Judul: Persembahan Yang Sejati
Tahun Gerejawi: Pekan Budaya
Tema: Membiasakan Memberi Yang Terbaik Bagi Tuhan
Bacaan: Markus 12 : 41 – 44
Ayat Hafalan: “Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu atas apa yang ada padamu, bukan berdasarkan yang tidak ada padamu” (2 Korintus 8 : 12)
Lagu: PKJ 264 “Apalah Arti Ibadahmu Kepada Tuhan”.
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Perikop ini tentang Yesus memperingatkan para murid agar mereka tidak seperti para ahli Taurat yang melakukan pekerjaan hanya karena ingin dilihat oleh orang lain. Ada dua hal berbeda yang ingin Yesus tunjukkan kepada para murid mengenai hal memberi. Pertama sikap memberi yang ada pada ayat 41 dan yang kedua adalah sikap memberi yang ada pada ayat 42.
Kata memberi dalam bahasa Yunani menggunakan kata Ballo, sebuah kata kerja yang dilakukan secara aktif. Kata kerja Ballo ini memiliki arti menebarkan, membaringkan, memasukkan, membuang, menunjukkan, melempar. “Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar” (ayat 41), jumlah yang besar dalam bahasa Yunani memakai kata Pleou yang berarti lebih banyak, dan lebih besar, yang lain, sisanya. Dari sini mari kita lihat sebenarnya apa yang ingin Yesus tunjukkan atau apa yang hendak Ia bandingkan dari dua sikap memberi jumlah besar dengan memberi (memasukkan) dua peser.
Pada ayat ke 43 Yesus mengatakan bahwa janda miskin memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uangnya ke dalam peti persembahan. Besarnya persembahan janda miskin adalah dua peser. Dalam mata uang Yahudi satu peser disebut satu Lepton (atau dalam mata uang Yunani sama dengan satu Leptos). Satu peser dalam mata uang Roma adalah 0,5 Quadrans dan jika dirupiahkan adalah 2.500,00. Jadi uang dua peser yang dipersembahkan oleh janda miskin tersebut sebesar 5.000,00 (2 x 2.500,00). Mengapa angka 2 peser itu disebut Yesus lebih banyak (ayat 43) daripada orang kaya memberi dalam jumlah yang besar? Sebab dalam konteks janda miskin, uang 2 peser adalah upah untuk sehari kerja yang bisa berarti bahwa uang itu sebenarnya dapat ia gunakan untuk kebutuhan hidupnya dalam sehari. Akan tetapi ia memilih menggunakannya untuk persembahan. Inilah yang dilihat Yesus sebagai persembahan yang lebih besar sebab janda tersebut memberikan apa yang dimilikinya tanpa takut bahwa ia akan dalam keadaan susah (ayat 44).
Dari dua keadaan berbeda yaitu nominal dalam memberikan persembahan ini Yesus ingin mengatakan bagaimana bentuk penyerahan yang nyata dalam memberikan persembahan. Sebuah sikap memberi tanpa ada maksud ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain melainkan memberi dengan penuh keikhlasan tanpa keraguan bahkan kekuatiran. Sebuah persembahan yang tidak hitung-hitungan karena benar-benar mempersembahkan kembali apa yang sudah diterima dalam hidupnya. Inilah arti sebenarnya dari kata “memberi” : Ballo (memasukkan) dalam “jumlah yang besar” : Pleou (lebih banyak). “…sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan” (Markus 12 :43b).
Refleksi Untuk Pamong
Terlibat dalam pelayanan adalah salah satu bentuk “memberi”. Melalui bacaan hari ini mengajak kita untuk merenungkan kembali apakah “pemberian’ atau “persembahan” kita kepada Tuhan. Apakah seperti si orang kaya atau seperti si janda miskin
Tujuan
- Remaja menyimpulkan penilaian Yesus tehadap sikap janda miskin dalam memberikan persembahan
- Remaja menuliskan komitmennya untuk mempersembahkan talentantnya bagi kemuliaan Tuhan
Pendahuluan
- Ajak remaja untuk membuka Markus 12 : 41 – 44.
- Bagi remaja menjadi 2 kelompok : Kelompok 1 membaca bagian narator (ayat 41 – 43a) dan Kelompok 2 membaca bagian perkataan Yesus kepada para murid (ayat 43b – 44) “Aku berkata..”.
- Beri kesempatan kepada remaja untuk menyampaikan apa yang mereka pahami dari kisah Persembahan Seorang Janda Miskin dalam bacaan Firman Tuhan hari ini.
Cerita
Adik-adik, dari Firman Tuhan tadi mana yang dilihat Yesus lebih baik? Yang orang kaya dengan persembahan besar atau janda miskin dengan persembahan sejumalah 2 peser? Iya, Yesus menyampaikan kepada para murid bahwa sesungguhnya persembahan janda miskin itulah yang memberikan persembahan lebih banyak. Dengan begitu apakah orang kaya yang memberi dalam jumlah besar itu tidak dilihat sebagai persembahan yang banyak? Yang disebutkan banyak bukan pada nominal yang dimasukkan ke dalam peti persembahan tetapi lebih kepada penyerahan yang sesungguhnya. Orang kaya memberi dalam jumlah besar ya karena mereka punya uang dalam jumlah besar. Tetapi janda miskin yang memberi 2 peser dikatakan lebih banyak dalam memberi atau mempersembahkan karena ia hanya memiliki itu di tangannya.
Selain itu adik-adik, yang dapat kita lihat lagi adalah motif dari mereka memberi persembahan. Orang kaya memberi dalam jumlah besar karena mereka memiliki kelimpahan dalam hidupnya. Sedangkan janda miskin memberi persembahan dari upah harian yang ia terima, ia memberikan semua yang ada padanya yaitu seluruh upahnya (ayat 44). Dari sini Tuhan menyampaikan kepada para murid bahwa persembahan janda miskin adalah yang paling besar. Maksudnya adalah Tuhan itu menilai bagaimana respon kita dalam menyikapi akan berkat yang sudah Ia percayakan dalam hidup kita. Janda miskin benar-benar memberikan apa yang dia miliki tanpa hitung-hitungan sama Tuhan karena ia tahu bahwa yang diterimanya sebagai upah dalam kerjanya itu adalah dari Tuhan. Oleh karena itu ia mempersembahkannya kembali kepada Tuhan tanpa ada rasa kuatir dia tidak punya apa-apa lagi. Itulah persembahan yang sejati.
Aktivitas
Menuliskan komitmen untuk mempersembahkan talenta yang diterima dari Tuhan.