Bacaan: Pengkhotbah 7: 8
Nats: “Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang Sabar lebih baik dari pada tinggi hati” (Pengkhotbah 7: 8)
Pada hari Sabtu pagi, Robi berkeliling kampung dengan naik sepeda. Tiba-tiba rantai sepeda Robi terlepas, dan ia harus berhenti dari perjalanannya. Robi mencoba memasang rantai tersebut, namun sayangnya rantai itu tak kunjung bisa diperbaiki. Sudah sepuluh menit Robi mencoba memperbaiki sepedanya, karena tidak sabar lagi, Robi memaksa memasang rantai itu dengan cara yang tidak benar hingga akhirnya malah terputus. Robi menyesali apa yang dilakukannya. Karena rantai yang terputus, ia harus mendorong sepedanya hingga tiba di rumah. Apakah teman-teman pernah mengalami kejadian seperti yang dialami Robi? Karena tidak sabar, Robi harus menanggung akibat dari emosi yang tidak bisa dikendalikan.
Pengkhotbah dalam bacaan hari ini mengungkapkan bahwa kesabaran akan membuahkan suatu hal yang baik. Namun seringkali kita menghadapi keadaan yang membuat diri kita tidak sabar dan ingin meluapkan kemarahan. Agar kita tidak menyesal seperti yang dialami Robi, ayo kita mulai dengan belajar untuk lebih sabar, karena kesabaran dan kelemahlembutan adalah ciri sikap yang disukai oleh Tuhan.
Mari menyanyi lagu “Anak Monyet”
Anak monyet di atas pohon. Anak cacing di dalam tanah
Anak burung di dalam sangkar Anak Tuhan di dalam gereja.
Panjang muka, namanya kuda Panjang hidung, namanya gajah
Panjang tangan, itu pencuri. Panjang sabar, itu anak Tuhan
Doaku:Tuhan, tolong aku untuk lebih bersabar lagi menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku. Aku ingin menjadi anak-anak yang disukai oleh Tuhan, Amin