Semua Remaja Berbakat dan Cerdas Tuntunan Ibadah Remaja 29 Desember 2024

16 December 2024

Judul: Semua Remaja Berbakat dan Cerdas
Tahun Gerejawi: Minggu Natal 1
Tema: Self Development – Pengembangan Diri

Bacaan: Lukas 1:41-52
Ayat Hafalan: Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya (Amsal 14:24)
Lagu Tema: Aku Istimewa

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Inilah kisah Tuhan Yesus saat berumur 12 tahun. Ia dan kedua orang tua-Nya, Maria dan Yusuf, pergi ke Bait Allah di Yerusalem. Tentu ini bukan pertama kalinya bagi Tuhan Yesus diajak ke sana, sebab Ibu dan BapakNya adalah orang tua yang taat. Setidaknya ada dua cerita yang ada di dalam Alkitab, ketika Yesus masih berumur delapan hari saat disunat, kedua ketika Yesus berumur 12 tahun saat merayakan hari raya paskah.

Dalam perayaan Paskah itu, Tuhan Yesus sempat terpisah dari rombongan orang tuaNya dan membuat Maria dan Yusuf kuatir luar biasa. Lalu Maria dan Yusuf kembali ke Yerusalem dan mencari Yesus dan menemukanNya di Bait Allah sedang bercakap-cakap dengan alim-ulama.

Pada saat bercakap-cakap itulah nampak Yesus sebagai remaja yang cerdas, percaya diri, sangat cakap dan memiliki kemampuan intelektual yang baik. Hal ini juga menyiratkan bahwa sebagai orang tua, Maria dan Yusuf, mampu membina, membimbing, dan mendidik Yesus dengan sangat baik. Meskipun tidak dapat dilepaskan juga bahwa Ia memang memiliki kuasa dari Bapa-Nya di Sorga.

Dalam konteks kehidupan masyarakat Israel, anak laki-laki dalam sebuah keluarga ada di bawah bimbingan seorang ayah. Ayah akan mengajari anak laki-lakinya bertani, menggembalakan domba, berperang atau berburu. Yusuf sendiri adalah tukang kayu, jadi ada kemungkinan, selain kecakapan Tuhan Yesus dalam hal keagamaan dan kecerdasan intelektual, Yesus juga belajar menjadi tukang kayu. Pengembangan diri, kemampuan, dan kecerdasan seorang anak memang ditentukan oleh peran keluarga dan orang tua.

Refleksi Untuk Pamong
Pamong bukanlah orang tua dari anak-anak yang dilayani di gereja tetapi pamong dapat membantu orang tua untuk memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak dan mengajarkan kepada mereka menjadi anak yang taat kepada Tuhan maka dibutuhkan kerja sama antara orang tua dan Pamong dalam mendampingi anak untuk mengenal Tuhan.

Pamong perlu melibatkan orang tua dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan anak. Pamong tidak bisa berjalan sendiri, demikian juga orang tua tidak bisa melakukannya sendiri. Apalagi tantangan masa kini dalam mendidik anak makin berat, dibutuhkan hikmat agar anak-anak dapat didampingi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.

Tujuan
1. Remaja dapat memahami bahwa mereka adalah anak-ank yang berharga karena diberi anugerah kemampuan yang berbeda-beda.
2. Remaja dapat mengembangkan bakat atau talenta yang dimilikinya.
Pendahuluan
Remaja yang terkasih, apa yang tersirat dalam benak dan pikiranmu apabila mendengar kata cerdas????? (berikan waktu sejenak untuk mereka berfikir) Apakah cerdas menggambarkan kutu buku? Juara kelas? atau anak yang suka bertanya di kelas? Lalu, apakah kecerdasan hanya berarti cerdas di sekolah?? Tentu saja tidak. Karena setiap orang atau anak-anak itu bisa cerdas bukan hanya tentang pelajaran di sekolah, tetapi dalam bidang yang lainnya juga. Begitu juga teman-teman remaja, pasti memiliki potensi atau bakat atau talenta yang menjadikanmu cerdas.

