Tali Sipat Tuntunan Ibadah Remaja 14 Juli 2024

Judul: Tali Sipat
Tahun Liturgi: Bulan Keluarga
Tema: Pantang Mundur Menyuarakan Kebenaran

Bacaan: Amos 7: 7-15
Ayat Hafalan: Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.” (3 Yohanes 1 : 11b)

Lagu: KJ 422 “Yesus Berpesan”

Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Amos dipilih Tuhan Allah untuk menyampaikan kehendak-Nya atas bangsa Israel. Allah hendak menjatuhkan penghukuman-Nya karena dosa umat Israel dalam hal beribadah maupun dalam kehidupan sosial sehari-hari. Saat itu Kerajaan Israel (Israel Utara) sedang dalam pemerintahan raja Yerobeam II.

Diceritakan bahwa Allah berfirman pada Amos melalui penglihatan. Penglihatan pertama dan kedua adalah belalang dan api. Saat itu Amos masih mencoba untuk meminta pengampunan dari Allah. Tetapi saat penglihatan yang ketiga datang -yaitu tali sipat- Amos merasa bahwa penghukuman itu harus terjadi. Tali sipat adalah tali yang berbandul timah, yang dipakai oleh tukang bangunan untuk mengukur kelurusan tembok.

Dengan ketaatan penuh, Amos akhirnya pergi bernubuat atas bangsa Israel. Tapi dia harus berhadapan dengan Amazia, seorang imam di Betel. Nubuatan Amos tidak dipercaya, keberadaannya dianggap mengancam kekuasaan raja Yerobeam sehingga dia diusir. Namun, panggilan dalam diri Amos begitu kuat. Sedikitpun dia tidak gentar pada penolakan itu. Amos mengatakan bahwa dirinya bukanlah golongan nabi tapi peternak dan pemungut buah ara hutan. Jadi panggilannya bukan didasarkan pada kehebatannya, tetapi karena Allah. Amos ingin menekankan bahwa penolakan itu sejatinya tidak tertuju pada dirinya, tapi kepada Allah.

Refleksi Untuk Pamong
Keberadaan tali sipat dalam pekerjaan konstruksi sangatlah penting. Tali sipat adalah benang yang diberi pemberat, yang digunakan untuk mendeteksi apakah sebuah kerangka bangunan sudah lurus atau belum. Firman Tuhan ibarat tali sipat bagi orang percaya, yaitu tolok ukur apakah hidupnya lurus atau sudah melenceng. Tuhan telah menetapkan dan menyatakan kebenaran-Nya, supaya dengan itu hidup manusia tetap lurus di jalan-Nya.

Mengetahui kebenaran firman Tuhan saja tidaklah cukup, tapi juga menaatinya seumur hidup. Dan sebagai saudara dalam persekutuan di dalam Tubuh Kristus, anak-anak Tuhan juga mempunyai peran untuk saling mendukung agar terus hidup lurus dalam kebenaran-Nya. Saling mengingatkan atau menegur orang lain jika salah merupakan bentuk ketaatan pada firman Tuhan dan juga bukti kasih sebagai saudara seiman.

Tujuan

  1. orang lain (orang tua/kakak/adik).Remaja menyebutkan alasan mengapa harus berani menegur orang yang melakukan kesalahan.
  2. Remaja mendiskusikan persoalan berdasarkan studi kasus pengalaman mereka menegur kesalahan

Pendahuluan
Bermain ‘Siapakah Aku’

  • Pamong memberikan petunjuk 1 lalu remaja berusaha menebak. Jika belum ada yang bisa menebak dengan benar, maka pamong membacakan petunjuk 2. Begitu seterusnya.
  1. Keberadaanku sangat penting bagi tukang yang sedang mendirikan bangunan. Kegunaanku adalah untuk memastikan apakah bangunan itu sudah tegak lurus atau belum.
  2. Aku terdiri dari seutas tali dan di ujungnya ada bandul untuk pemberat.
  3. Dalam Bahasa Inggris aku disebut plumb line.

Siapakah Aku?

Pamong menunjukkan gambar Tali Sipat sebagai jawabannya.

  • Mengajak remaja membaca Amos 7: 7-15.

Cerita
Remaja yang dikasihi Tuhan,

Firman Tuhan dalam Alkitab adalah ‘tali sipat’ yang dipakai Allah untuk mengukur apakah tingkah laku manusia masih lurus pada jalan Tuhan ataukah sudah melenceng. Itulah sebabnya, membaca dan memahami isi firman Tuhan sangat penting bagi orang percaya. Mengapa? Supaya hidupnya tetap lurus di jalan Tuhan.

Nah, jika kita sudah tahu kebenaran firman Tuhan, maka kewajiban kita adalah membagikan kebenaran itu ke orang lain juga. Jadi bukan disimpan untuk diri sendiri. Bagaimana cara kita membagikan kebenaran firman Tuhan itu? (pamong memberi kesempatan pada beberapa remaja untuk menjawab). Ya, caranya antara lain dengan cara menegur teman jika berkata kotor, mengingatkan teman yang suka mencontek, dan lainnya. Yang perlu diingat adalah, lakukanlah itu dengan dasar kasih, bukan kebencian, dan dengan cara yang baik.

Aktivitas

  1. Pamong menyiapkan selembar kertas dan dibagikan pada setiap remaja.
  2. Pamong membacakan materi pertanyaan. Remaja menuliskan jawabannya pada kertas yang sudah dibagikan.
  3. Materi pertanyaan:
    1. Pernahkah kalian melihat kakak/adik/orang tua melakukan sebuah kesalahan? Lalu apa yang kalian lakukan? Apakah menegurnya? Ceritakan bagaimana caranya!
    2. Lalu bagaimana respon mereka?
  4. Jika sudah, pamong memilih secara acak remaja yang harus membaca jawabannya. Bisa dengan undian atau berdasarkan huruf depan nama panggilannya.

*Di akhir aktivitas pamong menekankan sekali lagi bahwa dasar dalam menegur adalah kasih dan dilakukan dengan cara yang baik.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak