Bacaan: Nehemia 9: 1-37
Nats: “Bangunlah, pujilah TUHAN Allahmu i dari selama-lamanya sampai selama-lamanya!” (Nehemia9:5b)
Teman-teman, pada hari ini kita berkenalan dengan seorang tokoh sejarah GKJW yang merupakan orang asli pribumi yang bernama Kyai Paulus Tosari yang juga dikenal dengan sebutan Kyai Tosari. Beliau adalah salah seorang penginjil keturunan Madura di Pulau Jawa yang berbasis di Surabaya.
Sebutan Kyai pada jaman dulu adalah gelar umum yang biasa disematkan kepada orang-orang yang pantas untuk dihormati, biasanya yang berperan sebagai pengajar-pengajar ilmu tradisional ataupun ilmu keagamaan.
Kyai Tosari lahir pada tahun 1813 dan meninggal pada tahun 1882. Pada masa mudanya, beliau menjadi pengikut Tuan Coolen. Perjuangannya untuk belajar tentang ajaran Kristen, membawa Kyai Tosari berkenalan dengan ajaran Tuan Emde yang semakin memperlengkapinya. Hingga akhirnya Kyai Paulus Tosari menerima tanda baptisan dan mendapat nama tambahan Paulus.
Ketika memutuskan menetap di Mojowarno, beliau tampil sebagai pemimpin rohani umat. Beliau menjadi penginjil dan sekaligus guru jemaat Mojowarno. Di dalam kepemimpinannya, Mojowarno berkembang pesat dan penuh dengan semangat untuk berdikari. Beliau pun melakukan penginjilan di daerah yang terentang antara Sidoarjo sampai Madiun. Segala kegiatan penginjilan itu dilakukan pada sekitar tahun 1848.
Ayo, latih bakat seni musikmu! Tuliskan pelafalan not angka di bawah ini, ya!
Sebelum mengenal Kristen, Kyai Tosari sudah dikenal oleh orang-orang di sekitarnya sebagai seorang yang sangat mahir dalam dunia seni, khususnya dalam menyanyikan tembang-tembang Jawa. Setelah menjadi Kristen, Kyai Paulus Tosari menulis pengalaman iman dalam bentuk tembang atau puisi Jawa, sehingga banyak orang Jawa yang tertarik belajar kekristenan kepadanya.
Doaku: “Tuhan, aku mau melayani-Mu dengan talenta yang kumiliki. Amin”