Mendengarkan dengan Baik Tuntunan Ibadah Remaja 13 September 2020

31 August 2020

Bacaan Alkitab : Matius 13: 1-23
Tahun Gerejawi : Bulan Kitab Suci
Tema
: Sikap: Mendengar
Ayat Hafalan : “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar” (Matius 11: 15)
Lagu Tema : Kidung Kontekstual 36 “Pangandikana Guste Alla”

 Tujuan :

  1. Remaja dapat menjelaskan hambatan-hambatan untuk bersedia mendengarkan Firman Tuhan.
  2. Remaja dapat memecahkan masalah tentang hambatan-hambatan untuk bersedia mendengarkan Firman Tuhan.
  3. Remaja membiasakan diri untuk mendengarkan Firman Tuhan (dalam ibadah, PA, Katekisasi).

Penjelasan Teks (Hanya untuk Pamong)
Bacaan pada Minggu ini merupakan bagian dari serangkaian Perumpamaan Tentang Kerajaan Allah (13: 1-58). Perumpamaan merupakan kisah dari kehidupan sehari-hari yang menceritakan dan menggambarkan sebuah sikap rohani tertentu. Sebuah perumpamaan  menyatakan kebenaran tetapi pada saat yang bersamaan menyembunyikan kebenaran itu dari orang yang tidak percaya (ayat 11). Sebuah perumpamaan kadang-kadang juga dapat menuntut orang mengambil keputusan sebagai sebuah respon dari mendengar perumpamaan tersebut.

Pada Minggu ini bacaan kita bercerita mengenai perumpamaan tentang seorang penabur. Dalam perikop dituliskan bahwa ketika penabur menyebarkan benihnya, pertama; sebagian benih tersebut jatuh di tanah kering. Benih yang ada di atas permukaan tanah kering tersebut dengan segera menarik perhatian burung. Kemudian yang kedua; benih jatuh di tanah yang berbatu-batu. Tanah berbatu bukanlah tanah yang dilapisi dengan bebatuan, tetapi sebidang tempat berbatu yang ditutupi lapisan tanah yang tipis. Benih yang ditabur di sini akan tumbuh dengan cepat sebab matahari akan memanasi lapisan yang tipis tersebut. Akan tetapi karena di tanah berbatu maka benih yang tumbuh tersebut kekurangan akar dan kelembaban, kemudian tanaman itu menjadi layu dan kering. Yang ketiga; jatuh di tengah semak duri. Tanah yang penuh dengan akar-akar duri yang tidak terbuang ketika dibajak. Benih yang tumbuh di semak duri ini tidak bertahan sebab dia akan terhimpit oleh semak duri yang tumbuh makin besar. Kemudian, yang keempat sebagian benihnya jatuh di tanah yang baik dan bisa tumbuh serta berbuah. Benih yang jatuh di tanah yang baik ini bisa berbuah tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat, dan seratus kali lipat.

Bermacam-macam media yang dipakai untuk menggambarkan tentang dimana benih itu ditabur dan apa yang terjadi setelah benih itu ditabur merupakan gambaran bagaimana respon ketika mendengar (pengajaran-pengajaran) Firman Tuhan. Idealnya kita menyediakan media yang baik. Idealnya kita menjadi media yang baik bagi pengajaran-pengajaran Yesus supaya kita tumbuh baik dan bisa menghasilkan buah. Itulah yang dikehendaki Yesus, tidak jadi orang yang bebal yang tidak mau mendengarkan bahkan tidak melakukan Firman Tuhan.

Pendahuluan : Ajak remaja membaca Matius 13:1-30!

Cerita
Apakah kalian masih ingat cerita Minggu lalu? Apa? (Minggu lalu ceritanya adalah tentang Yosia yang rajin membaca Kitab Suci). Ya, Minggu lalu melalui kisah Raja Yosia kita belajar bahwa membaca Kitab Suci itu sangat penting supaya hidup kita bisa seturut Firman Tuhan, supaya kita dekat dengan Tuhan. Kali ini yang mau kita pelajari bersama adalah; Firman Tuhan itu tidak sekadar harus kita baca dengan rajin lho tetapi juga harus kita lakukan. Nah, untuk bisa melakukan Firman Tuhan maka terlebih dahulu kita harus rajin membaca kemudian juga rajin mendengarkan Firman Tuhan.

Sebelum lebih lanjut belajar akan bacaan kita pada hari ini, mari kita melakukan permainan berikut:

KATA BERBISIK!

  1. Bagi remaja menjadi beberapa kelompok dengan jumlah orang per kelompoknya sama. Misal satu kelompok jumlahnya 5 orang dst (sesuai jumlah remaja di masing-masing jemaat).
  2. Minta mereka berbaris dari depan ke belakang.
  3. Minta remaja dari urutan ke dua sampai urutan selanjutnya untuk berbalik badan atau menghadap ke belakang sedangkan remaja di deretan paling depan maju kepada pamong yang memberikan instruksi.
  4. Pamong memberikan catatan berupa kalimat yang hendak disampaikan dalam permainan kata berbisik ini. (contoh kalimat: aku mau mendengarkan Firman Tuhan dan melakukannya supaya aku bertumbuh)
  5. Remaja yang mendapat kalimat segera menyampaikan kepada temannya dengan cara membisikkannya (tepuk pundak teman, teman menghadap ke depan, kemudian sampaikan kalimat).
  6. Lakukan hal tersebut secara berulang sampai ke peserta terakhir.
  7. Peserta terakhir atau paling belakang menyampaikan kalimat yang ia terima atau dengar kepada pamong yang memberikan instruksi.
  8. Lakukan evaluasi benar atau salah kalimat yang disampaikan.
  9. Lakukan pula evaluasi tentang hambatan apa yang dialami ketika mereka mendengarkan instruksi dari temannya.

Ya, dari permainan yang sudah dilakukan kita dapat belajar paling tidak dua hal yaitu fokus atau konsentrasi dan menyimak.

Begitu pula dengan cara kita merespon Firman Tuhan, untuk bisa menerima Firman dengan baik, maka diperlukan sikap mendengar yang baik atau bahkan bukan hanya mendengar tetapi harus mendengarkan dengan baik. Mengapa perlu mendengarkan dengan baik dan bukan hanya sekedar mendengar saja? Mendengar berarti dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga; tidak tuli. Sedangkan kalau mendengarkan memiliki arti mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk mendengar; memperhatikan; mengindahkan.

Dari sikap mendengarkan dengan baik maka kita akan seperti media tanah yang baik yang menjadi tempat dimana biji yang ditabur dapat tumbuh baik serta menghasilkan buah yang baik pula. Untuk itu mari dalam setiap ibadah maupun kegiatan katekisasi, kita belajar untuk memilih mendengarkan dengan baik, bukan hanya sekedar mendengar.

Aktivitas

  1. Jurnal Mingguan: Pamong memeriksa jurnal Minggu lalu, remaja mengisi jurnal Minggu ini
  2. Tabungan Aksi Diakonia: Pamong mengedarkan kembali celengan untuk diisi oleh remaja.

 

Renungan Harian

Renungan Harian Anak