Bacaan: Kejadian 4:1-16
Tahun Gerejawi: Pra Paskah III
Tema: Kejujuran
Tujuan :
- Anak dapat menjelaskan alasan Kain berbohong pada Tuhan.
- Anak dapat menyebutkan akibat dari. kebohongan Kain.
- Anak dapat membiasakan diri untuk berlaku jujur.
Lagu Tema: “Anak Jujur Anak yang Hebat”
PENJELASAN TEKS: (Untuk Pamong)
Menurut KBBI, jujur berarti: lurus hati; tidak berbohong (misal dengan berkata apa adanya); tidak curang (misal dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku); tulus; ikhlas. Sedangkan kejujuran berarti: sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati). Artinya, kejujuran bukan hanya soal perkataan yang apa adanya, tetapi juga perbuatan, tingkah laku dan sikap hati.
Di peradaban yang semakin berkembang dan menawarkan banyak kesenangan dunia ini, kejujuran menjadi semakin mahal harganya. Banyak orang yang menempuh jalan yang tidak jujur untuk meraih kesenangan. Misalnya, korupsi uang negara untuk keuntungan pribadi atau golongan, berbohong demi menutupi kejahatan dan kesalahan diri atau orang lain, memalsukan identitas demi mencapai tujuan tertentu serta memberi kesaksian palsu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Bahkan anak-anak juga diajari tidak jujur sejak dini dengan mengijinkan mereka saling bercontekan atau membantu memberi jawaban pada saat pelaksanaan ujian nasional. Walaupun dengan tujuan baik, agar semua siswa dapat lulus sekolah, tapi ketika dicapai dengan jalan yang tidak jujur, maka tidak akan menjadi sebuah kebaikan lagi.
Cerita tentang kejujuran nampak dalam kisah tentang Kain dan Habel. Dari sini kita akan melihat bahwa ketidak jujuran akan menimbulkan resiko yang berat. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, mereka semakin terasing dari Allah. Sejak itu pula kecenderungan manusia untuk melakukan dosa juga semakin besar. Perihal persembahan Kain dan Habel kepada Allah mengawali kisah tindakan dosa Kain yang membuat ia dan keturunannya semakin terasing dari Allah. Pokok pemberitaan Kejadian 4:1-16 lebih pada reaksi Kain ketika persembahannya tidak berkenan di hadapan Allah dan resiko berat yang harus ditanggungnya.
Kain dan Habel adalah dua bersaudara, anak Adam dan Hawa yang sama-sama mempersembahkan korban kepada Allah. Tidak terjelaskan mengapa persembahan Habel lebih berkenan di hadapan Allah. Tidak jelas pula bagaimana Kain tahu bahwa persembahannya tidak berkenan bagi Tuhan. Tetapi yang jelas, respon Tuhan membangkitkan amarah dalam hati Kain. Kain merasa marah, cemburu / iri hati, sebal dan kecewa. Di tengah amarah yang bergemuruh dalam hatinya, dosa telah berkuasa atasnya sehingga ia mengambil keputusan untuk membunuh sang adik. Padahal, Tuhan sudah memperingatkan agar ia menguasai dirinya dari godaan dosa (ay. 7).
Tetapi setelah peristiwa itu, ia berbohong bahkan menjawab dengan pedas ketika Tuhan bertanya soal keberadaan Habel (ay. 9). Amarah yang berkuasa dalam dirinya telah melahirkan tindakan keji, membunuh adiknya. Lalu tindakan itu ditutupi dengan kebohongan di hadapan Allah. Respon Kain jalin-menjalin menjadi tindakan dosa yang tidak bisa diabaikan. Dosa itu mendatangkan malapetaka. Darah Habel ‘berteriak’ kepada Allah. Di Israel kuno ada kepercayaan bahwa darah dan kehidupan terikat secara tak terpisahkan. Dan Allah sungguh memperhatikan nasib Habel yang mati sekalipun tak berdosa itu. Hukuman yang diterima Kain sangat berat. Tak hanya diusir seperti orang tuanya, ia dan kaum keturunannya dikutuk menjadi pengembara. Namun demikian, hukuman itu bukan akhir dari segalanya. Ketika Kain menangis karena beratnya hukuman itu dan kuatir kalau-kalau akan ada yang menuntut balas kepadanya, maka Allah menaruh suatu tanda untuk melindunginya (ay. 15). Maka sekalipun Kain ada dalam hukuman, tetapi juga tetap dalam perlindungan Allah.
Dari sejak semula Tuhan menginginkan kejujuran dari manusia. Dari bacaan ini kita bisa mendapatlan berkat agar kita menjadi jujur dalam kehidupan sehari-hari. Karena ketidakjujuran dan dosa yang diperbuatnya, kain mendapat kutukan dari Tuhan. Tanah yang didiaminya tidak akan memberikan hasil. Dosa ketidakjujuran tentu akan memberidampak negatif pula dam kehidupan kita.
PERSIAPAN CERITA :
1. Siapkan kartu kejujuran sejumlah anak untuk dibagikan nantinya, seperti dalam gambar contoh.
2. Siapkan pensil untuk menulis.
CONTOH CERITA (Untuk Anak-anak)
Selamat pagi Anak-anak yang dikasihi Tuhan,
Tahukah kalian dongeng tentang Pinokio? Pinokio asalnya adalah boneka kayu yang berubah menjadi anak laki-laki dengan bantuan peri. Ada yang unik dari Pinokio. Ada yang tahu apa keunikannya? Iya, setiap kali Pinokio berbohong, hidungnya akan bertambah panjang. Nah, kalau kita yang bohong, hidung kita tambah panjang juga gak ya?
Anak-anakku sekalian, seperti Pinokio, kita semua juga akan menanggung akibatnya jika berbohong. Contohnya Kain. Kenapa Kain berbohong? Ceritanya seperti ini: Kain dan Habel adalah kakak-adik. Kain adalah seorang petani, sedangkan Habel adalah gembala kambing domba. Saat keduanya mempersembahkan korban, Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya, sedangkan Habel memberikan bagian terbaik dari ternaknya. Tetapi Tuhan lebih mengindahkan persembahan Habel ketimbang Kain.
Kain menjadi marah, kecewa dan iri hati kepada Habel. Kenapa kok persembahan Habel yang lebih diterima! Tuhan sudah mengingatkan bahwa jika hatinya dikuasai amarah, maka ia akan bisa jatuh ke dalam dosa. Karena tidak mampu menguasai dirinya, Kain yang sebal mengajak Habel ke ladang dan membunuhnya. Setelah itu, Tuhan bertanya kepadanya, ke manakah Habel. Kain menjawab “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Di sinilah Kain berbohong. Ia tidak mengakui perbuatannya yang sesungguhnya. Padahal Tuhan mengetahui semua perbuatan jahat yang sudah dilakukannya. Tetapi ia berpikir bahwa Tuhan tidak akan tahu.
Tuhan yang kecewa kepada Kain, memperhatikan kemalangan Habel. Maka ia menghukum Kain. Setiap tanah yang ditanaminya tidak akan menghasilkan, ia juga diusir dari negerinya. Ia semakin jauh dari Allah. Hidupnya harus mengembara, tidak punya tujuan tetap. Hatinya juga menjadi takut dan was-was jika sewaktu-waktu ia akan dihukum oleh orang lain jika ketahuan telah berbuat jahat. Ia menjadi jauh dari berkat Tuhan dan merasa hukumannya terlalu berat. Tetapi itulah akibat yang harus ditanggungnya karena ia tidak jujur mengakui kesalahannya di hadapan Tuhan.
Nah anak-anak, dari Kain kita belajar bahwa kejujuran, apalagi di hadapan Tuhan sangatlah penting. Ketika kita berbohong atau tidak jujur dalam melakukan sesuatu, maka kita pasti akan menanggung akibatnya. Misalnya, kalau kita berbohong kepada teman kita, atau berbuat curang ketika bermain, pastilah teman-teman kita akan menjauhi kita. Tidak mau lagi berteman dengan kita. Kalau kita berbohong kepada orang tua, misalnya waktunya pulang sekolah kita malah main tanpa pamit. Ketika ditanya kita menjawab ada pelajaran tambahan di sekolah. Lalu orang tua kita bertanya kepada bapak ibu guru atau teman kita, ternyata tidak ada pelajaran tambahan, maka pastilah kita dimarahi, mungkin juga tidak diberi uang jajan. Kalau kita tidak jujur ketika mengerjakan ulangan, misalnya dengan mencontek. Mungkin nilai kita akan baik, tapi kalau ketahuan guru, pasti nilainya dikurangi. Kalau mengandalkan contekan, bisa-bisa nilai kita bagus, tapi kita tidak mengerti pelajaran itu. Setiap kali kita tidak jujur, pasti akan ada akibatnya.
Di hadapan Tuhan juga begitu. Kita diajarkan untuk jujur ketika berdoa. Mengakui kesalahan kita kepada Tuhan, memohon pengampunan dan berubah. Tidak seperti Kain. Karena Tuhan mengetahui semua yang kita lakukan. Jika kita jujur kepada Tuhan, maka Tuhan pasti akan mengampuni, menolong dan memberkati kita. Tapi jika kita tidak mau jujur mengakui kesalahan, Tuhan pun akan kecewa dan bisa-bisa kita jadi jauh dari berkat Tuhan. Tuhan juga mungkin akan membiarkan kita menanggung akibat dari kesalahan itu agar kita bisa belajar untuk berubah.
Anak-anak yang dikasihi Tuhan, mari kita belajar untuk selalu bersikap jujur kepada siapa saja: orang tua kita, teman-teman, saudara dan juga kepada Tuhan. Jujur itu berarti berkata-kata sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi, berbuat sesuai dengan aturan yang berlaku dan berpikir dengan tulus tanpa ada maksud dan tujuan yang curang / tidak baik. Kejujuran dimulai dari hal-hal sederhana, berani mengakui kesalahan kita, bermain tanpa mencurangi teman, belajar dengan tekun agar tidak mencontek ketika ulangan dan tidak suka berbohong. Mari anak-anak, kita selalu belajar menjadi anak-anak Tuhan yang jujur. Tuhan memberkati. Amin.
Lagu Tema :
“Anak Jujur Anak yang Hebat” (Lagu dapat didengar dalam CD)
Anak jujur anak yang hebat, berkata selalu benar
Berkata selalu jujur, itu anak yang baik
Anak yang jujur disayang Tuhan (2x)
AKTIVITAS
- Berikut contoh kartu kejujuran yang perlu dipersiapkan pamong:
Anak diminta menuliskan perbuatan tidak jujur yang dilakukan anak-anak dalam hari itu. Sarankan untuk menulis dengan pensil agar dapat dihapus setiap harinya. Kartu itu dibawa sebagai wujud pengakuan / kejujuran kepada Tuhan setiap kali anak-anak berdoa sebelum tidur di malam hari. - Ajak anak-anak untuk merenungkan dan menuliskan satu atau beberapa perbuatan tidak jujur yang pernah mereka lakukan.
- Ajaklah anak-anak berdoa memohon pengampunan dan penyertaan Tuhan untuk memperbarui hidupnya. Katakan bahwa apa yang mereka tulis di balik kartu tersebut adalah tanda pengakuan kejujuran mereka di hadapan Tuhan.
- Kartu dapat dipergunakan setiap hari, dapat diletakkan dalam Alkitab. Setiap kali anak-anak melakukan perbuatan tidak jujur, dapat ditulis di bagian belakang kartu untuk dibawa dalam doa.
Gambar: http://sweetpublishing.com/