Judul: Komitmen
Tahun gerejawi: Paskah 5
Tema: Serupa dengan Kristus melakukan apa yang Yesus teladankan
Bacaan: Yohanes 15 : 1 – 8
Ayat hafalan: Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih. (Efesus 5 : 1)
Lagu: Kidung Jemaat 414 “Yesus pimpin langkahku”
Tujuan: Remaja menyatakan komitmennya untuk memiliki sikap hidup yang melekat pada Yesus.
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Dalam Perjanjian Lama, Israel disebut sebagai kebun anggur milik Allah dan juga pohon anggur Allah. Namun ternyata Israel gagal menjadi ranting anggur yang baik dan tidak bisa menghasilkan buah yang baik. Israel tidak lagi taat dan tidak lagi hidup dalam kekudusan seperti yang diajarkan Tuhan, sehingga Allah membuangnya.
Dalam masa akhir pelayanan-Nya dan kebersamaan dengan para murid, Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa Dialah Pokok Anggur yang benar. Dan kini para murid Yesus, yaitu cikal bakal gereja dipilih Allah untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya, yaitu hidup yang menjadi berkat untuk sesama manusia. Untuk itu gereja dan setiap orang percaya harus bergantung penuh kepada Yesus seperti ranting-ranting yang tinggal dalam Pokok Anggur yang benar.
Refleksi Pamong
Semakin kita hidup melekat pada Kristus, semakin orientasi hidup kita adalah bagi sesama dan bukan untuk diri sendiri. Sebagai pamong masihkah kita sering kesal, marah atau bahkan “mogok” karena orang lain atau teman sepelayanan kita tidak menyetujui keinginan kita dan mengecewakan kita? Masihkah sering bahwa segala sesuatu yang kita lakukan atau pelayanan kita berorientasi pada diri kita ?
Pendahuluan
Tanyakan pada remaja, apa yang menyebabkan sebuah pohon bisa tumbuh subur dan berbuah lebat.
(dorong para remaja untuk menjawab. Dan tulislah jawaban tersebut di papan tulis atau kertas karton)
Pernahkan teman-teman melihat sebuah pohon yang batangnya bagus, kuat dan tampak subur tetapi beberapa rantingnya kering bahkan ada yang jatuh ? Apa ya penyebabnya ?
(Tulis jawaban para remaja di papan atau kertas karton yang tadi digunakan)
Cerita
Nah, jika sebuah pohon batangnya atau pokoknya itu bagus kuat tetapi batang atau carangnya tidak bagus dan tidak bisa menghasilkan buah, bisa disebabkan karena adanya gangguan misalnya hama atau kutu yang menyebabkan terputusnya aliran makanan dari batang pohon ke rantingnya. Ranting yang jatuh dan kering bisa juga disebabkan karena memang sengaja dipotong.
Yesus juga menggunakan perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya. Ketika ranting itu tidak lagi menempel dengan baik dan tidak bisa menerima makanan dari pokoknya, maka ranting itu tidak bisa menghasilkan buah yang baik bahkan menjadi kering. Jika sudah demikian maka akhirnya harus dipotong dan dibuang karena sudah tidak berguna lagi.
Dalam perumpamaan tersebut yang dimaksud dengan Pokok Anggur adalah Yesus sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan ranting-rantingnya adalah para murid. Di mana para murid itu diutus untuk menjadi cikal bakal sehingga gereja yang baik adalah gereja yang berdasarkan pada Firman Tuhan. Apa indikator atau cara kita melihat bahwa gereja itu adalah gereja yang baik ?
Caranya adalah dengan melihat “buah”nya. Yaitu gereja itu bisa menjadi berkat bagi dan mendatangkan damai sejahtera bagi banyak orang. Untuk masa sekarang ini, yang menjadi ranting-rantingnya adalah orang–orang percaya termasuk kita. Jadi Tuhan juga mengharapkan kita menjadi ranting yang berbuah lebat dan manis.
Yang hidup dalam kekudusan dan ketaatan penuh pada Pokok Anggur yang benar yaitu Yesus Kristus, sehingga buahnya bisa dirasakan menjadi berkat bagi banyak orang dan nama Tuhan semakin dimulyakan. Bagaimana caranya ? (beri kesempatan pada para remaja untuk menjawab)
Aktivitas
Karena kita sudah mengetahui cara untuk melekat pada Sang Pokok Anggur yang benar, maka sekarang kita perlu menyatakan komitmen kita untuk bersedia hidup yang terus melekat pada Yesus.
Catatan untuk pamong :
Siapkan kain atau kertas atau bahan spanduk yang cukup panjang (disesuaikan dg jumlah remaja yang ada di jemaat masing- masing). Minta remaja untuk mengekspresikan komitmennya dalam bentuk apapun (bisa berupa kalimat biasa, puisi, pantun, gambar dsb) pada bahan atau kain yang sudah disediakan. Kemudian pasanglah di ruang ibadah remaja atau di tempat lain yang mudah terlihat sehingga bisa selalu dilihat untuk mengingatkan mereka. Jika situasi memungkinkan yang membuat komitmen bisa juga meliputi jenjang yang lain atau bahkan warga gereja dewasa (intergenerasi). Dan komitmen-komitmen ini bisa dipasang di tempat yang strategis di gereja