Iman Sebagai Trust Tuntunan Ibadah Remaja 21 Juni 2020

Tahun Gerejawi : Pekan Anak
Tema
: Tokoh Anak
Bacaan Alkitab : Kejadian 11 : 27- 12 : 5
Ayat Hafalan : “Akuilah Dia dalam segala lakumu” (Amsal 3 : 6a)
Lagu Tema:

  1. Berkat Anak Cucu,
  2. KJ 416 “Tersembunyi Ujung Jalan”

Tujuan :

  1. Remaja dapat mencirikan berkat yang diterima Abraham.
  2. Remaja dapat menceritakan kisah hidupnya dan keluarganya yang diberkati Tuhan.
  3. Remaja dapat menjelaskan faktor yang menghambat berkat Tuhan turun dalam kehidupannya.

Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)

  1. Kisah Alkitab dengan jelas menceritakan bahwa sebelum berimigrasi, Abram memiliki dua rumah. Tahun-tahun awal dalam hidupnya dijalaninya di Ur dan kemudian untuk waktu yang lama dia tinggal di Haran. Masing-masing masyarakat itu menjadi rumahnya. Dia harus meninggalkan semua sahabat, tetangga dan keluarganya ketika dia meninggalkan Ur dan kini orang-orang di sekitarnya di Haran. Di dalam setiap perpindahan tersebut, tiga ikatan berupa negeri, penduduk dan sanak keluarga diputuskan. Abraham diperintahkan untuk “(a) meninggalkan semua kepastian masa lalu, (b) menghadapi ketidakpastian masa depan, (c) mencari dan mengikuti petunjuk dari kehendak TUHAN.
  2. TUHAN tidak menyebutkan nama dari negeri tujuan atau memberikan gambaran sekilas tentangnya. Abram akan menghadapi ujian iman yang baru. TUHAN telah menemukan orang yang cocok untuk rencana-Nya, orang yang sanggup menjalani berbagai tekanan berat, orang yang akan menganggap melakukan kehendak TUHAN itu satu-satunya hal yang penting di dalam hidupnya. Pengembara istimewa dari Mesopotamia yang politeisme ini telah ditugaskan secara ilahi untuk pergi ke tengah-tengah orang yang asing sama sekali di negeri yang baru. Dia dan keturunannya akan merupakan saluran melalui mana TUHAN akan memberkati seluruh bangsa di bumi. TUHAN memberkati keluarga Abram (ay. 2-3)
  3. Abram menafsirkan panggilan TUHAN sebagai berarti perintah untuk langsung berangkat ke Kanaan (ay. 5). Bagaimana Abram mengetahui bahwa Kanaan adalah tujuannya tidak dijelaskan. TUHAN hanya mengatakan, “Pergilah ____________ ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” (ay. 1) Abram langsung taat. Tanpa ragu-ragu dia mengumpulkan keluarganya dan mulai pengembaraannya. Rupanya Abram tidak memiliki rasa takut, keragu-raguan dan prasangka yang jelek.

Pendahuluan

  1. Ajak Remaja membaca Kejadian 11 : 27- 12 : 5!
  2. Sampaikan Ilustrasi berikut:
    Seorang Bapak mengajak Asa, putrinya yang berusia 7 tahun pergi ke sebuah museum. Sudah lama Asa ingin mengunjungi museum. Bapaknya pun mengambil cuti dan sengaja mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa. Mereka pergi berdua itu tanpa didampingi Ibu. Ini adalah pengalaman pertama mereka berlibur hanya berdua.

    Baru beberapa menit perjalanan dimulai, Asa mulai bertanya kepada bapaknya, “Papa sudah tahu alamat museum, kan?”, tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah. “Tahu, jangan kuatir,” jawab Ayah sembari tersenyum. Asa diam sejenak dan bertanya kembali, “Papa tahu kan itu di mana?” Si bapak menjawab, “Papa sudah tahu, jangan kuatir …” Asa langsung menimpali, “Benar, tidak kesasar Papa?” Papa menjawab dengan sabar, “Benar, jangan kuatir.

    Asa pun duduk dengan tenang. Namun, itu tidak berlangsung lama, “Nanti kalau air minum Asa habis, bagaimana, Pa?” Bapak itu menjawab, “Tenang, nanti Papa beli air mineral …” Belum selesai kalimat si bapak, Asa sudah bertanya kembali, “Terus kalau lapar?”Si bapak melirik tenang ke arah Asa, “Tenang, Papa ajak Asa mampir ke restoran …” Asa bertanya dengan nada curiga, “Emang Papa tahu restoran di sekitar museum?” Papa mengusap kepala Asa, “Tahu, sayang …” Asa diam sejenak, “Papa bawa uang, kan?” Papa tertawa, “Papa bawa yang cukup, sayang …”.

    Asa mengambil botol minumnya dan menegak air. Tiba-tiba dia bertanya kembali, “Kalau Asa pengin ke kamar kecil, gimana Pa?” Si bapak tertawa, “Ayah antar sampai depan pintu toilet perempuan.” Si bapak menjawab sembari membelokkan mobilnya masuk ke sebuah gang karena jalanan di depannya macet. “Kok Papa ke jalan yang jelek gini?” Papa menjelaskan bahwa ini adalah jalur alternatif karena jalanan macet. Asa langsung bertanya, “Papa yakin jalan ini sampai ke museum?” Lalu si bapak menjawab, “Papa yakin. Asa percaya sama Papa. Papa akan membawa Asa ke museum”.

https://konseling.bpkpenaburjakarta.or.id/tag/renungan/page/3

Cerita

Kisah Alkitab dengan jelas menceritakan bahwa sebelum berimigrasi, Abram memiliki dua rumah. Tahun-tahun awal dalam hidupnya dijalaninya di Ur dan kemudian untuk waktu yang lama dia tinggal di Haran. Masing-masing masyarakat itu menjadi rumahnya. Dia harus meninggalkan semua sahabat, tetangga dan keluarganya ketika dia meninggalkan Ur dan kini orang-orang di sekitarnya di Haran. Di dalam setiap perpindahan tersebut, tiga ikatan berupa negeri, penduduk dan sanak keluarga diputuskan. Abraham diperintahkan untuk “(a) meninggalkan semua kepastian masa lalu, (b) menghadapi ketidakpastian masa depan, (c) mencari dan mengikuti petunjuk dari kehendak TUHAN.

TUHAN tidak menyebutkan nama dari negeri tujuan atau memberikan gambaran sekilas tentangnya. Abram akan menghadapi ujian iman yang baru. TUHAN telah menemukan orang yang cocok untuk rencana-Nya, orang yang sanggup menjalani berbagai tekanan berat, orang yang akan menganggap melakukan kehendak TUHAN itu satu-satunya hal yang penting di dalam hidupnya. Pengembara istimewa dari Mesopotamia yang politeisme ini telah ditugaskan secara ilahi untuk pergi ke tengah-tengah orang yang asing sama sekali di negeri yang baru. Dia dan keturunannya akan merupakan saluran melalui mana TUHAN akan memberkati seluruh bangsa di bumi. TUHAN memberkati keluarga Abram (ay. 2-3)

Abram menafsirkan panggilan TUHAN sebagai berarti perintah untuk langsung berangkat ke Kanaan (ay. 5). Bagaimana Abram mengetahui bahwa Kanaan adalah tujuannya tidak dijelaskan. TUHAN hanya mengatakan, “Pergilah ____________ ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.” (ay. 1) Abram langsung taat. Tanpa ragu-ragu dia mengumpulkan keluarganya dan mulai pengembaraannya. Rupanya Abram tidak memiliki rasa takut, keragu-raguan dan prasangka yang jelek.

Tidak mudahnya Abram untuk taat kepada TUHAN, apalagi harus berpisah dengan tanah kelahiran dan keluarganya.

Namun ketaatan kepada TUHAN mendatangkan berkat, sekalipun menjadi misteri dan tersembunyi.

Iman atau percaya (Yunani: pistis) pada hakikatnya diungkapkan tidak cukup hanya dengan kata¬kata, tetapi juga dengan sikap atau perbuatan. Melalui kisah pemanggilan Abram ini, orang diajak untuk mengungkapkan iman kepada Tuhan dengan sikap mempercayakan diri atau memberikan diri kepada Tuhan. Sikap ini mudah dibicarakan tetapi sesungguhnya sulit dilakukan. Alasannya, sikap mempercayakan diri seringkali gagal dilakukan karena orang ternyata suka terjerat pada pikiran dan perasaannya sendiri. Seperti Ilustrasi di atas, tidak mudah untuk taat.

Sikap mempercayakan diri atau memberikan diri kepada Pribadi yang lain berarti membebaskan pikiran dan perasaannya sendiri, lalu menempatkan pikiran dan perasaannya itu pada Pribadi lain yang dipercayai. Tentu saja, sikap  membutuhkan proses pengenalan yang akrab dengan Pribadi lain tersebut, dan proses pengenalan yang akrab itu mengandalkan relasi yang dekat penuh kasih dengan Dia. Jadi, untuk belajar iman sebagai sikap mempercayakan diri kepada Tuhan, remaja mesti memelihara hubungan yang dekat, yang penuh cinta, dengan Tuhan. Proses mempercayakan itu berada dalam lingkup keseharian kita. Hal Itu tentu dapat dilakukan remaja, misalnya dengan rajin berdoa. beribadah, dan membaca firman Tuhan. Dengan relasi yang dekat dengan Tuhan, remaja pada gilirannya mampu mengenal Tuhan secara akrab.

Aktivitas

Minta satu atau dua orang remaja berbagi pengalaman tentang ketaatan dan berkat yang pernah dialami dalam kehidupan keluarganya.

 

Renungan Harian

Renungan Harian Anak