Cerita
Hari ini kita akan belajar dari Tuhan Yesus pada saat Ia sebagai seorang remaja. Di dalam injil Lukas 1:41-52 menceritakan tentang masa remaja Tuhan Yesus yang diajak oleh orang tua-Nya pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah di Bait Allah.

Ketika dalam perjalanan pulang ke Nazaret, Yusuf dan Maria tidak menyadri jika Yesus tertinggal di Bait Allah. Anehnya, meskipun Yesus jauh dari orang tua-Nya, Ia sama sekali tidak menangis, bahkan sebaliknya Ia sangat menikmati perpincangan-Nya dengan para ahli ulama.

Yesus remaja memiliki rasa percaya diri yang baik dan membuatNya berani bertukar pikiran serta pendapat dengan tokoh-tokoh agama di Bait Allah. Hal tersebut membuat para alim-ulama heran, bahkan kagum karena Yesus remaja menunjukkan potensi dan kecerdasanNya dengan baik. Mungkin kita berfikir demikian “ya iyalah wong Dia itu Tuhan, dan sejak dalam kandungan Ibunya sudah istimewa”

Remaja yang terkasih, justru dengan cerita masa remaja Tuhan Yesus inilah, kita diajak untuk semakin termotivasi untuk mengembangkan potensi serta kemampuan kita. Yesus remaja juga manusia seperti remaja pada umumnya saat itu, yakni remaja yang sedang mencari jati diri, berproses, belajar mengembangkan diri dan bersemangat untuk menggali kemampuanNya. Buktinya karena semangat berdiskusi itu, sepertinya Yesus remaja sampai lupa berpamitan dengan orang tuanya dan membuat mereka khawatir. Demikian juga teman-teman remaja dipanggil untuk terus memiliki semangat dalam mengembangkan potensi serta kelebihan-kelebihan yang ada dalam diri kalian.

Aktivitas

  1. Tunjukkan kepada remaja bahwa setiap manusia itu memiliki berbagai bentuk kecerdasan, dengan menggunakan teori Kecerdasan Majemuk dari Howard Gardner (penemu teori Multiple Intelligence)
    Kecerdasan menurut Multiple Intelligence/ kecerdasan Majemuk yang dikembangkan Howard sebagai berikut:

    1. Kecerdasan linguistik, kemampuan dalam bidang bahasa.
    2. Kecerdasan matematika dan logika, kemampuan dalam berpikir abstrak dan terstruktur.
    3. Kecerdasan visual dan spasial, kemampuan yang berhubungan dengan gambar, diagram, peta, maupun grafik.
    4. Kecerdasan musik, kemampuan yang sangat kreatif dalam hal musik.
    5. Kecerdasan interpersonal, mampu bergaul dan beradaptasi dengan cepat, mampu menjadi mediator, dan pintar dalam hal berkomunikasi
    6. Kecerdasan intrapersonal, kemampuan untuk dapat mengerti diri sendiri serta kemampuan untuk memperhatikan nilai dan etika hidup.
    7. Kecerdasan kinestetik, ahli dalam hal-hal yang berhubungan dengan fisik, pekerjaan tangan dan dalam hal mengelolah suatu objek.
    8. Kecerdasan naturalis, kemampuan untuk mencintai alam dan berinteraksi dengan hewan maupun tumbuhan.
  2. Setelah menunjukkan teori tersebut, ajak remaja untuk berdiskusi untuk mengenal diri mereka masing-masing akan potensi, bakat dan bentuk kecerdasaan yang dimilikinya.
  3. Kemudian yang terakhir, ajak remaja untuk menulis komitmen sebagi upaya mengembangkan potensinya dan sebagai wujud rasa syukurnya kepada Tuhan.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak