Bacaan Alkitab : Matius 4 : 1-10
Tahun Gerejawi : Bulan Kitab Suci
Tema : Sikap: Mengingat
Ayat Hafalan : “Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapanMu ; FirmanMu tidak akan kulupakan”. (Mazmur 119 : 16)
Lagu Tema : FirmanMu p’lita bagi kakiku, terang bagi jalanku
Tujuan :
- Remaja dapat meneladani sikap Yesus yang melawan godaan dengan mengingat Firman Tuhan.
- Remaja dapat menyebutkan kesulitan-kesulitan dalam mengingat Firman Tuhan.
Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)
Matius 4 : 1-10 adalah sebuah kisah pencobaan yang dialami oleh Yesus ketika Ia selesai berpuasa empat puluh hari empat puluh malam. Pencobaan oleh iblis kepada Yesus ini adalah usaha untuk membelokkan Yesus dari jalan ketaatan pada kehendak Allah. Iblis mempergunakan Firman Allah ketika mencobai Yesus untuk membuat Yesus jatuh dalam pencobaannya. Pencobaan pertama, yaitu saat Yesus mulai lapar. Disini iblis menyuruh Yesus agar memerintahkan batu-batu menjadi roti. Sebetulnya apakah menahan lapar atau memakan roti merupakan dosa? Baik roti maupun rasa lapar itu pada hakikatnya bukan merupakan dosa. “Ada tertulis : Manusia hidup bukan dari roti saja”, merupakan jawaban alkitabiah dari Yesus. Yesus tidak mau mengadakan mujizat hanya untuk menghindari penderitaan pribadi terlebih lagi jika penderitaan tersebut merupakan bagian dari kehendak Allah bagi-Nya.
Pencobaan Yesus yang kedua, terjadi di bubungan atau sayap Bait Allah di Yerusalem. “jika engkau Anak Allah…”, begitu Iblis mencobai Yesus. Lagi-lagi Yesus menjawabnya dengan berkata : “Ada pula tertulis : Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”. Pencobaan yang ketiga, merupakan sebuah penawaran peralihan kepemilikan dunia dari iblis kepada Yesus (ayat 8-9). Bahkan sampai pada pencobaan yang ketiga kalinya ini Yesus tetap menjawab dan melawan si iblis dengan kalimat “Sebab ada tertulis”. Ketiga penawaran atau pencobaan dari iblis itu dipatahkan Yesus dengan mengutip firman Tuhan yang dilandasi atas kebergantungan mutlak kepada Bapa (ayat 4, 7 dan 10). Jawaban Yesus kepada tiga penawaran Iblis itu memiliki tingkatan yang berbeda yaitu ayat 4 mengutip firman Tuhan; ayat 7 mengutip firman Tuhan sekaligus dengan tegas menyatakan identitas diri-Nya; ayat 10 dengan firman Tuhan menghardik Iblis dengan keras untuk menjauh dari-Nya!
Hal yang bisa kita pelajari melalui kisah ini tentang adalah bagaimana cara Yesus mengatasi setiap cobaan yang datang kepadaNya. Dalam tiga kali pencobaan yang Dia terima dari si iblis, Yesus selalu menjawab atau mengatasi percobaan dengan “sebab ada tertulis” (Firman Tuhan). Disini memperlihatkan bahwa ketika sedang mengalami pencobaan, Yesus mengatasinya dengan mengingat Firman Tuhan. Firman Tuhan menjadi sumber kekuatan di tengah kelemahan yang dialami.
Pendahuluan
- Ajak remaja membaca Matius 4 : 1-10!
- Minta remaja mendiskusikan hal berikut:
- Dari bacaan hari ini, hal apakah yang menarik menurut kalian?
- Pengajaran apa yang kalian dapatkan ketika membaca kisah Pencobaan Yesus ini ?
- Apa yang biasanya kalian lakukan saat mempunyai dan menghadapi masalah dalam kehidupan kalian sehari-hari?
Cerita
Banyak sekali cara-cara yang dilakukan oleh manusia ketika mereka menghadapi cobaan atau masalah. Ada yang bersikap tenang, biasa saja, panik, emosinya menjadi tidak terkontrol, menyerah, frustasi, berdoa, mencari bantuan sana-sini, menyalahkan orang lain, dan masih banyak lagi. Itu adalah respon-respon yang biasanya terjadi atau dilakukan oleh manusia kebanyakan saat mereka mengalami masalah atau pencobaan.
Dari perikop hari ini kita dapat mellihat mengenai cara atau sikap yang dilakukan oleh Tuhan Yesus saat Ia mendapat pencobaan dari iblis. Ketika didatangi dan dicobai oleh iblis, Yesus selalu bersikap tenang – tidak tergoda. Hal yang dilakukan oleh Tuhan Yesus adalah melawan si iblis dengan Firman Allah. Tuhan Yesus selalu menjawab perkataan si iblis dengan jawaban yang diawali dengan “Ada tertulis ….” (ayat 4, 7, 10) yang menyatakan ada Firman Allah yang diingat dan dipakai Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa Firman Allah memiliki kuasa dalam menanggapi atau untuk merespon masalah atau cobaan yang dialami oleh Tuhan Yesus. Begitu pula kita sebagai manusia, Firman Allah adalah penolong dan pemberi kekuatan dalam kita menghadapi segala macam masalah.
