Tahun Gerejawi: Paskah 7
Tema: Kekuatan Doa dan Pujian
Bacaan: Kisah Para Rasul 16:19-34
Ayat Hafalan: Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6-7)
Lagu Tema: KJ No 26 “Mampirlah Dengar Doaku”
Tujuan:
- Dengan membaca Kisah Para Rasul 16:19-34, remaja bisa mengenali ciri-ciri kuasa doa dan pujian
- Dengan sharing kelompok, remaja dapat menjelaskan kuasa doa dan pujian dalam kehidupan sehari-hari mereka
Penjelasan Teks (Hanya Untuk Pamong)
Paulus dan Silas sedang bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake lalu keesokan harinya tibalah mereka di Neapolis. Dari situ mereka ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia.
Pada suatu kali ketika mereka pergi ke tempat sembahyang, mereka bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan ilmu tenungnya, tuan dari hamba perempuan itu memperoleh penghasilan besar. Perempuan itu mengikuti Paulus dan Silas dari belakang sambil berseru, katanya: ”Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.” Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: ”Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.” Seketika itu juga keluarlah roh itu. Kondisi ini mengganggu tuan dari perempuan itu, sebab dengan keluarnya roh tenung dari perempuan itu penghasilan mereka yang dihasilkan dari kemampuan perempuan dengan roh tenung itu menjadi hilang. Itu yang membuat mereka melaporkan Paulus dan Silas agar ditangkap.
Undang-undang Romawi mengizinkan orang Yahudi menjalankan agama mereka sendiri, tetapi melarang penyebaran agama tersebut di kalangan warga Romawi. Paulus dan Silas dikenal bukan sebagai orang Kristen, tetapi sebagai orang Yahudi yang melanggar undang-undang ini. Di sisi lain, Paulus mendapatkan hak kewargaan Romawi dari ayahnya karena jasa keluarganya sehingga sejak kelahirannnya ia memiliki dua kewargaan ganda sebagai orang Yahudi dan dianugerahi kewargaan Romawi ( Kis 22: 25-29)
Warga negara Romawi punya hak-hak khusus yang diakui di seluruh kekaisaran Romawi. Mereka diatur hukum Romawi, bukan hukum provinsi setempat. Ketika dituduh, mereka bisa memilih diadili menurut hukum setempat, tapi kasusnya tetap bisa ditangani pengadilan Romawi kalau mau. Jika dijatuhi hukuman mati, warga negara Romawi berhak naik banding kepada kaisar.
Rasul Paulus memberitakan Injil di seluruh Kekaisaran Romawi. Dalam Alkitab, tiga kali Paulus menggunakan haknya sebagai warga negara Romawi, yaitu: (1) Dia beri tahu para pejabat pengadilan Filipi bahwa mereka telah melanggar haknya dengan memukulinya. (2) Dia beri tahu bahwa dia warga negara Romawi agar tidak dicambuk di Yerusalem. (3) Dia naik banding agar kasusnya diperiksa langsung oleh Kaisar Romawi (Kisah 16:37-39; 22:25-28; 25:10-12)
Kemauan mereka untuk melayani Tuhan dan memberitakan Injil tidak otomatis membuat mereka terbebas dari masalah, yaitu dipenjara. Tetapi iman mereka, buah dari kuasa doa dan pujian mereka, ketika menghadapi masalah mereka tetap percaya pada Tuhan, membuat mereka melihat mujizat.
Refleksi Untuk Pamong
Paulus dan Silas menghadapi hal yang tidak mudah. Mereka melakukan tugas pelayanan pemberitaan Injil. Itu adalah sebuah tugas dan tindakan yang baik, sangat baik bahkan. Tetapi ternyata tidak dengan otomatis mereka bisa terbebas dari tantangan dan masalah. Mereka ditangkap, disesah dan dipenjara. Perbuatan baik mereka, ternyata tiba-tiba berubah menjadi tindakan kriminal.
Yang menarik adalah respon mereka, mereka tidak marah kepada Tuhan. Mereka tidak ngomel-ngomel kepada Tuhan, mereka malah memuji Tuhan dan berdoa. Bisa dibayangkan betapa kuat jangkar kasih mereka kepada Allah. Mereka mempercayai Allah dalam suka dan duka. Mereka tetap mempercayai jejak kasih Allah dalam keadaan mereka yang terpenjara.
Jika dalam keadaan baik-baik saja, sangat mudah bagi kita untuk mempercayai penyertaan Allah. Tetapi di tengah kesulitan dan itu karena pekerjaan pemberitaan Injil, yang mungkin bagi kebanyakan orang sangat sulit untuk tetap mempercayai penyertaan dan kasih Allah di tengah penderitaan. Kemungkinan yang bisa terjadi, ketika kita sedang terlibat dalam pelayanan dan diijinkan mengalami penderitaan adalah ngundat-undat pekerjaan pelayanan mereka yang sudah di lakukan dan mengapa Tuhan membalas dengan penderitaan teraniaya dan terpenjara.
Pujian dan doa yang dipanjatkan oleh Paulus dan Silas di tengah penderitaan adalah wujud iman dan kasih mereka kepada Allah. Ini bukan sekedar pujian dan doa, tetapi pujian dan doa yang lahir dari rasa syukur dan percaya pada penyertaan Tuhan dalam suka dan duka. Rasa percaya bahwa Allah tidak akan meninggalkan mereka. Pujian dan doa mereka menjadi berkuasa menyelamatkan mereka karena lahir dari rasa percaya kepada kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup mereka. Ini bukan sekedar bernyanyi dan berdoa. Tetapi mengekpresikan iman melalui pujian dan doa. Yang melibatkan segenap perasaan tulus yang mengasihi Allah dan berserah sepenuhnya. Kuasa Allah yang dinyatakan dalam penderitaan mereka tidak hanya menyelamatkan mereka tetapi juga menyelamatkan orang lain yang melihatnya, yaitu kepala penjara dan keluarganya.
