Judul: Menerapkan Kasih Yesus di dalam Keluarga.
Tahun Gerejawi: Pekan Keluarga
Tema: Bersyukur Atas Kehadiran Orang Tua
Bacaan: Markus 5:21-23, 37-43
Ayat Hafalan: Amsal 22:6
Lagu Tema: KJ 451 Bila Yesus Berada di tengah Keluarga.
Tujuan:
- Remaja dapat mengerti bahwa setiap orang tua itu selalu mengupayakan yang terbaik untuk anak-anaknya.
- Remaja dapat bersyukur atas setiap keadaan orang tua mereka saat ini, karena mereka yang dipilih oleh Tuhan untuk membimbing, merawat dan mengasihi ana-anaknya.
- Remaja lebih aktif lagi membangun relasi yang dekat dengan orang tau biologis, maupun yang bukan biologis.
- Remaja dapat semakin peka dengan kehidupan disekitarnya, khususya kepada orang-orang yang sakit dan butuh untuk mendapatkan perkunjungan.
- Remaja dapat merancang dan melakukan suatu kegiatan bersama orang tua (tidak terbatas orang tua biologis) dalam rangka pekan keluarga. – planning and action
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Hati orang tua pasti akan hancur ketika melihat anak-anaknya mengalami hal-hal buruk, entah itu kegagalan, kesedihan, menangis, apalagi sakit, dan hampir sekarat. Orang tua pasti akan berupaya dan berjuang dengan keras untuk membantu anak-anaknya terhindar dari hal-hal yang buruk. Apalagi jika anak-anak mereka sakit dan hampir sekarat, pasti semua orang tua akan mengupayakan supaya bisa sembuh dan pulih kembali.
Begitu juga dengan Yairus kepala rumah ibadat yang saat itu rela berdesak-desakan di tengah orang banyak yang sedang menunggu Yesus di tepi danau. Yairus ingin sekali anaknya yang sudah hampir mati itu bisa disembuhkan Tuhan Yesus dan ia tidak ingin melewatkan kesempatan sekali seumur hidupnya itu untuk bertemu dengan Tuhan Yesus. Tekad, iman dan kesungguhan hati Yairus itu juga ditunjukkan dengan caranya tersungkur di depan kaki Tuhan Yesus dan memohon dengan sangat agar Yesus berkenan datang ke rumahnya. Tuhan Yesus mendengar permohonannya, dan menyadari gentingnya situasi tersebut, lalu mereka pergi menemui anak perempuan Yairus.
Dalam bacaan ini, Tuhan Yesus menyembuhkan dan memberikan mukjizat kepada dua orang sekaligus. Sebab di tengah perjalanan menuju rumah Yairus, ada perempuan sakit pendarahan sudah 12 tahun. Perempuan itu juga mengharapkan adanya kesembuhan. Ia malu dan tidak berani jika harus menghentikan Tuhan Yesus, sebab posisinya sebagai perempuan yang sakit pendaharan dianggap najis, sering disingkirkan, bahkan tidak dianggap ada oleh orang-orang sehingga dengan imannya dan harapannya, ia memberanikan diri menyentuh jubah Tuhan Yesus. Kuasa Tuhan bekerja menyembuhkan perempuan itu, sekalipun hanya melalui jubah-Nya, sebab di dalam diri perempuan tadi juga didasari oleh iman yang kuat dan sungguh-sungguh.
Tuhan Yesus sebenarnya tidak mempermasalahkan jubahnya boleh disentuh atau tidak, apalagi oleh perempuan yang dianggap najis pada konteks saat itu. Tuhan Yesus mencari perempuan yang menjamah jubah-Nya tadi, karena IA ingin mengetahui, melihat, berjumpa bahkan menyapanya, bahwa saat ini dia tidak perlu takut atau malu lagi. Sejak saat itu, perempuan itu telah disembuhkan dan dipulihkan oleh Tuhan karena kekuatan imannya, sehingga orang-orang tidak bisa menyingkirkannya lagi dan menganggapnya najis.
Tuhan Yesus sungguh-sungguh Tuhan yang peduli kepada setiap umat yang lemah, sering disingkirkan, bahkan yang sudah tidak punya harapan untuk hidup. IA hadir di tengah-tengah kehidupan mereka untuk memberikan kekuatan, penghiburan, bahkan semangat dan harapan baru bahwa mereka masih layak mendapatkan kehidupan yang baik. Anak perempuan Yairus, dan perempuan yang sembuh dari pendarahannya, adalah gambaran bahwa Tuhan Yesus tidak pernah membeda-bedakan dalam mengasihi umat-Nya. Melalui dua kisah penyembuhan ini juga bahwa ada iman yang menembus batas ketakutan.
Pendahuluan
- Ajak remaja membaca Injil Markus 5:21-23, 37-43
- Berdasarkan bacaan tersebut ajak remaja untuk menyebutkan tokoh-tokoh utama yang ada di dalam cerita.
- Setelah itu ajak remaja untuk mencari persamaan kedua tokoh yang disembuhkan oleh Tuhan Yesus.
- Ajak remaja untuk berdiskusi.
Cerita
Para remaja yang diksihi oleh Tuhan.
Bacaan Injil hari ini menceritakan dua kisah yang dijalin bersamaan. Kisah pertama tentang Yairus, seorang kepala rumah ibadat, yang meminta Yesus menyembuhkan puterinya yang sakit keras. Namun, belum juga Tuhan Yesus pergi menyembuhkan, muncul seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya mengalami sakit pendarahan. Keduanya sama-sama membutuhkan pertolongan dari Tuhan Yesus, yang pertama anak perempuan dua belas tahun sakit keras dalam keadaan kritis dan yang kedua perempuan juga yang sudah dua belas tahun menunggu kesembuhan. Dan ada kesamaan lagi yang terdapat dalam kisah ini yaitu, masing-masing mengalami ketakutan. Yairus mengalami ketakutan jika anaknya akan meninggal, pun demikian juga perempuan sakit pendarahan juga merasa ketakutan ketika hendak menjamah jubah Tuhan Yesus. Ia malu dan tidak berani jika harus menghentikan Tuhan Yesus, sebab posisinya sebagai perempuan yang sakit pendaharan dianggap najis, sering disingkirkan, bahkan tidak dianggap ada oleh orang-orang.
Ketakutan seringkali menghalangi iman kita. Penyakit, kematian dan berbagai krisis kehidupan lain membenturkan kita pada kerapuhan manusiawi kita. Terkadang ada situasi-situasi berat yang menyadarkan kita bahwa kita sungguh-sungguh lemah, tidak berdaya, bahkan merasa hidup ini tidak berharga lagi. Hal tersebut mungkin sudah pernah dilewati oleh dua tokoh dalam cerita ini dan keduanya mencoba menumbuhkan tekad, harapan dan iman yang sungguh-sungguh ketika ada Tuhan Yesus di sana. Pada saat Tuhan Yesus hadir itulah, mereka diajak untuk mengatasi ketakutan-ketakutan dan keputusasaannya, sebab ketakutan dapat dengan mudah melunturkan iman mereka.
Dalam pekan keluarga ini, kita semua diajak untuk belajar menghayati betapa pentingnya kehadiran setiap keluarga, khususnya orang tua kita. Apabila dikaitkan dengan dua kisah tadi, kita belajar bahwa setiap orang tua selalu berjuang dan berupaya dengan sepenuh tenaga untuk merawat dan menjaga anak-anaknya seperti Yairus. Setiap orang tua tanpa kita ketahui, memohonkan doa untuk anak-anaknya kepada Tuhan agar anak-anaknya bisa bertumbuh menjadi anak-anak yang baik. Mungkin ada juga orang tua yang saat ini sedang sakit sudah lama, seperti halnya perempuan sakit pendarahan tadi. Maka dari itu kita harus meneladani Tuhan Yesus yang memberikan semangat, menemani, dan mendoakan mereka yang lemah, dan yang sedang sakit.
Aktivitas
- Ajak remaja untuk membuat rencana kegiatan perkunjungan pastoral, atau lebih sederhananya berkunjung dan mendoakan orang tua yang sedang sakit, atau warga yang sedang sakit.
- Pertama-tama, bagi remaja ke dalam beberapa kelompok kecil, sedapat-dapatnya dalam satu kelompok ada 3 – 5 orang.
- Kemudian pamong harus memberi arahan terlebih dahulu, hal-hal apa saja yang harus dilakukan selama melakukan perkunjungan. Misalnya, dibuatkan langkah-langkahnya, mulai dari menyapa, mengajak bercerita, bernyanyi dan berdoa (bisa berbagi tugas).
- Kemudian dalam setiap kelompok, dapat mengusulkan sendiri atau dibantu oleh pamong untuk menentukan tujuan perkunjungan kepada siapa.
- Setelah selesai melakukan koordinasi secara teknis, perkunjungan dapat segera dilaksanakan.