Judul: Tuhan dalam Sekotak Nasi
Tahun Liturgi: Pekan Pemuda
Tema: Membangun Kebiasaan Peduli dengan Orang Lain
Bacaan: Markus 10:46-52
Ayat Hafalan : “….. Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau! ……” (Markus 10:52)
Lagu: KJ.424 “Yesus Menginginkan Daku”
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Kisah penyembuhan Bartimeus menjadi antitesa dari tuntutan Yakobus dan Yohanes yang ingin berkuasa. Bartimeus adalah seorang pengemis yang buta. Dobel minoritas yang dimilikinya menjadikan hidupnya tidak baik-baik saja. Pertama, Bartimeus adalah seorang pengemis menunjukkan bahwa dia adalah orang yang lemah di bidang ekonomi dan tentunya tidak memiliki kedudukan istimewa di masyarakat, serta kehidupannya hanya berdasar belas kasihan dari orang-orang yang lewat di sekitarnya. Kedua, Bartimeus adalah orang yang buta menjadikan dia tersingkirkan dari komunitasnya karena dianggap bahwa kebutaannya adalah hasil dari dosanya sehingga bisa dimengerti bahwa saat dia hendak meminta belas kasihan kepada Yesus, lalu ditegor oleh orang banyak dan disuruh diam. Tidak layak baginya untuk berbicara dan mendekati Yesus, Sang Guru bagi banyak orang.
Bartimeus berani mendobrak budaya yang ada. Dia tahu dan meyakini siapa sejatinya Yesus bahwa Yesus memiliki belas kasihan bagi semua orang termasuk bagi orang-orang seperti dirinya yang tersingkirkan dari komunitasnya sehingga dia berani berteriak meminta tolong kepada Yesus, walau banyak orang yang terganggu dengannya. Di tengah kerapuhannya, Bartimeus adalah sosok yang pantang menyerah. Dia tetap berteriak memohon belas kasihan Yesus. Melihat kegigihan dan iman dari Bartimeus, maka timbullah belas kasihan Yesus. Dia menyapa dan bertanya apa yang diminta oleh Bartimeus. Bartimues datang bertemu Yesus dengan menanggalkan jubahnya yang menandakan “ketelanjangannya” di hadapan Yesus, yang menandakan bahwa sebenarnya dia tidak layak berada di hadapan Yesus. Tetapi hanya karena belas kasihan Yesus sajalah, dia bisa bertemu langsung dan menyampaikan permohonannya kepada Yesus. Sekali lagi Yesus melihat iman dan kegigihan Bartimeus, sehingga Dia berkenan untuk menyembuhkan Bartimeus. Yang diterima oleh Bartimeus bukan sekedar kesembuhan secara fisik, tetapi juga pemulihan dirinya.
Refleksi Untuk Pamong
Perikop ini menjadi antitesa perikop sebelumnya. Mengingatkan bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk berkuasa dan berbagi kekuasaan kepada para murid. Tetapi kehadiran-Nya di dunia adalah untuk menunjukkan belas kasihan kepada manusia dan memulihkan manusia terutama mereka yang menderita, termarginalkan dan berdosa. Belas kasih Yesus inilah yang perlu diwartakan dan dilanjutkan dalam kehidupan umat-Nya. Semua yang menjadi murid Yesus, harus memiliki belas kasihan kepada sesama seperti yang ditunjukkan dan diajarkan oleh Yesus.
Tujuan
Remaja menampilkan drama “peduli kepada sesama”
Alat Peraga
- Pamong menyiapkan foto-foto dari kegiatan “Tuhan dalam sekotak nasi” yang diadakan dalam rangka pembekalan calon sidhi oleh IPTh Balewiyata.
- Pamong menyiapkan kertas manila atau papan dan menempelkan foto-foto itu di sana.
- Beberapa foto dari kegiatan “Tuhan dalam sekotak nasi”
Pendahuluan
Selamat pagi adik-adik.
IPTh Balewiyata memiliki kegiatan pembinaan untuk anak-anak calon sidhi. Mereka yang sudah mengikuti katekisasi di gerejanya masing-masing, lalu diberikan pembinaan bersama-sama di IPTh Balewiyata Malang. Salah satu kegiatan yang ada dalam pembinaan calon sidhi itu adalah Tuhan Dalam Sekotak Nasi. Di tengah budaya instan dan media sosial saat ini, remaja seringkali hanya berpikir untuk dirinya sendiri oleh karena itu melalui kegiatan ini para calon sidhi diajak untuk memiliki kepedulian kepada sesama, selain itu kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap kerjasama dan saling peduli antar teman. Kegiatan yang mereka lakukan adalah :
- Membentuk kelompok dan menentukan menu yang akan dimasak di dalam kelompok tersebut.
- IPTh Balewiyata memberikan uang untuk digunakan modal belanja para calon sidhi.
- Belanja bersama di pasar tradisional.
- Memasak bersama di beberapa rumah yang ada di kompleks Balewiyata.
- Memasukkan makanan ke dalam kotak.
- Berangkat bersama-sama menuju alun-alun kota Malang.
- Membagikan nasi kotak kepada sopir angkot, satpam, pemulung, tukang sapu, tukang becak yang berada di daerah alun-alun kota Malang.
Cerita
Adik-adik, dalam pembinaan calon sidhi itu IPTh Balewiyata tidak hanya berharap anak-anak hanya pintar dalam segi teori melalui katekisasi-katekisasi yang diikuti di gereja masing-masing tetapi juga mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Saat mereka sudah menjadi warga dewasa. Mereka harus ikut serta memikirkan tumbuh-kembang jemaat di mana mereka berada oleh karena itu mereka diajak untuk memiliki kepekaan dan kepedulian kepada sesama sejak dini.
Tuhan Yesus pun mencontohkan sikap kepedulian kepada sesama, bahkan bukan sekedar kepedulian saja tetapi juga belas kasihan kepada Bartimeus. Bartimeus adalah seorang pengemis yang buta. Sebagai seorang pengemis menunjukkan bahwa dia adalah orang yang lemah di bidang ekonomi dan tentunya tidak memiliki kedudukan istimewa di masyarakat, serta kehidupannya hanya berdasar belas kasihan dari orang-orang yang lewat di sekitarnya. Bartimeus adalah orang yang buta menjadikan dia tersingkirkan dari komunitasnya karena dianggap bahwa kebutaannya adalah hasil dari dosanya sehingga bisa dimengerti bahwa saat dia hendak meminta belas kasihan kepada Yesus, lalu ditegor oleh orang banyak dan disuruh diam. Tidak layak baginya untuk berbicara dan mendekati Yesus, Sang Guru bagi banyak orang.
Walau banyak orang yang terganggu dengannya. Ditengah kerapuhannya, Bartimeus adalah sosok yang pantang menyerah. Dia tetap berteriak memohon belas kasihan Yesus. Melihat kegigihan dan iman dari Bartimeus, maka timbullah belas kasihan Yesus. Dia menyapa dan bertanya apa yang diminta oleh Bartimeus. Bartimues datang bertemu Yesus dengan menanggalkan jubahnya yang menandakan “ketelanjangannya” di hadapan Yesus Hal ini menandakan bahwa sebenarnya dia tidak layak berada di hadapan Yesus. Karena belas kasihan Yesus sajalah, dia bisa bertemu langsung dan menyampaikan permohonannya kepada Yesus. Sekali lagi Yesus melihat iman dan kegigihan Bartimeus, sehingga Dia berkenan untuk menyembuhkan Bartimeus. Yang diterima oleh Bartimeus bukan sekedar kesembuhan secara fisik, tetapi juga pemulihan dirinya.
Penerapan
Adik-adik, Yesus memiliki kepedulian dan belas kasihan kepada orang yang menderita dan tidak mendapat tempat di tengah masyarakat. Yesus mengasihi dan menyembuhkan Bartimeus. IPTh Balewiyata pun mengajak anak-anak calon sidhi untuk memiliki kepedulian dan belas kasihan kepada sesama melalui kegiatan Tuhan dalam sekotak nasi. Kita adalah anak-anak Kristus yang meneladani apa yang diajarkan oleh Yesus sehingga kita pun harus memiliki belas kasihan kepada sesama atau teman terutama mereka yang sedang memiliki masalah, yang sedang sakit, yang menderita dan yang membutuhkan pertolongan.
Bentuk kepedulian kita bisa ditunjukkan dengan cara menanyakan kabarnya, menjenguk jika teman kita sedang sakit dan mendoakan mereka. Agar kepedulian dan belas kasihan Yesus nyata melalui tingkah laku adik-adik yang juga memiliki kepedulian dan belas kasihan kepada sesama yang membutuhkan pertolongan dan perhatian.
Aktivitas
- Anak-anak dibagi dalam beberapa kelompok dan diberi waktu 5 menit untuk membuat drama.
- Drama yang akan ditampilkan anak-anak mengenai :
- Kepedulian kepada teman yang tidak bisa membayar SPP sekolah.
- Kepedulian kepada teman yang tidak membawa bekal makan ke sekolah.
- Kepedulian kepada lansia yang hendak menyebrang jalan.
- Kepedulian kepada tukang sapu jalanan yang sedang haus dan kepanasan.
- Kepedulian kepada teman yang sedang sakit.
- Masing-masing perwakilan kelompok diminta untuk mengambil nomer undian, kelompok mereka akan memerankan apa.
- Penampilan drama dibatasi maksimal 5 menit dan masing-masing anak harus terlibat tampil di dalamnya.
BAHASA JAWA
Tujuan
Remaja menampilkan drama “peduli kepada sesama”
Pendahuluan
Sugeng enjang adik-adik.
