Tahun Gerejawi: Natal 1
Judul: Natal: Yesuslah Hadiah untuk Dunia
Tema: Kelahiran Yesus: Tanda dan Kuasa Allah
Bacaan Alkitab: Lukas 2: 8-21
Ayat Hafalan: Yohanes 3: 16 – “Karena begitu besar kasih akan Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Lagu Tema: KJ 120 “Hai Siarkan di Gunung”
Tujuan
- Remaja dapat menyebutkan tanda-tanda kelahiran Juruselamat.
- Remaja dapat mengerti bahwa sikap gembala-gembala ketika menerima kabar dari malaikat bahwa Juruselamat telah lahir.
- Remaja dapat membedakan sukacita karena kelahiran Tuhan Yesus dengan kegembiraan menerima hadiah Natal.
- Remaja dapat menjadi pewarta/pekabar bahwa Juruselamat telah lahir.
Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)
Menunggu kedatangan karya penyelamatan Tuhan adalah hal yang dinantikan oleh umat Israel. Harapan ini ada dalam harapan tentang kedatangan seorang Mesias. Pastinya kedatangan Mesias dikabarkan oleh kehadiran kekuatan ilahi, yang diwakilkan oleh malaikat (Gabriel: pembawa pesan).
Lukas lebih menggambarkan peran Maria dari pada Yusuf. Peran Maria dihadapkan dengan peran gembala-gembala. Maria dalam pemikiran Lukas mewakili gambaran kaum marginal (tersisihkan). Begitu juga dengan gambaran gembala-gembala. Gembala-gembala adalah kaum miskin (berbeda dengan kisah Injil Matius yang memiliki gambaran orang Majus dari Timur). Dengan peran Gembala, Injil Lukas ingin memperlihatkan bahwa kabar kelahiran Sang Mesias diterima oleh gembala-gembala. Mungkin juga ingin menyejajarkan antara Raja Daud yang dahulu adalah gembala, begitu juga Sang Mesias juga harus diterima oleh gembala.
Gembala-gembala dituntun oleh malaikat dengan pesan yang dibawanya. Gembala-gembala melihat sukacita yang ditampilkan oleh bala tentara surga yang memuji Allah. Pujian para bala tentara surga lebih tepatnya digambarkan sebagai himne, “pujian kepada Allah di tempat yang maha tinggi, damai di bumi, dan kebaikan ada di antara manusia”. Malaikat, bala tentara surga, dan himne adalah tanda-tanda yang diperlihatkan oleh Allah bagi gembala-gembala. Tanda ini adalah kuasa ilahi, yang mungkin lebih tepat digambarkan sebagai epifani (tanda ilahi yang bisa dilihat dan dirasakan). Tanda epifani inilah yang menjadi alasan gembala-gembala untuk berangkat ke Betlehem menjumpai Maria dan Yusuf.
Kelahiran Yesus Sang Mesias, harus disertai oleh tanda Ilahi (epifani). Sukacita Natal akan kelahiran Tuhan pasti disertai oleh kuasa-kuasa Tuhan. Seringkali dalam gegap gempita Natal kelahiran Tuhan, kita lupa akan tanda dan kuasa Allah yang bisa dirasakan untuk memberi pesan akan kelahiran Tuhan.
Pendahuluan: Ajak Remaja membaca bacaan Lukas 2: 8-21!
Cerita – Bahasa Indonesia
Selamat Natal ya… Masih terasa sukacitanya kan? Dapat hadiah apa dari orang tua? Nah ini dia, Natal itu ‘ulang tahunnya’ siapa sih? Tuhan Yesus kan? Jadi yang seharusnya dapat hadiah siapa? Yuk, kita simak cerita berikut ini:
Kado Natal untuk Tuhan
Di sebuah kota ada seorang anak kecil bernama Mathew. Mathew masih kelas 3 SD, tetapi Dia sangat mencintai Tuhan Yesus. Setiap dia pulang dari sekolah selalu pergi ke gereja untuk berdoa dan cerita-cerita sama Tuhan Yesus. Dan setiap Mathew ke gereja selalu dibantu pendeta gereja itu untuk menyeberang jalan yang sangat ramai dan dia selalu tidak lupa mengucapkan salam kepada sang pendeta, sebelum dia menemui Tuhan Yesus. Setiap hari Mathew datang dan bercerita banyak kepada Tuhan Yesus dengan keluguannya. Suatu hari sang pendeta penasaran dengan apa yang dilakukan anak ini setiap ke gereja dan pendeta juga ingin tahu apa sih yang ada dalam doa seorang anak kecil. Karena penasaran pendeta bersembunyi di balik mimbar gereja untuk mendengar doa Mathew. Ketika itu Mathew berdoa kepada Tuhan Yesus “Tuhan Yesus sebentar lagi hari Natal, hari Tuhan Yesus ulang tahun. Mathew mau beri sebuah kado kejutan untuk Tuhan Yesus. Tuhan Yesus kan maha tahu, pura-pura tidak tahu ya Tuhan Yesus supaya kejutannya tidak batal. Semoga Tuhan Yesus suka dengan kado dari Mathew”. Setelah berdoa Mathew bergegas pulang mencari kado untuk Tuhan Yesus. Pendeta yang berada di balik mimbar bingung dan berkata dalam hatinya “Kalau anak itu membawa kado siapa ya yang terima? Kan Tuhan Yesus tidak terlihat wujudnya. Pasti anak itu kecewa kalau Tuhan Yesus tidak datang dan mengambil kado darinya”.
Tibalah hari Natal dan Mathew datang ke gereja dengan membawa kado yang telah dia bungkus dengan sangat rapi. Mathew sangat tidak tahan untuk memberikan kado itu kepada Tuhan Yesus. Ketika itu pendeta yang menyeberangkan jalan sedang sakit sehingga harus dirawat di rumah sakit. Anak itu berusaha sendiri menyeberang jalan dan akhirnya sampai di gereja. Saat Mathew masuk, Mathew berteriak berkata “Tuhan Yesus! Tuhan Yesus! Tuhan Yesus! Mathew bawa sesuatu untuk Tuhan Yesus”. Tapi beberapa saat kemudian Mathew dibentak oleh 4 pendoa gereja yang memang pada waktu itu sedang berdoa khusuk, kata mereka “Diam!!! Apa kamu tidak tahu kami sedang berdoa!. Keluar sana jangan mengganggu kami berdoa!”. Mathew menangis, kecewa dan keluar dari gereja itu. Dia melangkah perlahan dengan air mata kekecewaan yang terus mengalir karena Mathew tidak bisa memberikan kado untuk Tuhan Yesus.
Tanpa disadari Mathew, karena kesedihannya Mathew menyebrang jalan dengan tidak hati-hati dan akhirnya Mathew ditabrak mobil dan meninggal seketika. Orang-orang pada mengerubuti Mathew dan tidak ada seorangpun yang menolongnya. Mathew bersimbah darah dan sudah tidak bernyawa lagi. Kado untuk Tuhan Yesus dia genggam erat-erat seakan dia tak mau melepaskannya. Saat itu di tengah kerumunan orang datang seorang yang berjubah seperti pendeta, namun ini bukan pendeta yang biasa dijumpai Mathew. Pendeta ini menerobos keramaian dan menggendong Mathew dan mengantarkan jenazah anak ini ke rumah orang tuanya. Orangtua Mathew menangis tak henti ketika melihat jenazah anaknya. Pendeta ini berkata kepada kedua orangtuanya; “Bolehkah saya membawa kado yang dipegang Mathew? Karena Mathew ingin memberikan kado ini untuk saya. Bapak dan Ibu jangan menangis karena Mathew sudah bersama-sama Bapa di Surga”. Orangtua Mathew mengucapkan terima kasih dan menyerahkan kado itu kepada sang pendeta. Setelah membawa kado Mathew, pendetapun pergi.