Aktivitas
A. Bermain Keluarga Johannes: https://riadjohani.wordpress.com/2012/01/18/permainan-mendengarkan-dan-mengingat/
Proses Permainan:
- Pamong membagi peserta dalam kelompok @ 5-6 peserta per kelompok dan bacakan aturan permainan berikut:
- Pamong akan membaca satu pertanyaan
- Masing-masing kelompok menulis jawabannya pada secarik kertas
- Pamong meminta agar kelompok memperlihatkan jawabannya secara serentak
- Kelompok yang jawabannya tepat mendapat nilai 10, sedangkan yang salah dikurangi 10
- Pamong terus membaca pertanyaan satu per satu dengan proses jawaban dan penilaian yang sama
- Kelompok yang paling banyak mengumpulkan nilai, merupakan pemenangnya.
- Pamong membacakan cerita “Keluarga Johannes” dan minta peserta untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh untuk bisa menjawab pertanyaan.
CERITA DARI TIMOR: “Keluarga Johannes”
Ama Johannes adalah petani di desa Sunsea, memiliki ladang yang ditanami padi, jagung dan kacang-kacangan. Di belakang rumahnya ada kandang sapi. Semua pernah berisi 2 ekor sapi betina dan 1 ekor sapi pejantan. Sekarang berisi 5 ekor sapi karena masing-masing sapi betina sudah beranak. Rencana membeli 1 ekor babi betina dan 1 ekor sapi betina lagi, dengan uang pinjaman (kredit lunak) dari program JPS. Mudah-mudahan, tahun depan kalau semua sapi betina itu beranak, akan bertambah lagi. Asalkan tidak ada sapi yang mati seperti yang terjadi tahun lalu ketika 1 ekor sapi betinanya yang sedang bunting mati akibat penyakit. Begitu juga dengan ternak babinya, mati akibat penyakit. Ina Johannes memelihara ayam dan 4 ekor kambing. Selain itu, Ina juga menanam sayuran di kebun pekarangannya. Selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sebagian dari sayuran itu juga dijual ke pasar, dengan kelebihan hasil panen jagung, kacang dan telur ayam.
Begitulah Ama dan Ina Johannes bergotong royong memenuhi kebutuhan keluarganya. Ina juga menyetor ke toko atau koperasi hasil tenunannya. Sedangkan Ama Johannes terkadang bekerja sebagai tukang bangunan. Suami istri itu harus bekerja keras karena punya anak 7 orang yang hampir semuanya sedang membutuhkan biaya sekolah. 2 orang anaknya sudah masuk Perguruan Tinggi di Kupang. Sedangkan yang lainnya masih sekolah di SD, SMP dan SMU di Kefa. Hanya yang paling kecil yang belum sekolah. Biaya sekolah anak-anak tinggi, hingga Ama dan Ina Johannes harus putar otak untuk mencari biaya. Tahun yang lalu, Ama Johannes harus jual 1 ekor sapi dan 2 ekor kambing untuk membayar uang kuliah dan uang sekolah anak-anak. Syukurlah si sulung, Onna, mendapat beasiswa dari Pemerintah. Kalau tidak, akan lebih banyak biaya yang diperlukan. Kalau dihitung-hitung, sudah 5 ekor sapi dan 8 ekor kambing yang telah dijual untuk biaya sekolah. (Catatan: Ama= bapak, Ina = ibu)
Pertanyaannya:
- Ada berapa ekor ayam yang sekarang dimiliki Ina Johannes?
- Ada berapa ekor sapi yang dimiliki Ama Johannes pada tahun yang lalu?
- Berapa jenis perkerjaan (mata pencaharian) dari Ama dan Ina Johannes?
- Berapa jenis ternak yang sekarang dimiliki oleh Ama dan Ina Johannes?
- Ada berapa sapi muda yang sekarang dimiliki oleh Ama dan Ina Johannes?
- Ada berapa kambing yang dimiliki sekarang ditambah dengan yang pernah dijual untuk biaya sekolah?
Kunci jawaban:
- – (tidak disebut jumlahnya di dalam cerita)
- 7 ekor (5 + 1 yang mati + 1 yang dijual)
- 5 jenis (petani, peternak, pedagang sayur, penenun, tukang)
- 3 jenis (sapi, kambing, ayam; babi baru akan dibeli)
- 2 ekor
- 12 ekor (4 ekor yang ada + 8 ekor yang sudah dijual)
Pamong lalu mengajak peserta untuk membahas: Apakah sulit menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi? Mengapa? Untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang harus kita lakukan? (mendengarkan kemudian mengingatnya) Kalau kita tidak mendengarkan dengan teliti, apa bisa terjadi?
Sebagaimana dalam kegiatan yang sudah kita lakukan tadi, bahwa untuk bisa menjawab pertanyaan maka kita harus mengingat cerita yang disampaikan. Akan tetapi untuk bisa mengingat maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mendengarkan ceritanya. Begitu juga dengan Firman Tuhan, supaya kita bisa mengingat dengan benar Firman Tuhan maka harus rajin mendengarkannya; mendengarkan, mengingat, melakukannya.
B. Jurnal Minggu
Pamong memeriksa jurnal Minggu lalu, remaja mengisi jurnal Minggu ini
Catatan: Pamong mempersiapkan hadiah sederhana untuk remaja yang rajin membuat jurnal. Hadiah diberikan Minggu depan.
C. Tabungan Aksi Diakonia
Pamong mengedarkan kembali celengan untuk diisi oleh remaja.