IPTh Balewiyata nduweni kegiatan pembinaan kanggo bocah-bocah calon sidhi. Sawuse melu katekisasi ono ing grejane, bocah-bocah mau diwenei pembinaan bareng-bareng ana ing IPTh Balewiyata Malang. Salah sijine kegiatan kang digagas yaiku Tuhan Dalam Sekotak Nasi. Bocah-bocah saiki urip ana ing tengah-tengahe budaya instan lan media sosial, ndadekake remaja sering mung mikirake awake dewe. Kegiatan iki mau duwe tujuan supaya calon sidhi nduweni kepedulian tumraping wong liya. Sakliyane kuwi kegiatan iki ya duwe tujuan supaya nuwuhake kerjasama lan nduweni rasa peduli karo kancane. Kegiatan sing dilakoni yaiku :
- Nggawe kelompok lan milih menu panganan sing meh dimasak kelompok kuwi.
- IPTh Balewiyata menei duit kanggo modal blanja calon sidhi.
- Blanja bareng-bareng ana ing pasar tradisional.
- Masak bareng-bareng nunut ana ing omah-omah kang ana ing kompleks Balewiyata.
- Nglebokae panganan ana ing kerdus.
- Mangkat bareng-bareng nang nggone alun-alun Malang.
- Ngaturi sego bungkus kanggo sopir angkot, satpam, pemulung, tukang sapu, tukang becak kang ana ing sekitar alun-alun Malang.
Cerita
Adik-adik, ana ing pembinaan calon sidhi kang diadake dening IPTh Balewiyata mau ora gur kepingin supaya bocah-bocah pinter bab teori sing uwis ditrima ana ing katekisasi-katekisasi ana ing grejane dewe-dewe. Ananging uga iso mraktekake ana ing urip sedina-dina. Nalika uwis dadi warga dewasa, bocah-bocah mau kudu melu mikirake tuwuh lan ngrembakane pasamuwan, matemah diajak nduweni rasa peka lan peduli tumraping liyan wiwit bocah.
Gusti Yesus uga maringi conto sikap peduli tumraping liyan, malahan ora gur peduli ananging dilambari katresnan tumraping Bartimeus. Bartimeus kuwi pengemis kang wuta. Bartimeus wong kang ngemis, kuwi artine dheweke wong kang lemah ana ing babagan ekonomi lan ora nduweni kedudukan kang istimewa ing satengahe masyarakat, uripe mung karana welas asihe wong-wong kang liwat ing cedake. Bartimeus wong kang wuta, ndadekake dheweke disingkirake saka komunitase karana dianggep wong kang wuta kui asile saka dosane. Dadi bisa dingerteni kenapa Bartimeus nyuwun katresnan lan welas asihe Gusti Yesus, ananing Bartimeus ditegor karo wong akeh lan diutus meneng. Bartimeus dianggep ora layak ngomong lan nyelaki Gusti Yesus, Guru tumrape wong akeh.
Sanadjan akeh wong kang keganggu karana anane Bartimeus ing panggonan kuwi. Bartimeus pribadi kang ora gampang nglokro. Bartimeus tetep bengok-bengok nyuwun katresnan lan welas asihe Gusti Yesus. Mirsani Bartimeus kang ora nyerah babar pisan, nuli tuwuh welas asihipun Gusti Yesus. Gusti marani lan nakoni Bartimeus apa kang dipingini dheweke. Bartimeus manggihi Gusti Yesus kanthi nyopot jubahe karana ngrasa bilih dheweke ora pantes ana ing ngarsane Gusti Yesus. Ananging karana welas asihe Gusti Yesus, dheweke iso ketemu langsung lan ngaturake panyuwunan dhateng Gusti Yesus. Sepisan maneh Gusti Yesus mirsai imane Bartimeus kang ora kemba matemah Gusti kersa nyarasake Bartimeus. Kang ditampa Bartimeus ora gur kasarasan sacara fisik ananging ugi kasarasan pribadine.
Penerapan
Adik-adik, Gusti Yesus nduweni sikap peduli lan welas asih tumraping liyan kang nandhang sangsara lan ora nduweni panggenan ing satengah-tengahe masyarakat. Gusti Yesus nresnani lan nyarasake Bartimeus. IPTh Balewiyata uga ngajak bocah-bocah calon sidhi supaya nduweni sikap peduli lan welas asih tumraping liyan saka kegiatan Tuhan dalam sekotak nasi. Kita kabeh putrane Kristus, kudu nuladhani apa kang wus diwulangake dening Gusti Yesus. Mangka kita kabeh kudu nduweni sikap peduli lan welas asih tumraping liyan utawa kanca utamane kang nduweni masalah, kang lagi lara, kang susah, kang mbutuhake pitulungan, lsp. Wujuding sikap peduli iso diwujudake kanthi cara nakoni kabare, nyambangi nalika lara lan ndendonga kangge liyan. Supaya sikap peduli lan welas asihe Gusti Yesus nyata ana ing tumindake adik-adik sedina-dina kang uga nduweni sikap peduli lan welas asih tumraping liyan kang mbutuhake pitulungan lan kawigatosan.