh :
Apakah kalian percaya udara itu ada? Sebutkan alasannya!
Apakah kalian percaya 2 + 2 = 4? Mengapa?
Apakah kalian percaya hantu itu ada? Sebutkan alasannya!
(pamong bisa mengembangkannya dengan contoh-contoh yang lain, sesuai dengan situasi jemaat masing-masing)
Catatan untuk pamong:
supaya lebih menarik, pertanyaan–pertanyaan tersebut bisa dituliskan pada kartu.
Masing-masing remaja bisa mengambil satu kartu pertanyaan dan kemudian menjawabnya.
Cerita
Kita biasanya percaya pada sesuatu hal karena kita bisa membuktikannya. Misalnya kita percaya suatu makanan itu enak karena kita merasakannya. Kita percaya baju itu bahannya bagus karena kita melihat langsung dan memegangnya. Bahkan jika kita sedang menelpon dan menanyakan keberadaan seseorang, kita baru akan percaya jika melalui video call, mereka menunjukkan sedang berada di mana dan dengan siapa.
Hal ini sangat berbeda dengan iman ya. Karena iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Seperti juga yang dikatakan Yesus kepada Tomas, ”Karena engkau telah melihat Aku, maka Engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Pesan itu tidak hanya disampaikan kepada Tomas saja, tetapi juga kepada para murid yang lain dan sekarang kepada kita semua.
Percaya secara iman itu adalah melihat dengan mata batin, dan bukan dengan mata panca indra kita. Untuk mempertajam mata batin kita, bisa kita lakukan dengan cara rajin membangun persekutuan. Dengan demikian kita akan semakin mengenal dan percaya pada Tuhan tanpa perlu melihat dengan mata panca indra kita. Dan kita akan menjadi orang beriman yang berbahagia.
Aktivitas
Ajak remaja untuk memberikan penilaian mereka tentang Tomas yang baru percaya setelah melihat dan mencucukkan jarinya pada luka Yesus, dan mendiskusikannya.
Tulis kesimpulannya pada selembar kertas karton. Simpan kertas tersebut dan akan digunakan pada minggu depan.
Catatan untuk pamong:
Arahkan remaja untuk “melihat” pada akhirnya Tomas mengakui imannya. Percaya bahwa Yesus itu Tuhan.