Bacaan: Yunus 2:1-10
Tahun Gerejawi: Bulan Kitab Suci
Tema: Sikap Merenungkan
Tujuan:
- Remaja dapat mencirikan Tokoh Yunus sebagai tokoh yang merenungkan Firman Tuhan.
- Remaja dapat m e ny u s u n renungan singkat sebagai bentuk respon terhadap Firman Tuhan yang dibacanya.
Ayat Hafalan:“Aku hendak merenungkan titah-titahMu dan mengamati jalan-jalan-Mu“ (Mazmur 119:15)
Lagu Tema:
- Kidung Kontekstual no. 38 “Hiduplah dalam FirmanNya”
- Kidung Jemaatno. 64 “Bila Kulihat Bintang Gemerlapan”
- Kidung Pasamuwan Kristen no 188 “Biyen Nglirwakake”
Penjelasan Teks:
Banyak ahli yang mengatakan jika kitab Yunus adalah sebuah kisah perumpamaan. Kisah Yunus memiliki persamaan makna dengan perumpamaan ‘Orang Samaria yang murah hati’ yang disampaikan oleh Yesus ( Lukas 10 : 30-37 ). Sebab, Kitab Yunus dituturkan untuk mengkritik keeksklusifan bangsa Yahudi atas anugerah keselamatan bagi bangsa non-Yahudi, yang diwakili oleh penduduk Niniwe.
Dikisahkan bahwa Allah yang penuh kasih mengutus Yunus bin Amitai, dari suku Zebulonitu untuk memberitakan berita penghukuman bagi orang Niniwe yang jahat. Namun, Yunus enggan untuk mengikuti perintah Tuhan itu. Alih-alih pergi ke Niniwe, Yunus malah melancong ke Tarsis. Tetapi karena mengikari panggilannya, Yunus terlibat drama badai di lautan, dilempar ke laut dan kemudian ditelan seekor ikan besar. Mendapati dirinya dapat selamat dari amukan badai, ia memanjatkan doa dari dalam perut ikan itu.
Ikan itu digambarkan dengan cukup besar sehingga Yunus masih dapat hidup dan memanjatkan doa di dalam perut ikan. Besarnya ikan mengarahkan imajinasi kita untuk menyamakannya dengan ikan paus yang merupakan mamalia laut terbesar saat ini. Namun, catatan Alkitab kita tidak mencirikan secara spesifik ikan apa yang dimaksud. Sebab maksud dan tujuan kitab Yunus adalah menunjukkan kemahakuasaan dan kasih Allah yang tak terbatas.
Di dalam perut ikan, Yunus belajar dari apa yangtelah dan sedang dialaminya. Melalui doa yang ia panjatkan, Yunus menyadari kekeliruannya dan ingin memperbaiki. Inilah proses merenungkan.
Pendahuluan:
- Pamong mengajak para remaja untuk melakukan saat teduh setelah membaca bacaan hari
- Pamong mengajak para remaja untukmenutup mata dan membayangkan situasi Yunus di dalam perut
- Setelah kurang lebih 1 menit, pamong mengajak untuk membuka mata dan berbagi tentang apa yang mereka temukan (kurang lebih 5 menit)
Inti Penyampaian:
Siapakah Yunus ini? (Beri kesempatan para remaja untuk merespon)
Yunus telah mengalami sebuah peristiwa besar, yakni ketika ia harus dibuang ke laut di tengah perjalannya ke Tarsis lalu ditelan oleh ikan besar dan masih hidup. Dari dalam perut ikan itu, Yunus lalu berdoa untuk keselamatannya. Sebab ia telah menyadari kekeliruannya dengan mengingkari kehendak Tuhan yang mengutusnya ke Niniwe untuk memberitakan ajakan pertobatan. Ia ingin membayar kekeliruannya dan Tuhan memberikan kesempatan kedua baginya.
Proses Yunus untuk memahami kehendak Tuhan inilah yang disebut dengan merenungkan kehendak Tuhan. Yunus telah mendengar firman Tuhan sendiri dan menghubungkan dengan kejadian demi kejadian di dalam hidupnya. Kemudian ia menyimpulkan dan menentukan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Perenungan Yunus tertulis dalam bentuk doa yang dipanjatkannya dari dalam perut ikan.
Lalu, bagaimana menurut kalian tentang Yunus ini? (menyadari kebesaran Tuhan, menyadari kesalahan, mau memperbaiki)
Kita telah banyak membaca dan mendengar firman TUHAN. kini saatnya kita menghubungkannya dengan kehidupan kita. Kita dapat menghubungkannya dengan pengalaman, bakat, dan pengetahuan yang kita miliki. Sehingga firman Tuhan dapat menyapa kita dengan nyata dan sesuai dengan kehidupan. Mari kita terus merenungkan pengalaman bersama TUHAN.
Inti Penyampaian (Bahasa Jawa):
Sapa ta Yunus kuwi? (Para remaja kaparingan wekdal njawab sawatawis.)
Yunus kuwi wis ngalami sawijining prasatawa gedhe, yaiku nalika dheweke kudu dibuwang ing tengah segara lan diuntal iwak gedeha lan isih urip. Nalika ing njero weteng iwak gedhe mau, Yunus ngaturake pandonga panuwun bab kaslametan kang wus ditampa. Amarga Yunus uga ngrasa kliru lan selak saka timbalane Gusti kang ngutus menyang Niniwe saperlu martakake paukuman. Yunus pengen nebus kekelituane lan Gusti uga paring ‘kesempatan’ maneh.
Proses Yunus anggone nampa karsanipun Gusti iku kang sinebut nyuaraos karsenipun Gusti. Awit Yunus wus ngrungokakne dhawuh pangandhikane Gusti dewe lan digandhengake karo siji mbaka siji lelakon ing uripe. Mangka Yunus iso ngangen-angen apa kang kudu dilakoni sabanjure. Panyuraos Yunus iku wus mawujud dadi pandonga kang katur ing sajroning weteng iwak.
Lah, kepriye miturut kowe kabeh bab apa kang dilakoni Yunus? (arahane: Yunus isa nampa kaluhurane Gusti, nampayenkelirulangelemndandani)
Awak dhewe uga wus akeh maca lan mirengake sabdane Gusti. Saiki, wes wektune kita nggathukne marang uripe dhewe-dhewe. Kita uga iso nggathukane karo pengalaman, bakat lan kawruh kang diduweni. Matemah Sabdane Gusti iso ngrasuk nyata ing urip kita. Ayo pada nyuraos pengalaman kita sinarengan Gusti kang tansah nganthi kita. Amin.
Aktivitas:
- Pamong memeriksa tabel tugas membaca (lampiran 2 TIAR tgl. 1 Sept. 2019).
- Pamong mengajak remaja membuat sebuah renungan berdasarkan ayat-ayat yang telah dibaca selama satu minggu terakhir, pilih salah satu saja. Dikerjakan pada selembar kertas.
- Pamong memandu dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Bagaimana inti dari bacaan?
- Pengalaman apa yang terkait dengan isi bacaan?
- Berdasarkan bacaan dan pengalaman, apa tindak lanjutnya?
- Pamong mengajak anak remaja melanjutkan tugas membaca dan melengkapi tabel yang tersedia