Jenazah Mathew dimakamkan. Di hari pemakaman, pendeta yang biasa menyeberangkan Mathew di gereja datang di acara pemakaman. Selesai pemakaman orangtua mengucapkan terima kasih karena orangtua Mathew mengira pendeta inilah yang telah mengutus wakilnya untuk mengantar jenazah Mathew pulang ke rumah. Pendeta bertanya “Bapak, Ibu wakil saya yang mana ya? Dan bagaimana ciri-cirinya?”. Orangtua Mathew menceritakan ciri-cirinya dan kronologisnya pendeta itu mengantar dan meminta kado yang dibawa Mathew. Pendeta ini mulai berpikir siapa sebenarnya pendeta yang telah mengantarkan Mathew pulang. Pendeta ini ingat doa Mathew untuk memberikan kado kepada Tuhan Yesus dan pendeta sadar pendeta yang mengantarkan jenazah Mathew dan mengambil kado dari Mathew adalah Tuhan Yesus sendiri.
https://lightofmiracle.wordpress.com/2011/05/26/kado-natal-untuk-tuhan/
Dalam bacaan hari ini diceritakan tentang gembala-gembala. Mereka memang tidak membawa hadiah, tetapi melalui berita yang mereka terima dari malaikat bisa kita ketahui bahwa mereka menerima dan mengimani kehadiran sang Juruselamat dalam bayi Yesus. Mereka bersukacita dan bersemangat untuk menjumpai Yesus. Mereka sadar bahwa bayi mungil itulah hadiah dari Tuhan untuk dunia. Bahkan dengan semangat mereka mewartakan hal ini kepada orang-orang di sekitar mereka.
Baik para gembala, atau juga Mathew menerima dan merayakan Natal dalam semangat yang sama: bukan tentang hadiah yang saya dapat tetapi Tuhan Yesuslah hadiah saya. Dan kalau kita bersyukur atas kedatangan-Nya tentu kita juga akan bersemangat seperti Mathew untuk juga dapat memberikan hadiah. Tentu tidak berupa barang, tetapi apa ya yang kira-kira Tuhan kehendaki dari diri kita?
—
Carita – Basa Jawi
Selamat Natal! Jik krasa to bungahe Natalan? Piye, entuk hadiah saka bapak ibu? Lha, ayo dipikir-pikir, Natal iku sakjane ulangtahune sapa to? Mula sing kudune dihadiahi iku sapa? Ayo padha nggatekake cerita iki dhisik:
Hadiah Natal kagem Gusti
Ing sawijining kutha ana bocah lanang jenenge Mathew. Mathew isih kelas 3 SD, nanging dheweke pancen tresna marang Gusti Yesus. Saben mulih sekolah, dheweke mesthi mlebu greja kanggo ndonga lan crita bareng karo Gusti Yesus. Lan saben-saben Mathew mlebu greja, pendhita ing greja mesthi nulungi dheweke nyebrang dalan sing rame banget lan dheweke ora lali menehi salam marang pendhita iku, sadurunge dheweke nemoni Gusti Yesus. Saben dina Mathew teka lan crita marang Gusti Yesus kanthi lugu. Ing sawijining dina, pendhita iku mau kepengin ngerti apa sing ditindakake bocah lanang iki saben mlebu greja lan pendhita iku uga pengin ngerti apa sing ana ing pandongane Mathew. Amarga penasaran pendhita iku ndhelik ning mburi mimbar kanggo ngrungokake pandongane Mathew. Wektu itu, Matew ndedonga marang Gusti Yesus, “Gusti Yesus sakniki pun badhe Natal, ulang taune Gusti Yesus. Mathew pengin menehi hadiah kejutan kanggo Gusti Yesus. Gusti Yesus pancen maha kuwasa, apen-apen mboten pirsa nggih, kersane tetap dados kejutan. Muga-muga Gusti Yesus seneng hadiah iki saka Mathew “. Sawise ndonga, Mathew cepet-cepet mulih golek hadiah kanggo Gusti Yesus. Pendhita sing ana ing mburine mimbar kasebut bingung lan munjuk, “Yen bocah iku nggawa hadiah, sapa sing bakal nampa? Gusti Yesus ora katon kanthi wujud. Mesthine bocah iku bakal kuciwa yen Gusti Yesus ora teka lan njupuk hadiah saka dheweke.”
Dina Natal lan Mathew teka ing greja nggawa hadiah sing wis dibungkus kanthi rapi. Mathew ndang kepingin menehi hadiah kanggo Gusti Yesus. Wektu iku pendhita sing nyabrangke dalan lagi lara lan kudu dirawat ing rumah sakit. Bocah lanang iku nyoba nyebrang dalan dhewe lan pungkasane tekan greja. Wektu Mathew mlebu, Mathew bengok-bengok lan ujar, “Gusti Yesus! Gusti Yesus! Gusti Yesus! Mathew nggawa hadiah kanggo Gusti Yesus ”. Nanging Mathew didukani karo 4 pandonga greja, sing nalika semana lagi ndedonga kanthi tenanan; “Menenga!! Apa kowe ora ngerti yen kita ndedonga! Metu mrana, aja ngganggu wong ndonga!”. Mathew nangis, kuciwa lan metu saka gereja. Dheweke mlaku alon-alon karo nangis kuciwa amarga Mathew ora bisa menehi hadiah kanggo Gusti Yesus.
Amarga sedhihe, Mathew nyebrang dalan ora ati-ati lan pungkasane Mathew ketabrak mobil lan pejah langsung. Wong ngubengi Mathew lan ora ana sing nulungi. Mathew kebak getih lan ora duwe urip. Dheweke nyekel hadiah kanggo Gusti Yesus kaya-kaya ora gelem ngeculake. Wektu itu, ing tengah-tengah wong akeh, ana wong sing jubahe kaya pendhita, nanging iki dudu pendhita sing biasane nemoni Mathew. Pendhita iki brobos wong akeh lan nggawa Mathew uga ngeterake layon bocah iku menyang omah wong tuwane. Wong tuwa Mathew nangis terus-terusan weruh layon anake lanang. Pendhita iku kandha karo wong tuwane Mathew, “Apa aku bisa nggawa hadiah sing dicekel Mathew? Amarga Mathew pengin menehi hadiah iki kanggo aku. Aja padha nangis amarga Mathew karo Rama ing Swarga”. Wong tuwa Mathew matur nuwun lan masrahake hadiah iku. Sawise nggawa hadiah Mathew, pendhita iku banjur lunga.
Ing dina pemakaman, pendhita sing biasane nyebrangke Mathew ing greja teka ing pemakaman. Sawise panguburan, wong tuwane Mathew atur matur nuwun amarga wong tuwane Mathew ngira pendhita iku wis ngutus perwakilane kanggo nggawa layon Mathew mulih. Pendhita iku takon, “Pak, wakilku saka endi? Lan ciri-cirine apa?”. Wong tuwane Mathew nyritakake babagan ciri lan kronologis, pendhita wektun iku nggawa Mathew lan njaluk hadiah sing digawa Mathew. Pendhita iku mikir sapa sejatine pendhita sing nggawa Mathew mulih. Pendhita iki ngelingi pandongane Mathew sing arep menehi hadiah kanggo Gusti Yesus lan pastor iku ngerti yen pendhita sing nggawa awake Mathew lan njupuk hadiah saka Mathew yaiku Gusti Yesus dhewe.
Wacan dina iki nyritakake babagan para pangon. Dheweke ora nggawa hadiah, nanging liwat warta sing ditampa saka para malaekat, kita bisa ngerti manawa dheweke nampa lan percaya yen bayi Yesus iku Mesias sing rawuh. Para pangon seneng malah seneng banget nemoni bayi Yesus. Para pangon ngerti yen bayi cilik iki minangka hadiah saka Gusti Allah kanggo jagad iki. Malah kanthi semangat para pangon ngumumake warta iku marang wong-wong sekitare.
Para pangon utawa Mathew nampa lan ngrayakake Natal kanthi semangat sing padha: dudu babagan hadiah sing dikarepake nanging Gusti Yesus sing dadi hadiahku. Lan yen kita tenanan ngrasakne sokur, mesthine kita bakal seneng kaya Mathew lan bisa menehi hadiah. Mesthi wae dudu wujud barang, nanging miturut sampeyan, apa sing dikersakake Gusti Allah saka kita?
Aktivitas
Bahan: spidol/ pensil warna
- Ajak remaja membuka bagian akhir/ bagian depan dari Alkitabnya (lembar kertas karton putih di Alkitab masing-masing).
- Ajak remaja menulis satu kata/kalimat tentang hadiah yang akan mereka berikan untuk Tuhan Yesus di hari Natal ini.
- Foto gambar dan tulisan para remaja, jadikan kolase dan upload di sosial media jemaat.