Bacaan: Timotius 4 : 8-16
Tahun Gerejawi: Pra Paskah V
Sub Tema: Setia
Tujuan :
- Anak dapat menjelaskan pentingnya setia kepada Tuhan.
- Anak dapat menyebutkan hambatan-hambatan untuk setia kepada Tuhan.
- Anak dapat menyebutkan factor pendukung untuk menjadi setia kepada Tuhan.
- Anak dapat membiasakan diri menjadi setia kepada Tuhan.
Lagu Tema: KJ 44 “SETIALAH”
PENJELASAN TEKS (untuk Pamong):
Secara usia, Timotius masih sangat tergolong muda, namun Rasul Paulus mempercayakan tugas pendampingan iman jemaat kepadanya. Rasul Paulus percaya kepada Timotius karena Timotius mendapatkan didikan iman yang baik dari neneknya Lois dan ibunya Eunike (2 Timotius 1 : 5). Bahkan Rasul Paulus menyebut Timotius dengan sebutan anakku yang sah di dalam iman. Sebutan ini menunjukkan bahwa Timotius adalah anak rohani Rasul Paulus. Mereka mempunyai kedekatan, sehingga Timotius dipercaya dan mendapatkan wibawa sebagai pembantu rasul untuk bertindak tegas terhadap penyeleweng-penyeleweng di bidang pengajaran (1 Timotius 1 : 3). Waktu itu terjadi penyebaran ajaran sesat. Ajaran sesat itu membuat jemaat menjadi bingung dan tersesat. Bahkan jemaat bisa menjadi murtad karena ajaran tersebut (ayat 1). Dengan demikian, Timotius menghadapi tugas yang berat di dalam melawan ajaran sesat, karena ajaran yang tersebar di jemaat berupa pemberlakukan pantangan-pantangan yang sangat berat dan juga membahas pengetahuan yang tinggi (Gnosis). Oleh karena itu, Rasul Paulus memberikan nasehat kepada Timotius. Setidaknya nasihat Rasul Paulus dapat dirangkum dalam dua garis besar.
Pertama, Rasul Paulus menasihatkan supaya kehidupan iman tidak dijalani dengan latihan badani saja, namun juga melalui ibadah. Latihan badani yang dimaksud di sini bukanlah senam atau olahraga. Rasul Paulus menunjuk pada pantangan-pantangan untuk makan dan kawin (ayat 3) sebagai latihan badani. Orang menggembleng dirinya agar jauh dari dosa melalui pantangan-pantangan tersebut. Kesannya, berpantang adalah sebuah upaya untuk menangkal yang jahat dengan mengendalikan dirinya. Rasul Paulus tidak menolak hal tersebut, namun Rasul Paulus melihat bahwa ibadah lebih mempunyai peranan yang penting. Oleh karena itu, Rasul Paulus menekankan agar setiap orang melatih dirinya beribadah (ayat 7), karena di dalam ibadah mengandung janji untuk sekarang dan berikutnya. Rasul Paulus menajamkan dengan mengatakan bahwa melalui ibadah kita meletakkan pengharapan kepada Allah. Dengan demikian, Rasul Paulus ingin mengatakan bahwa pantangan-pantangan yang diajarkan di dalam ajaran sesat itu hanya sekedar menanggulangi, namun apa yang menjadi dasarnya itu yang tidak jelas.
Kedua, Paulus memberi semangat kepada Timotius bahwa untuk menjadi teladan dalam iman, tidak ada syarat usia. Oleh karena masih muda itulah, Timotius harus betul-betul menggembleng dirinya dengan berporos pada Kitab Suci (ayat 13), mempergunakan karunia atau wibawa yang diberikan kepadanya (ayat 14) dan selalu mengawasi ajarannya sendiri (ayat 16). Menjadi tua itu pasti, namun dewasa adalah sebuah pilihan. Disitulah Timotius dituntut untuk setia.
Kesetiaan tidak memandang usia dan kemampuan. Sebaliknya, kesetiaan adalah sebuah latihan kehidupan yang tidak pernah berhenti. Menghadapi hal yang sulit membutuhkan sebuah kesetiaan dan ketelatenan.
CONTOH CERITA:
(pamong menyampaikan ilustrasi dari kisah “Imam Muda Yang Menjadi Buruh Pelabuhan”)
Imam Muda Yang Menjadi Buruh Pelabuhan
Pada sebuah masa, di kota pelabuhan di Prancis Selatan, buruh-buruh pelabuhan terkenal kasar dan jorok. Pada suatu hari datanglah seorang buruh muda yang simpatik bekerja di sana. Ia selalu melakukan banyak perbuatan baik bagi buruh-buruh pelabuhan dan tidak lupa memuliakan nama Tuhan. .
Walaupun pada mulanya orang muda ini sering ditertawakan oleh para buruh sebagai seorang yang sok saleh, tetapi akhirnya semua buruh sangat segan dan menghormatinya. Para buruh tahu kalau orang muda ini selalu memperjuangkan kepentingan buruh sampai-sampai ia melupakan kepentingannya sendiri. Oleh kehadiran orang muda ini, suasana mesum dan jorok mulai hilang dari pelabuhan itu.
Pada suatu hari terjadi bencana. Buruh muda yang simpatik itu meninggal dunia tertindih balok kayu ketika ia sedang membantu sesama buruh membongkar kayu-kayu dari kapal. Orang-orang mengerumuni dan menangisi jenasahnya. Ketika mereka memandikan jenasahnya, mereka melihat ia mengalungi sebuah medali. Di balik medali itu, tertulis namanya yang asli. Ternyata ia adalah seorang imam muda. Ketika itu semua buruh sadar bahwa seorang yang kudus dan penuh cinta kasih telah hadir dan peduli dengan mereka yang kasar dan jorok. Kehadirannya merupakan berkat dan rahmat dari Tuhan.
Sumber: Lalu, Yosef. 2002. Homili Tahun C. Jakarta: Komisi Kateketik KWI. 196-197.
Timotius adalah seorang rasul yang masih sangat muda, namun dipercaya oleh Rasul Paulus untuk menjaga jemaat dari ajaran sesat. Mengapa Rasul Paulus percaya kepada Timotius? Karena Rasul Paulus mengerti bahwa Timotius tumbuh dalam keluarga yang sangat kuat dan setia dalam menanamkan iman Kristennya. Modal awal itulah yang membuat Rasul Paulus mempercayakan pelayanan tersebut kepada Timotius. Mungkin kalau kita semua jadi seorang Timotius, maka kita pasti bertanya di dalam hati kita, “Apa benar aku bisa, padahal aku ini masih muda. Bisa apa aku?” Rupanya Timotius juga berpikir demikian. Rasul Paulus mengetahui pikiran Timotius. Rasul Paulus menegaskan bahwa Timotius bisa melakukan itu semua, asal Timotius setia untuk membuat dirinya lebih baik. Kesetiaan tidak memandang umur dan jabatan, namun kesetiaan lebih mengajak setiap orang untuk mematangkan dirinya.
AKTIVITAS :
1. Masing-masing remaja menuliskan satu aksi kesetiaan yang akan dilakukan dalam seminggu ke depan.
2. Minta remaja untuk membagi diri dalam kelompok kecil.
3. Di dalam kelompok, setiap remaja menyampaikan aksi yang ditulisnya dan menjelaskan alasan mengapa ia memilih aksi tersebut.
4. Akhiri kegiatan dengan doa, agar Tuhan menolong remaja untuk mewujudkan aksinya.