Puasa, Menahan Diri Tuntunan Ibadah Anak Madya 18 Februari 2018

13 February 2018

Bacaan :Yesaya 58:3-12
Tahun Gerejawi: Pra Paskah I
Tema :Puasa
Tujuan:

  1. Anak dapat menyebutkan arti puasa.
  2. Anak dapat menyebutkan tujuan puasa.
  3. Anak dapat melakukan puasa dengan cara berpantangan

Lagu Tema: Kidung Ceria 330 “Atas Makananku Ini”

Penjelasan Teks (Untuk Pamong):
Ibadah yang berkenan kepada Tuhan adalah sikap hati yang benar dalam tindakan yang saleh. Sebaliknya, perilaku rohani yang terlihat saleh, namun tidak keluar dari hati yang tulus adalah kemunafikan.

Israel bertanya mengapa Tuhan tidak memperhatikan upaya dan jerih payah mereka berpuasa (3a). Allah menjawab mereka dengan menunjukkan beberapa perbuatan mereka yang keliru, yaitu: bertindak semena-mena dan saling berkelahi (3b-5). Percuma melakukan hukum Tuhan yang satu sementara hukum-Nya yang lain dilanggar. Mengerjakan perilaku tak terpuji saat berpuasa sama dengan perbuatan sia-sia. Perilaku berpuasa seperti ini hanya sekadar tindakan lahiriah untuk menarik perhatian dan simpati orang lain, namun tidak dapat menipu Allah. Kiasan pedas “menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur” menunjukkan betapa bodohnya perbuatan mereka yang menggunakan simbol kesedihan palsu untuk menjangkau Allah (ayat 5).

Umat Israel mementingkan aturan agamawi dalam menunaikan puasa, tetapi melalaikan hakikat berpuasa yang diinginkan Allah yaitu, menegakkan keadilan (ayat 6) dan membagikan berkat kepada orang lain (ayat 7, 10) serta mematuhi hukum hari Sabat (ayat 13). Perilaku munafik itu membatalkan tercurahnya berkat Allah bagi mereka dan menghalangi kuasa Allah menjawab doa mereka (ayat 8-9, 12, 14). Jadi, berbuat baik bagi orang lain dan menaati peraturan Allah adalah perwujudan puasa yang sejati. Inilah perbuatan yang ingin Allah temukan hadir dalam diri umat-Nya.

Persiapan Cerita:
Pamong menyiapkan lembar kerja yang akan diisi oleh anak-anak di rumah dan akan dikumpulkan kemudian didiskusikan pada pertemuan mendatang.

Contoh Cerita: (untuk Anak-Anak)
Selamat pagi anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Hari ini kita akan melihat video tentang Budi dan Tuti (putarkanlah video “Indahnya Berbagi” sampai dengan menit 1.29).

Anak-anak bagaimana saat anak-anak melihat video tadi? (beri kesempatan kepada anak-anak untuk menjawab sesuai dengan yang mereka pikirkan)

Adakah yang tau arti dari puasa? Iya benar puasa adalah berpantangan dengan tidak makan dan minum bisa dalam jam tertentu atau tidak makan dan minum apa yang disukainya, atau mau membagikan apa yang dipunyai dan sangat disukai kepada teman yang lain yang membutuhkan, anak-anak bisa membaca bersama-sama di ayat 10a (ajak anak-anak untuk membaca Yesaya 58:10a).

Puasa bisa berarti juga berpantangan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik seperti tidak marah, tidak membantah orangtua, dll seperti yang ditulis di ayat 6 (ajak anak-anak untuk membaca Yesaya 58:6). Puasa itu tidak sama dengan diet lo ya. Kalau diet hanya tidak makan dan minum untuk jasmani supaya bisa kurus, tetapi berpuasa itu berpantangan bukan untuk jasmani kita tetapi juga untuk kebutuhan rohani kita.

Orang-orang Israel adalah orang-orang yang sangat taat menjalankan puasa. Tetapi mengapa Tuhan mengingatkan bangsa Israel melalui nabi Yesaya tentang puasa mereka? Mari kita lihat bersama-sama :

  1. Puasa dilakukan untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan.
    Manusia adalah ciptaan Tuhan, sehingga mereka harus merendahkan diri di hadapan Tuhan. Tetapi apa yang terjadi dengan bangsa Israel? Mari kita baca ayat 6 bersama-sama. Ternyata mereka masih meninggikan dirinya sendiri (sombong), merasa diri hebat karena berpuasa (=lalim). Selain itu mereka masih memberi beban besar kepada saudaranya yang lain. Disinilah mereka diingatkan bahwa saat berpuasa mereka tidak boleh menyombongkan diri tetapi harus merendahkan diri di hadapan Tuhan.
  2. Puasa dilakukan untuk mendisiplinkan diri dari keinginan duniawi.
    Mari kita bersama-sama membaca ayat 4. Ternyata saat berpuasa, bangsa Israel masih berbantah-berbantah (bertengkar) dan berkelahi dengan sesamanya. Mereka tidak lagi menuruti kehendak Tuhan, tetapi menuruti kehendaknya pribadi untuk kesenangan/kepuasannya sendiri. Padahal saat mereka berpuasa harus berani berpantangan terhadap hal-hal yang tidak baik yang selama ini dilakukan.
  3. Untuk menambah simpati kepada sesama, agar bisa merasakan penderitaan orang lain.
    Mari bersama-sama kita membaca ayat 10. Tentu tidak mudah memberikan apa yang enak dan disukai kepada orang lain, seperti cerita Budi dalam video tadi. Kok enak saja, wong ini makanan kesukaanku kok. Lebih baik memberikan yang tidak kita suka kepada orang lain. Tetapi Tuhan mengingatkan bahwa saat bangsa Israel berpuasa, mereka harus mau membagikan/memberikan makanan yang paling mereka sukai kepada orang lain yang membutuhkan supaya mereka bisa merasakan penderitaan orang lain.

Anak-anak yang terkasih.
Hari ini kita telah belajar apa itu arti puasa dan tujuan dari puasa. Mengapa kita belajar itu? Karena hari ini kita memasuki Minggu Pra Paskah 1 (pertama) dimana kita akan memulai mengenang akan masa-masa penderitaan Yesus. Disinilah kita diajak untuk mau berpuasa/berpantangan untuk melatih diri kita dihadapan Tuhan supaya kita benar-benar mau merendahkan diri dihadapan Tuhan, menjauhkan diri dari keinginan duniawi dan merasakan penderitaan orang lain. Sehingga kitapun akan bisa merasakan apa yang Yesus rasakan saat hendak memasuki masa penderitaanNya.

Aktivitas:
Anak-anak diajak untuk berpantangan selama satu minggu penuh dan dicatat di lembar kerja (ada di lembar peraga). Berpantangan makanan dan berpantangan perbuatan. Dikumpulkan dan didiskusikan pada pertemuan selanjutnya.

Lagu Tema: Kidung Ceria 330 “Atas Makananku Ini”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak