Bacaan: Markus 3:1-6
Nats: “Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja.” (Markus 3:4)
Yuki dimusuhi banyak teman di sekolahnya gara-gara dia berhenti sejenak untuk membantu Felisha dalam pertandingan lari jarak pendek 100 meter saat Pekan Olahraga Sekolah Dasar (POR SD). Padahal Felisha itu lawan tandingnya dari sekolah lain. Lagipula, kurang dikit lagi…..Yuki pasti meraih juara 1. Banyak yang kecewa dan marah pada Yuki. “Yuki sok baik. Jadinya sekolah kita kalah”, keluh beberapa teman Yuki.
Yesus memilih untuk menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya di hari Sabat. Bagi Yesus, berbuat baik untuk menolong atau menyelamatkan manusia jauh lebih penting daripada aturan hari Sabat. Padahal, belas kasih atau perbuatan baik yang dilakukan Yesus itu bertentangan dengan aturan dan tradisi Yahudi. Akibatnya, orang-orang Farisi bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Yesus.
Berbelas kasih kepada sesama manusia tentu perbuatan yang mulia. Ini adalah salah satu ajaran Tuhan Yesus buat kita. Namun dalam prakteknya, terkadang kita justru bisa mendapat masalah atau kesulitan ketika membantu teman. Hati tulus untuk membantu dianggap bisa merugikan orang lain. Seperti yang dialami Yuki dalam cerita di atas. Tuhan Yesus semakin dibenci bahkan hendak dibunuh ketika Dia menolong orang yang mati sebelah tangannya di hari Sabat.
Apa saja resiko yang akan kamu hadapi ketika kamu berbuat baik kepada teman yang lain? Tulis di selembar kertas sebanyak-banyaknya ya.
1. ____________________________________
2. ____________________________________
3. ____________________________________
4. ____________________________________
5. ____________________________________
Doaku: “Berikanlah aku keberanian untuk tetap berbelas kasih sekalipun ada resikonya, Tuhan. Amin.”
