Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim 6:1-40
Tahun Gerajawi : Rekan sekerja Allah
Tema : Rekan sekerja Allah
Tujuan :
- Anak dapat menceritakan tokoh Gideon sebagai penyelamat yang ditunjuk oleh Tuhan.
- Anak dapat menyebutkan apa saja yang membuat mereka tidak percaya diri.
- Anak dapat menyebutkan apa yang harus dilakukan agar menjadi percaya diri.
- Anak dapat menegaskan bahwa dirinya dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan kebaikan pada orang lain.
Ayat Hafalan :
“… jangan katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah engkau sampaikan” (Yeremia 1: 7b)
LaguTema : “Aku Bisa Aku Pasti Bisa” (AFI Junior – https://www.youtube.com/watch?v=D_ZJgIiwWjE)
PENJELASAN TEKS
Kisah hakim-hakim secara garis besar memiliki kesamaan (seperti yang tertulis dalam penjelasan teks 4 Juli 2018). Mulai Othniel sampai Debora, pemilihan Hakim oleh Tuhan Allah terkesan praktis. Jadi, ketika ada masalah/penindasan, kemudian umat berteriak, pada saat itulah muncul sang terpilih itu.
Alur yang demikian ternyata tidak berlaku dalam kisah Hakim yang satu ini, Gideon. Mari kita perhatikan dulu data dirinya:
Nama : Gideon (arti: pahlawan perkasa, si penghancur, penebang (pohon))
Julukan : Zerubaal
Ayah : Yoas
Bani : Abiezer
Suku : Manasye
Jika dalam perikop dan tokoh Hakim yang lain kita hanya menjumpai narasi “maka Tuhan memilih seorang Hakim” dan setelah itu si terpilih langsung ‘dinas aktif’, berbeda dengan Gideon. Ketika firman itu dinyatakan melalui kedatangan malaikat, dia masih meminta tanda. Dan sekalipun dia menerima tanda seperti yang diminta (ay.18), (serta setelahnya Tuhan juga menunjukkan cara melawan Baal dan para penjajah) masihlah ada rasa kecil hati dan keraguan dalam dirinya, hal itu nampak dari permintaan Gideon tentang tanda dari Allah, bahkan sampai 2x.
Dari bacaan hari ini, point menarik yang dapat dipelajari dari Gideon, seorang pahlawan yang bahkan memiliki nama besar adalah untuk sampai pada keberanian dan kemantapan hati nyatanya butuh proses. Tuhan memberi ruang pada manusia untuk menggumuli panggilannya, di sisi lain ada penguatan dan dukungan dari Tuhan, Sang Pengutus.
LANGKAH-LANGKAH BERCERITA
- Pamong mengajak remaja menyaksikan ilustrasi (cuplikan film 300 Spartans)
- Penjelasan film/sinopsis film
Penakanan pada point: ada proses yang dilalui hingga mereka menjadi pemberani dan tangguh.
- Pamong mengajak remaja membaca perikop
- Pamong menjelaskan tokoh Gideon (mengacu pada penjelasan teks). Juga dikaitkan dengan ilustrasi.
- Remaja diajak untuk memperhatikan aplikasi dari ilustrasi dan kisah Gideon bagi kehidupannya.
- Remaja diajak untuk melakukan aktivitas: memperagakan lagu tema.
- Remaja diajak membaca ayat hafalan, sebagai motivasi melakukan pesan renungan hari ini.
ILUSTRASI
Cuplikan film 300 Spartans (diadegan pelatihan anak-anak Sparta untuk bertahan hidup)
Tambahan sinopsis film:
Film ini bercerita tentang peperangan raja dan pasukan Sparta yang berjumlah 300 orang melawan ribuan prajurit Persia. Meskipun akhirnya mereka kalah (karena ada penghianat yang membocorkan jalur penyerangan mereka) namun mereka sama sekali bukan musuh yang dapat diremehkan, bahkan raja Persia sendiri sempat gentar menghadapi pasukan tersebut. Namun dibalik kegagahan dan keberanian itu ada sejarah panjang yang harus dilalui, seperti yang kita saksikan tadi, setiap anak di Sparta dilatih untuk bertahan hidup sejak dini: dilepas di alam bebas. Tempaan itulah yang membangun keberanian dan rasa percaya diri mereka.
APLIKASI
Mirip degan cerita film tersebut, sejarah Israel pun mencatat nama Gideon sebagai Hakim yang hebat. Dia berani melawan baal, dan pada perikop selanjutnya dia dan pasukannya yang juga hanya berjumlah 300 mampu mengalahkan ribuan pasukan musuh. Luar biasa bukan?
Tapi, Gideon yang demikian ternyata tidak serta merta ada! Gideon adalah seorang yang memiliki riwayat diri ‘kecil’ – golongan anak termuda, dari bani/ golongan terkecil di suku yang juga kecil – membuat dirinya menjadi orang yang kurang percaya diri. Ditambah lagi dia tumbuh mendewasa sebagai suatu bangsa yang ditindas. Inferior syndrom itu menghinggapi dirinya. Sehingga sekalipun Tuhan sudah berfirman dia tidak segera yakin, dia masih meminta tanda, tidak hanya 1x tetapi 3x! Tetapi Tuhan bersabar dan berkenan memproses Gideon. Akhirnya sang pahlawan perkasa itu, menjadi pembebas Israel!
Seperti ungkapan yang menjadi judul renungan kali ini “ala bisa karena biasa” dan tentu karena Tuhan yang “membiasakan”, tidak hanya Gideon tetapi juga semua remaja yang dikasihi-Nya. Jadi, PD aja lagi!
AKTVITAS: Remaja diajak untuk memperagaan lagu tema dengan kreasi gerak masing-masing.
Gambar: Sweetpublishing.com