Pelayanan sebagai pamong juga sangat banyak tantangannya. Masalah bisa datang dari mana saja, dari pelayanan, dari keluarga, dari pekerjaan atau dari mana saja. Bagaimana cara kita menyikapi masalah tersebut adalah kualitas iman kita. Jika kita masih sanggup berdoa dan terus memuji Tuhan dengan rasa syukur disanalah bermuara segala kasih kita kepada Allah dan sesama yang kita layani. Kasih Allah yang dinyatakan dalam kehidupan kita juga mampu membuat orang lain yang melihat karya Allah di tengah penderitaan kita itu menjadi percaya kepada Allah yang menyertai kita. Kita justru dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk kemuliaan nama-Nya. Oleh karena itu di tengah situasi apapun yang kita alami, mari terus percaya pada penyertaan Tuhan sebab mungkin Allah memakai penderitaan itu untuk menyelamatkan kita dan menyelamatkan orang lain. Tuhan tidak mungkin salah mengijinkan apapun terjadi dalam kehidupan kita.pujian dan doa adalah bukti percaya kita pada hal itu.
Pendahuluan
- Remaja diajak membaca Kisah Para Rasul 16:19-34
- Remaja diajak mengidentifikasi ciri-ciri kuasa doa dan pujian dalam kehidupan Paulus dan Silas yang di penjara.
Cerita
Adik-adik setelah membaca Kisah Para Rasul 16:19-34 kita semua menjadi tahu bahwa, doa dan pujian yang Paulus dan Silas panjatkan sungguh-sunguh berkuasa menyelamatkan mereka dari penjara dan tidak hanya menyelamatkan mereka saja tetapi juga menyelamatkan kepala penjara dan keluarganya.
Di tengah situasi yang berat dalam penyesahan dan terpenjara, Paulus dan Silas tidak marah kepada Tuhan. Mereka malah memuji-muji Tuhan dan berdoa, tindakan itu lahir dari kuatnya iman percaya mereka kepada Tuhan yang tidak pernah meninggalkan mereka apapun yang terjadi dalam hidup mereka.
Masalah wajar saja terjadi dalam hidup kita, selama kita masih hidup. Apalagi para remaja yang sedang dalam penyesuaian untuk menjadi manusia yang akan meninggalkan masa remaja menuju ke manusia dewasa yang bertanggungjawab. Ada banyak masalah yang bisa terjadi karena kita sedang belajar beradaptasi dan menjadi bijaksana. Remaja sering diperhadapkan pada masalah-masalah dengan harapan dapat melewati setiap masalah dengan baik. Jika mampua ia akan menjadi manusia dewasa yang bijaksana.
Masalah itu wajar saja terjadi, yang penting adalah sikap kita terhadapnya. Sikap yang benar adalah tetap percaya bahwa Tuhan hadir dan menyertai. Tuhan tidak mungkin salah mengijinkan masalah hadir dalam hidup kita pasti ada manfaatnya bagi hidup kita. Berdoa dan memuji Tuhan dengan rasa syukur adalah tanda bahwa kita percaya Tuhan menyertai kita. Jika ada masalah kita semakin menjauhi Tuhan maka artinya kita tidak percaya Tuhan menyertai kita. Semakin kita jauh dari Tuhan semakin kacaulah hidup kita. Mari meneladani Paulus dan Silas yang tetap berdoa dan memuji Tuhan dalam kesusahan mereka dan Allah menyatakan kuasa-Nya melalui doa dan pujian meraka dan bahkan tidak hanya menyelamatkan mereka tetapi juga menyelamatkan kepala penjara dan keluarganya.seperti ada tertulis dalam Filipi 4:6-7 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Jadikan ini ayat hafalan ya
Aktivitas
Bahan:
kertas dipotong kecil – kecil dan ditulisi nama remaja yang hadir, sedotan dipotong ukuran 3 cm sejumlah remaja yang hadir, kaleng gelas atau sebanyak kelompok yang dibentuk.
Kegiatan :
- Remaja dibentuk menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri 5-10 remaja. Remaja diajak berdiri membentuk lingkaran (jika memungkinkan) diajak menyanyi jalan serta Yesus, setiap kata jalan, mereka akan berpindah arah jalan. Lalu minta mereka berkumpul menjadi 3 orang tiap kelompok, lalu ulangi lagi sampai terbentuk kelompok yang sesungguhnya misal yang diharapkan tiap kelompok 5 orang maka terakhir minta mereka berkumpul 5 orang. Jika sudah, minta mereka mencari tempat untuk sharing
- Sharingnya tentang pengalaman mereka menghadapi masalah hidup mereka dan bagaimana doa dan pujian berkuasa memberi kekeuatan dan jalan keluar dari masalah yang ada.
- Kertas bertuliskan nama remaja dimasukan ke dalam sedotan seperti kocokan arisan, lalu ditaruh di gelas atau Minta salah satu remaja untuk mengambil satu, nama yang tertera dialah yang akan membagikan sharingnya. Setelah itu dia mengambil sedotan dan membacakan nama yang akan sharing berikutnya, begitu seterusnya samapi semua bisa sharing.
Ditutup dengan menyanyi KJ No 26. Mampirlah Dengar Doaku