Belajar dari Pengalaman Tuntunan Ibadah Remaja 25 Oktober 2020

11 October 2020

Bacaan Alkitab : Filemon 1: 8-22
Tahun Gerejawi :
Bulan Ekumene
Tema : Tokoh Pemuda
Ayat Hafalan : “Jangan biarkan orang lain memandang rendah dirimu karena kamu masih muda, tetapi berikan teladan bagi orang-orang percaya dalam ucapan, perilaku, cinta, iman dan kemurnian.” (1 Timotius 4: 12)
Lagu Tema : Kidung Ria 128 “Kasih Pasti Lemah Lembut”

Tujuan

  •  Remaja dapat menjelaskan nasihat Rasul Paulus kepada Filemon.
  •  Remaja dapat menjelaskan hambatan-hambatan dalam mewujudkan kesetaraan dalam persekutuan.
  •  Remaja dapat menjelaskan faktor pendukung dalam mewujudkan kesetaraan dalam persekutuan.

Penjelasan Teks Bacaan (Hanya untuk Pamong)
Onesimus dalam bahasa Yunani berarti “berguna”. Dia seorang budak yang melarikan diri dari rumah Filemon, tuannya. Rupanya ia lalu pergi ke kota tempat Paulus dipenjara atau menjalani tahanan rumah. Ayat 18 menyiratkan bahwa Onesimus telah mencuri uang atau barang milik Filemon. Paulus merasa dekat dengan Onesimus, terutama karena dialah yang memperkenalkan Kristus kepada budak itu. Sedangkan penyebutan hamba (budak) merujuk kepada perbudakan yang adalah lazim dalam masyarakat Romawi abad pertama. Kerap kali yang dimaksud “hamba” dalam Perjanjian Baru adalah budak, yaitu seseorang yang dimiliki atau dikuasai oleh orang lain. Para budak bertugas melakukan berbagai macam pekerjaan rumah tangga.

Di zaman Yesus, orang menjadi budak karena alasan keturunan. Tawanan perang juga dapat dipaksa menjadi budak. Orang yang jatuh miskin dapat menjual dirinya sendiri untuk menjadi budak demi kehidupan yang lebih baik. Bagi mereka hidup sebagai orang bebas itu tidak mudah karena harus bersusah payah bekerja untuk mencari makan dan tempat tinggal. Perbudakan tidak dapat lagi terjadi di antara orang-orang yang telah mengerti kebenaran Kristen. Menurut Paulus, Onesimus berguna karena ia beriman kepada Kristus dan dapat membantunya untuk mewartakan injil. Paulus menghendaki Filemon menerima Onesimus kembali sebagai saudara seiman yang terkasih, bukan hanya sekedar memenuhi permintaan Paulus namun berdasarkan kelemahlembutan, kasih dan pengampunan. Paulus sangat menunjukkan perhatiannya kepada Onesimus dan hendak meneguhkan Filemon untuk mau kembali menerima ia sebagai rekan pelayanan. Filemon sendiri mengimani Kristus setelah mendengarkan pemberitaan dari Paulus. Apa yang disampaikan Paulus baik kepada Filemon ataupun kepada semua orang percaya adalah tentang bagaimana seharusnya seseorang memperlakukan sesamanya. Sama dengan Onesimus yang mengalami perubahan dalam hidupnya, demikianlah tiap orang juga memiliki kesempatan yang sama untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

https://alkitab.sabda.org/commentary.php?passage=Flm%201:8-22

 

Pendahuluan

  •  Ajak remaja membaca bacaan Filemon 1: 8-22!
  •  Pamong mempersiapkan kertas manila dan spidol & mengajak remaja memainkan permainan dengan cara sebagai berikut:

    • Ajak remaja untuk duduk melingkar.
    • Berikanlah satu kertas manila dan spidol pada mereka yang pertama akan memulai permainan.
    • Setiap remaja hanya diberi kesempatan menggambar dalam satu kali coretan dan tanpa bicara.
    • Geser kertas tersebut dan berikanlah kesempatan remaja yang ada disampingnya untuk meneruskan gambar dari teman sebelumnya. Lakukan permainan ini hingga remaja yang duduk terakhir.
    • Pamong kemudian menjelaskan tentang hasil gambar mereka dan menekankan bahwa memberi kesempatan kepada orang lain itu tidak pernah salah dan belajar dari pengalaman bersama dengan orang lain akan membuat kita bisa mengerti tentang banyak hal.

Cerita
Setiap manusia pasti pernah melakukan suatu kesalahan dalam hidupnya. Baik itu kesalahan yang berdampak pada dirinya sendiri, keluarganya, temannya atau bahkan orang lain yang ada disekitar mereka. Mengapa itu bisa terjadi? Jawabannya adalah karena tidak satu pun dari kita yang sempurna sehingga kita tidak pernah lepas dari yang namanya kesalahan. Namun setiap orang bisa menjadi baik karena mau belajar dari pengalaman itu dan mau memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan sebelumnya. Ketika seseorang pernah melakukan kesalahan, wajar bila sulit untuk menjadikan orang lain percaya kepadanya.

Pengalaman itulah yang juga dialami oleh Onesimus. Ia sebelumnya menjadi seorang budak di rumah Filemon, namun kemudian ia melarikan diri karena telah melakukan suatu kesalahan. Ia telah mencuri uang atau barang milik Filemon. Tentunya ini menjadikan Onesimus tidak lagi nyaman tinggal dan bekerja bagi keluarga Filemon. Ia telah melakukan sesuatu yang merugikan orang lain dan membuat orang lain tidak bisa menaruh kepercayaan kepadanya. Mungkin kita sebagai remaja juga pernah melakukan hal yang sama. Misalnya saja ketika orangtua kita mempercayakan kita untuk sekolah yang jaraknya cukup jauh dari rumah kita, kemudian kita harus tinggal di indekos dan hidup jauh dari pengawasan orangtua. Ada remaja yang dengan bijaksana menjaga nasehat dan kepercayaan orangtua dengan cara tidak nakal dan bisa belajar dengan baik, namun ada juga yang memanfaatkan waktu dengan tidak bertanggungjawab dan mengalami kegagalan dalam sekolahnya sehingga menjadikan orangtua tidak lagi percaya kepada kita. Pengalaman-pengalaman seperti itulah yang mengingatkan kita tentang betapa pentingnya kita menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepada kita.

Paulus merasa dekat dengan Onesimus, terutama karena dialah yang memperkenalkan Kristus kepada budak itu. Menurut Paulus, Onesimus berguna karena ia beriman kepada Kristus dan dapat membantunya untuk mewartakan Injil. Menurut Paulus, Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Terlebih ketika Paulus juga menyelamatkan Onesimus melalui pemberitaan Injil. Paulus yakin bila Onesimus di waktu selanjutnya dapat diandalkan untuk dapat menjadi rekan sepelayanan untuk memberitakan Injil Tuhan kepada banyak orang.

Paulus menghendaki Filemon menerima Onesimus kembali sebagai saudara seiman yang terkasih, bukan hanya sekedar memenuhi permintaan Paulus saja, namun lebih dari itu keduanya mau berjalan bersama untuk dipakai sebagai perantara pemberitaan kesaksian akan Tuhan Yesus dan karyaNya. Filemon sendiri mengimani Kristus setelah mendengarkan pemberitaan dari Paulus. Sehingga hal inilah yang menjadikan Filemon mau mendengarkan dan juga melakukan apa yang Paulus sampaikan kepadanya, karena segala apa yang pernah Filemon dengar dan terima dari Paulus itu selalu yang benar. Dan ketika Paulus, Filemon dan Onesimus memutuskan untuk terus melayani dan mau menerima keberadaan yang lain itu merupakan suatu bentuk persekutuan yang berarti tidak hanya berkumpul, namun memperlengkapi untuk tujuan bersama.

Apa yang disampaikan Paulus baik kepada Filemon ataupun kepada semua orang percaya adalah tentang bagaimana seharusnya seseorang memperlakukan sesamanya. Sadarilah keberadaan orang lain yang menyayangi kita dan janganlah kita salah dalam menilai kebaikan orang lain. Setiap orang bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya karena Tuhan Yesus menolong, dan janganlah kita ragu untuk memberi kesempatan kepada orang lain untuk bekerja, bermain, dan bahkan berpelayanan bersama dengan kita selagi kita masih diberi kesempatan.

Basa Jawa

Carita
Saben manungsa iku pasti tau nglakoni kesalahan. Kesalahan sing berdampak nang uripe dewe, keluargane, kancane utawa wong akeh sing ana ing sekitare. Apa sebabe iku kabeh iso kelakon? Jawabane iku karana kita ora ona sing sampurna, iku sebabe manungsa kuwi mesti tau nglakoni kesalahan. Saben wong iku kudu gelem sinau teka pengalamane supaya bisa memperbaiki kesalahane. Saben wong kang tau nglakoni salah, pasti angel dipercaya wong liya.

