Judul: Panggilan Mengasihi
Tahun Gerejawi: Hari Anak Sedunia (Hak-hak Anak ) – Pekan Budaya
Tema: Memperjuangkan Hak Untuk Hidup
Bacaan: Keluaran 1 : 1 – 22
Ayat Hafalan: “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.” (Ibrani 13:16)
Lagu: “Yesus Cinta Segala Bangsa” Kidung Ria 25
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Kitab Keluaran ini berisikan : pertama tentang riwayat Musa : tentang kisah penyelamatan Musa saat ia masih bayi, tentang bagaimana Musa dibesarkan di Istana Firaun, tentang kisah pemanggilan Allah kepada Musa, sampai kisah bagaimana Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan. Kedua, tentang pemberian Sepuluh Perintah Allah juga perintah-perintah lainnya. Ketiga, berisikan tiga hal yaitu mengenai pembuatan tabut perjanjian, pembuatan Kemah Suci serta aturan secara terperinci mengenai peribadatan.
Saat ini secara khusus kita akan melihat pesan apa yang ada pada Keluaran 1 : 1 – 22. Bagian ini menuliskan kisah penderitaan yang dialami oleh Bangsa Israel di Mesir atas perbudakan di bawah perintah Firaun. Untuk diketahui Firaun bukanlah nama asli dari Raja melainkan sebuah gelar yang diberikan kepada raja Mesir.
Pada Keluaran 1 : 1 – 6 diceritakan mengenai anak-anak Israel yaitu keturunan Yakub (Israel merupakan nama baru bagi Yakub, baca Kejadian 32 : 28). Anak-anak Israel ini tinggal di Mesir dengan alasan dahulu mereka mengalami bencana kelaparan sehingga harus ke Mesir bahkan sampai mereka beranak cucu. Kemudian pada ayat 7 dikisahkan bahwa kehidupan anak Israel yang pada awalnya baik berubah menjadi sengsara setelah kematian Yusuf yang kemudian digantikan oleh raja yang tidak mengenal Yusuf dan kaumnya. Dalam pemerintahan Raja baru tersebut Israel ditindas, mereka diperbudak untuk membangun kota-kota perbekalan bagi Firaun (ayat 8 – 14).
Penindasan dan perbudakan yang dilakukan oleh Firaun terhadap Israel dilandasi dengan adanya ketakutan Firaun melihat umat Israel yang semakin bertambah banyak jumlahnya. Firaun takut jika lama-kelamaan Mesir akan diambil alih oleh bangsa Israel sehingga ia memerintahkan para bidan yang ada di Mesir untuk menolong proses persalinan orang Israel. Pertolongan yang dilakukan oleh para bidan Mesir ini bertujuan jika bayi yang lahir laki-laki maka para bidan harus membunuh dan membuangnya ke Sungai Nil. Akan tetapi jika bayi yang dilahirkan perempuan maka mereka tetap dibiarkan hidup atau selamat (ayat 15 – 22). Namun ternyata perintah Firaun ini tidak dipatuhi oleh para bidan. Para bidan tetap membiarkan bayi laki-laki yang lahir untuk tetap hidup sebab para bidan lebih takut kepada Allah Israel daripada raja Mesir (ayat 17).
Di perikop ini sungguh kita melihat ada para bidan yang bekerja di bawah karya Allah untuk penyelamatan keturunan Israel. Para bidan itu bernama Sifra dan Pua. Dua bidan yang cukup terkenal di Alkitab menjadi penolong wanita Israel yang melahirkan. Kedua bidan itu pula yang dipercaya oleh Firaun untuk membunuh anak laki-laki yang dilahirkan wanita Israel. Tetapi Allah memakai kedua bidan itu untuk menyelamatkan keturunan Israel. Allah berkarya lewat melalui para bidan untuk memperjuangkan keadilan serta kebebasan, walau sangat beresiko bagi para bidan itu karena melawan perintah Raja Firaun.
Refleksi Untuk Pamong
Sifra dan Pua adalah contoh orang-orang yang berani bertindak sesuai dengan hati nurani meskipun resikonya sangat besar. Sebagai pamong, kita juga harus berani menentukan sikap untuk berbela program-program yang di”cut” padahal program-program itu untuk pertumbuhan iman remaja. Memang beresiko tetapi kita harus berdiri untuk kepentingan anak.
Tujuan
Remaja menyebutkan sikap-sikap yang dapat mereka lakukan untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak.
Pendahuluan
Adik-adik, siapakah yang tahu arti dari pahlawan? Okey, sekarang gunanya HP-mu untuk mencari tahu arti pahlawan? (Pegangan Pamong : menurut WikipediA- esiklopedi bebas : Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani). Berdasarkan arti itu, maka siapapun yang mempunyai keberanian dan pengorbanan dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani bisa disebut Pahlawan.
Nah, perikop saat ini berbicara bagaimana 2 perempuan menjadi pahlawan untuk menyelamatkan nyawa bayi-bayi Israel walau sangat beresiko sekali karena mereka melanggar perintah Raja. Ya, mari kita membaca kisah penyelamatan yang dilakukan oleh bidan terhadap anak-anak laki-laki Israel yang saat itu ada di Mesir. Adaun bacaannya terambil dari Keluaran 1 : 1 -22.
Cerita
Melalui kisah yang kita baca tadi dapat kita lihat bahwa Allah bekerja lewat siapa saja untuk menolong umatNya. Ya, Allah menyelamatkan anak laki-laki Israel melalui bidan yang diperintahkan untuk membunuh tetapi mereka justru membiarkan para bayi laki-laki yang lahir itu selamat. Tindakan atau keputusan yang diambil oleh Sifra dan Pua adalah keputusan yang melanggar perintah Raja dan tentunya sangat beresiko bagi mereka. Tetapi karena perbuatan penyelamatan yang dilakukan para bidan itu Allah berbuat naik kepada mereka (ayat 20-21).
Dari kisah ini kita belajar tentang berjuang melawan hal yang bertentangan dengan hak-hak manusia dengan segala resikonya. Di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan yang terjadi, bahkan di sekitar kita. Contoh : anak-anak memiliki hak untuk bernafas dengan layak maka anak-anak harus jauh dari asap rokok atau asap sampah yang dibakar. Maka dari sini pertanyaannya untuk adik-adik semua, beranikah kalian bersuara atau bertindak atau berkarya memperjuangan hak-hak anak? Ya, anak-anak yang dimaksud juga kalian (bayi – remaja). Beranikah kalian menjadi “pahlawan” untuk yang lain? Tentunya pahlawan yang benar-benar mendatangkan berkat bagi orang lain.
Aktivitas
Sebagai langkah konkrit menjadi pejuang hak anak, ajak remaja melakukan seperti berikut ini:
Sikap-sikap Memperjuangkan Hak-hak Anak
Di Rumah
Di Gereja
Di Sekolah