Pengalaman iku iya dialami dening Onesimus. Onesimus sakdurunge dadi budak ing omahe Filemon, nanging Onesimus lunga saka omahe Filemon merga isin karana nglakoni kesalahan. Onesimus nyolong duwit utawi barange Filemon. Bab iki sing marai Onesimus ora nyaman maneh manggon nang omahe Filemon, karana sampun nglakoni salah lan ugi ngrugekake wong liya. Ing wektu sak iki iki, arek Remaja akeh sing nglakoni kesalahan sing kaya ngunu iku, ngrugekno wong liya. Contone: nalika Remaja sekolah adoh, lan kudu kos tamtu ono sing nggunakna wektu kanthi tumemen sekolah, nanging ugi onok sing ora bisa patuh marang wong tuane, malah nakal lan nglakoni sak enake dewe amarga adoh karo wong tua. Wong tua kita wes maringi kepercayaan supaya kita dadi anak-anak sing pinter, anak-anak sing njaga kepercayaan wong tua lan ora marahi wong tua lara ati merga kelakuane.

Paulus iki akrab banget karo Onesimus, karana Paulus iki sing nyaritakno bab Gusti Yesus marang budak iku mau. Miturut Paulus, Onesimus iki berguna kangge pengabaran Injil karana Onesimus iki nduweni iman marang Gusti Yesus. Paulus yakin yen Onesimus bisa diandalno dadi kanca pelayanan gawe carita bab Injil Gusti Yesus tumrap wong akeh.

Paulus kepengen supaya Filemon iki nampa Onesimus maneh dadi sadulur ingkang dipun tresnani, ora merga panyuwune Paulus, nanging karana Filemon lan Onesimus iki digawe dadi perantara kesaksianipun Gusti Yesus lan pakaryanipun. Filemon dewe iya pracaya marang Gusti Yesus karana Paulus ingkang paring carita lan kesaksian bab menika. Iki kabeh sing ndadekna Filemon gelem ngrungokake carita saking Paulus, lan ngakoni yen Paulus iku gurune sing memulang bab imane marang Gusti Yesus. Filemon lan Onesimus akhire iso dadi kanca sing nglayani wong akeh bab Gusti Yesus lan ora nganggep sijine lebih unggul lan sijine ora, nanging iso nampa lan nglakoni iku kabeh bebarengan.

Apa kang disampakena Paulus marang Filemon utawa marang wong pracaya menika bab kaya apa saben wong iki kudu iso nampa lan nrima sesamane. Sapa bae tau nglakoni salah, nanging ojo terus mikirno kesalahane, nanging tresnanana sesamimu kabeh kaya Gusti Yesus nresnani kita lan paring pangapura kangge kita. Saben wong iso dadi apik merga gelem sinau karo pengalaman kesalahan sing tahu dilakoni, lak pracayaa yen iku kabeh karana Gusti Yesus sing maringi pitulungan. Ojo ragu kangge menei kesempatan kangge wong liya nglakoni apa sing apik lan iso dilakoni bebarengan, contone, dolanan, nyambutgawe, lan malah nglayani Gusti Yesus ing saben wektu.

 Aktivitas:

A. Bermain “Engklek

  • Gambar pola permainan pada tempat yang disediakan.
  • Berikanlah hukuman pada setiap kotak yang ada dalam permainan. Bagi siapa pun yang kalah atau gagal pada kotak tersebut harus melakukan hukuman tersebut sebagai wujud perubahannya. Kemudian dia bisa melanjutkan permainan setelah yang lain memainkan permainan ini.
  • Lakukan permainan ini secara bergantian.
  • Diakhir permainan berikanlah pesan kepada Remaja tentang permainan tersebut.

Pesan Permainan:
Setiap kita diberikan kesempatan yang sama untuk melakukan sesuatu di hidup ini. Namun terkadang kita harus berhenti sejenak karena kesalahan yang kita perbuat, namun setelah kita menyesali dan mau berubah menjadi pribadi yang baik maka kita akan mendapatkan kesempatan itu kembali.

B. Mengisi Pujian Ibadah Minggu Dewasa

 Remaja diajak berlatih untuk mengisi pujian di Ibadah Minggu Dewasa Minggu depan, lagu dapat dipilih dari yang disarankan atau memilih sendiri:

  • Kidung Kontekstual 16 “Pujilah Tuhan hai jiwaku”
  • Kidung Kontekstual 85 “Rejoice”
  • Kidung Pasamuwan Jawi 78 “Iba Begjaku”

Latihan perlu dilakukan minimal 2 Minggu untuk penampilan yang terbaik. Pamong dapat menginformasikan kepada Majelis Jemaat terkait rencana tersebut.

Pamong bersama remaja berbagi tugas pelayanan pemimpin pujian pujian di semua jenjang sepanjang bulan Nopember dengan mengisi jadwal tugas berikut:

Persiapan untuk memilih lagu sesuai tema (pamong dan remaja bisa melihat TIAR Anak dan Remaja) dilaksanakan di Minggu sebelumnya.

Pamong bersama pemimpin pujian Minggu depan mempersiapkan diri untuk pelayanan Minggu depan.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak